TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir Terjang 8 Wilayah Pesisir Pantura Jateng, Prediksi BMKG Malah Dicuekin

Walhi desak Pemkot Semarang bikin startegi yang serius

Ilustrasi banjir (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Semarang, IDN Times - Kemunculan fase bulan purnama besar yang bersamaan dengan kenaikan air pasang tertinggi menyebabkan hampir seluruh wilayah pesisir Pantai Utara Jawa Tengah dilanda banjir. 

Mulai Kamis (16/6/2022) sampai Sabtu (18/6/2022), BMKG menyatakan, setidaknya ada delapan wilayah pesisir yang bakal dihantam banjir dengan ketinggian bervariasi. 

Baca Juga: Pesisir Jateng Waspada! BMKG Sarankan Hal ini Cegah Banjir Rob Pantura

1. BMKG Maritim Tanjung Emas prediksi banjir bisa 2 meter

Ilustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala BMKG Stasiun Metorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Retno Widyaningsih mengungkapkan, naiknya air pasang juga dipengaruhi kecepatan angin yang berembus cukup tinggi di Laut Jawa. 

"Angin yang berembus konsisten dengan kecepatan 36 kilometer per jam di Laut Jawa mengakibatkan peningkatan gelombang dengan ketinggian maksimum  mencapai 2,0 meter," ujar Retno dalam keterangan yang diterima IDN Times

2. Ada pengaruh bulan purnama dan kenaikan air pasang maksimum

Robert Karkowski dari Pixabay" target="_blank">Pixabay

Ia menyatakan banjir di wilayah pesisir bakal lebih tinggi ketimbang kondisi normal. Hal itu juga diperkuat dari pantauan citra satelit altimetri yang mana juga ada fenomena bulan super atau supermoon. Yaitu fase bulan purnama yang bersamaan dengan fase pasang air laut tertinggi yang terjadi pada 14 Juni 2022.

3. Daftar delapan daerah yang dihantam banjir

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Hasil pengamatan data water level di Stasiun Maritim Tanjung Emas serta prediksi pasang surut dari Pusat Hidro-oseanografi TNI AL (Pushidrosal), banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut:

  • Tanggal 16 Juni 2022

- Prakiraan Tinggi Pasang maksimum 100 cm (pukul 10.00-12.00 WIB). 

- Prakiraan Tinggi Gelombang wilayah Perairan Jepara dan Perairan Pati-Rembang dalam kategori  Rendah-Sedang (0,75 - 2,0 m). 

- Perairan Pekalongan-Kendal, Perairan Semarang-Demak dalam kategori Rendah (0,5 - 1,25 m).

- Kecepatan Angin 2 Knot - 15 Knot (3,7 km/jam - 27,8 km/jam). 

Wilayah yang perlu Waspada antara lain:

  1. Pesisir Kabupaten Pekalongan
  2. Pesisir Kota Pekalongan
  3. Pesisir Kota Semarang
  4. Pesisir Kabupaten Demak 
  5. Pesisir  Kabupaten Jepara 
  6. Pesisir  Kabupaten Pati
  7. Pesisir Kabupaten Rembang. 
  • Tanggal 17 Juni 2022

- Prakiraan Tinggi Pasang maksimum 110 cm (pukul 11.00-13.00 WIB). 

- Prakiraan Tinggi Gelombang wilayah, Perairan Pekalongan-Kendal, Perairan Semarang-Demak, Perairan Jepara dan Perairan Pati-Rembang dalam kategori Rendah (0,5 - 1,25).

- Kecepatan Angin 2 Knot - 15 Knot (3,7 km/jam - 27,8 km/jam). 

Wilayah yang perlu waspada antara lain:

  1. Pesisir Kabupaten Pekalongan
  2. Pesisir Kota Pekalongan
  3. Pesisir Kabupaten Kendal 
  4. Pesisir Kota Semarang
  5. Pesisir Kabupaten Demak 
  6. Pesisir Kabupaten Jepara 
  7. Pesisir Kabupaten Pati
  8. Pesisir Kabupaten Rembang. 
  • Tanggal 18 Juni 2022

- Prakiraan Tinggi Pasang maksimum 110 cm (pukul 11.00-14.00 WIB). 

- Prakiraan Tinggi Gelombang wilayah Perairan Jepara dan Perairan Pati-Rembang, Perairan Pekalongan-Kendal, Perairan Semarang-Demak dalam kategori Rendah (0,5 - 1,25m). 

- Kecepatan Angin 2 Knot - 15 Knot (3,7 km/jam - 27,8 km/jam). 

Wilayah yang perlu waspada antara lain:

  1. Pesisir Kabupaten Pekalongan
  2. Pesisir Kota Pekalongan
  3. Pesisir Kota Semarang
  4. Pesisir Kabupaten Demak
  5. Pesisir Kabupaten  Jepara 
  6. Pesisir Kabupaten Pati
  7. Pesisir Kabupaten Rembang. 

4. Kegiatan bongkar muat dan area tambak garam juga terdampak

Foto: MY

Retno menuturkan banjir kali ini akan menghambat aktivitas warga di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas. 

Selain itu, banjir juga berdampak pada bongkar muat di pelabuhan, rumah-rumah warga pesisir dan kegiatan para petambak ikan dan tambak garam. 

"Mohon menjadi perhatian bagi masyarakat yang berpotensi terdampak banjir rob untuk dapat diantisipasi. Karena banjir rob dapat menganggu keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat, kegiatan pemukiman pesisir serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," terangnya. 

5. Pemkot Semarang justru abaikan bencana banjir di pesisir

Ilustrasi banjir rob (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Tim Advokasi Walhi Jateng, Iqbal Alghofani, saat dikontak IDN Times menjelaskan, banjir yang menjadi persoalan klasik di area pesisir lantaran tidak adanya tindakan yang konkret dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. 

"Persoalan rob ini kan tidak hanya kenaikan muka laut. Tapi pengaruhnya di penurunan muka tanah. Cuman yang terjadi malah warga pesisir tidak banyak dikasih tahu terkait penurunan muka tanah. Padahal rob bencana yang pasti ada dan bisa terprediksi. BMKG juga sering mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir bulanan dan tahunan. Tapi akhirnya data ini tidak diapa-apain. Mestinya pemerintah merespons mitigasi bencana tersebut," tegasnya. 

Baca Juga: Banjir Pantura Jateng Dipicu Penurunan Tanah 5,6-10 Cm Per Tahun

Berita Terkini Lainnya