Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pekalongan, IDN Times - Listrik menjadi kebutuhan mutlak bagi manusia. Meski demikian, tidak seluruhnya dari mereka mampu menikmatinya. Salah satu yang merasakannya adalah masyarakat Dusun Sokokembang, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Mereka bisa menikmati pasokan listrik yang memadai dalam dua tahun terakhir, sejak pengoperasian Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTMH) Kayupuring pada akhir tahun 2018. Kehadiran PLTMH merupakan penantian panjang karena sudah puluhan bahkan ratusan tahun semenjak kampung itu ada, listrik tidak pernah mengaliri kampung mereka.
PLTMH merupakan buah manfaat jasa lingkungan (ecosystem services) hutan Petungkriyono. Kebermanfaatannya menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat dalam upaya konservasi di hutan yang menjadi satu-satunya hutan hujan tropis yang tersisa di Pulau Jawa. Inilah potret pemanfaatan hutan sebagai energi dalam menerangi masyarakat setempat.
1. Berbagai cara dilakukan masyarakat Dusun Sokokembang untuk penerangan terutama saat malam hari
Hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana Mulai dari memakai lampu damar berbahan bakar minyak tanah hingga membuat kincir air tradisional memanfaatkan air dari aliran anak sungai Welo yang membentang hutan Petungkriyono. Hal itu sudah dilakukan sejak tahun 1980an.
2. Vegetasi memengaruhi ketersediaan air di hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana Salah satu fungsi keberadaan hutan adalah menjaga keseimbangan debit air sehingga menjadi penyangga kehidupan manusia.
3. Manfaat hutan Petungkriyono yang tidak disadari adalah pemasok energi baru terbarukan (EBT)
PLTMH Sokokembang di sekitar hutan hujan tropis Petungkriyono Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana EBT yang dimaksud adalah PLTMH, bersumber dari air--sebagai sumber daya hutan--yang tidak akan pernah habis dan terisi lagi secara alamiah di hutan.
Baca Juga: 12 Potret Keanekaragaman Hayati di Hutan Hujan Tropis Pekalongan
4. PLTMH Kayupuring bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sukirno (43) membersihkan area PLTMH Kayupuring di sekitar hutan hujan tropis Petungkriyono. IDN Times/Dhana Kencana PLTMH yang dibangun atas permintaan dan usulan masyarakat kepada pemerintah, karena mereka sudah membuktikan keberhasilannya dalam menggunakan potensi air dari hutan Petungkriyono menjadi energi listrik.
5. Setiap rumah mendapatkan kuota listrik sebesar 450 watt
Sukirno (43) merawat generator PLTMH Kayupuring di sekitar hutan hujan tropis Petungkriyono. IDN Times/Dhana Kencana PLTMH Kayupuring berkapasitas 20 Megawatt (MW), mengaliri 45 Kepala Keluarga (KK) atau rumah yang tinggal di Dusun Sokokembang. Mereka cukup membayar Rp20 ribu setiap bulannya, sebagai iuran perawatan dan pengelolaan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
6. Hubungan hutan dengan masyarakat erat saling berhubungan
Dusun Sokokembang yang berada di sekitar hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana PLTMH tidak hanya mengatasi masalah pasokan listrik di Dusun Sokokembang tetapi mampu mendorong kesadaran masyarakat dalam menjaga hutan.
7. PLTMH di hutan Petungkriyono bentuk dari pengelolaan berbasis masyarakat
Sukirno (43) membersihkan sampah yang masuk intake (pintu air) PLTMH Kayupuring di sekitar hutan hujan tropis Petungkriyono. IDN Times/Dhana Kencana Konsep Community Based Forest Management merupakan langkah konstruktif kepada masyarakat supaya peduli terhadap lingkungan.
8. Kegiatan ekonomi produktif masyarakat Dusun Sokokembang berkembang
Safrudin (kiri) mengecek jahitan usaha konveksinya di Dusun Sokokembang Desa Kayupuring Kabupaten Pekalongan. IDN Times/Dhana Kencana Pengusaha konveksi, Safrudin merasakan dampak peningkatan kualitas kehidupan, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan.
9. PLTMH meningkatkan produktivitas dan menekan biaya operasional
Masyarakat Dusun Sokokembang bekerja sebagai penjahit. IDN Times/Dhana Kencana Safrudin tidak lagi mengontrak tempat--karena unit usahanya pindah ke rumah sendiri--, hemat akan biaya listrik, dapat menambah unit mesin jahit yang digunakan, dan dapat memberdayakan masyarakat untuk bekerja sebagai penjahit.
Baca Juga: 10 Potret Pemanfaatan Pohon Aren Khas Hutan Hujan Tropis Pekalongan
https://www.youtube.com/embed/2PxghEdJGOI