TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waiting List Plasma Konvalesen di Semarang Sampai 1.211 Kantong

Jumlah pendonor plasma tidak sebanding dengan permintaan

Layanan donor darah di UDD PMI Kota Semarang (IDN Times/Dhana Kencana)

Semarang, IDN Times - Daftar permintaan plasma darah konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang semakin panjang seiring peningkatan kasus COVID-19 di Jawa Tengah akhir-akhir ini. Tercatat hingga Jumat (9/7/2021), sudah ada 1.211 kantong permintaan donor plasma konvalesen yang belum bisa dipenuhi alias waiting list.

1. Permintaan plasma konvalesen terbanyak golongan darah O

Tingginya permintaan plasma konvalesen membuat stok darah tersebut kosong di UDD PMI Kota Semarang. Itu berlaku untuk jenis darah A, B, O, juga AB.

Dari data UDD PMI Kota Semarang yang diterima IDN Times, permintaan plasma konvalesen terbanyak untuk golongan darah O, disusul B, A, dan AB.

Baca Juga: 12 Cara Alami dan Mudah Melegakan Sesak Napas, Jangan Panik!

2. Hanya ada 3 Aphesis di Jawa Tengah

Layanan donor darah plasma konvalesen di UDD PMI Kota Semarang (IDN Times/Dhana Kencana)

Keterbatasan untuk pemenuhan plasma konvalesen terkendala beberapa faktor. Seperti minimnya jumlah pendonor dan ketersediaan Apherisis--alat untuk memisahkan antara sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma konvalesen--.

Di Jawa Tengah, alat tersebut hanya terdapat di UDD PMI Kota Semarang, UDD PMI Kabupaten Banyumas, dan UDD PMI Kota Surakarta.

"Di (UDD PMI) Semarang ada Apheresis 3 alat. Hanya kita cakupannya luas, sampai daerah-daerah Pantura juga seperti Blora, Grobogan, Pekalongan, Batang," jelas Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Donor UDD PMI Kota Semarang, Nevi Seftaviani saat ditemui IDN Times.

3. Pendonor sukarela plasma konvalesen masih sedikit

Layanan donor darah di UDD PMI Kota Semarang (IDN Times/Dhana Kencana)

Faktor lain yang memengaruhi adalah minimnya jumlah pendonor plasma konvalesen. Sebagian besar masih didominasi pendonor pengganti yang jumlahnya dibandingkan pendonor sukarela.

"Sekarang jumlah pendonor plasma sudah mulai meningkat. Namun tidak sebanding dengan jumlah permintaan yang juga semakin meningkat. Sehari (di UDD PMI Semarang) bisa mengambil 15--25 pendonor plasma yang masing-masing bisa menghasilkan 1--2 kantong. Karena saat ada penyintas, keluarga pasien sudah langsung dipesan atau booking menjadi pendonor pengganti buat keluarga yang sakit." imbuh Nevi.

Sementara itu, untuk permintaan kantong darah biasa atau non-plasma konvalesen sedikit mengalami penurunan, berkisar 300--400 kantong per hari. Adapun jumlah pendonor darah, memasuki masa PPKM darurat menurun 30 persen atau sekitar 100an orang per pekan.

Baca Juga: Klaster Hajatan, 88 Orang di Wonosobo Kena COVID-19, BOR 80 Persen

Berita Terkini Lainnya