TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kakek di Jangli Semarang Ahli Morse Pernah Kawal Pelantikan Bung Karno

Mbah Soemardi kini berusia 96 tahun

Mbah Soemardi menunjukkan album foto kenangannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Semarang, IDN Times - Mbah Soemardi kedatangan tamu istimewa tepat saat perayaan HUT RI Ke-77. Tinggal di rumah Nomor 166 Jalan Tamtama Raya, Jangli, Tembalang, Kota Semarang, Mbah Soemardi rupanya disambangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Sosok Mbah Soemardi mencuri perhatian Ganjar karena dia merupakan veteran pejuang kemerdekaan yang memiliki semangat hidup yang tak pernah padam.

Ketika Ganjar tiba jam 14.30, kakek berusia 96 tahun itu sedang duduk di ruang tamu rurumahnya. Ternyata dia sudah menantikan kedatangan Ganjar Pranowo sejak mendapatkan kabar dari orang dekat beberapa hari sebelumnya.

"Kemarin dikabari, mungkin Pak Gubernur akan rawuh (datang) ke sini, tapi belum bisa dipastikan. Saya menanti-nanti kedatangan bapak dari tadi," ujar Soemardi kepada Ganjar. 

Baca Juga: Kisah Soetinah, Mantan Gerilyawan PMI yang Kini Tergolek Lemah di Tempat Tidur

1. Mbah Soemardi merupakan pengawal Ali Moestopo

Mbah Soemardi saat berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di rumahnya. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Setelah itu Mbah Soemardi terlibat obrolan panjang dengan Ganjar Pranowo. Kurang lebih 45 menit keduanya berbincang panjang lebar. 

Di usianya yang sudah renta, Mbah Soemardi masih punya ingatan yang tajam. Ia merupakan pensiunan TNI berpangkat Letnan Dua. Ia lahir di Kampung Jlagran Yogyakarta, 17 Mei 1926.

Mbah Soemardi berkata dirinya semasa masa pergolakan kemerdekaan Indonesia menjadi pengawal Ali Moestopo. Ia ingat waktu itu tahun 1946 ia mulai terjun mengikuti perang fisik melawan pendudukan Belanda saat agresi militer. 

"Awalnya saya ikut-ikutan saja, waktu itu diajak teman masa revolusi fisik, sekitar tahun 1946/47 di Blitar. Waktu itu saya jadi pengawal Pak Mustopo yang bertugas jadi komando train," katanya. 

2. Mbah Soemardi ahli morse

Mbah Soemardi melihat penjelasan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketika berbincang di rumahnya kawasan Jangli Semarang. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Di Blitar Jawa Timur, Mbah Soemardi bertugas dalam bagian perhubungan dan belum mendapatkan pangkat. Saat itu menjadi tentara juga tidak melalui pendaftaran tetapi secara sukarela. Tugasnya hanya melayani perhubungan. Ketika meletus perang melawan tentara kolonial di Jawa Timur, ia ikut menjadi salah satu ahli penyampai sandi atau morse.

"Saya tidak turun langsung berperang, saya menyampaikan morse atau kode situasi dan perintah dari atasan. Jadi waktu itu perintah yang kami terima tidak dalam tulisan tangan tetapi pakai kode lewat headphone, lalu saya mengetik dan menyampaikan (ke pasukan)," akunya.

3. Ikut amankan pelantikan Bung Karno jadi Presiden RIS

Presiden pertama RI Sukarno (Repro Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat)

Selanjutnya Mbah Soemardi pulang ke Yogyakarta. Di sinilah ia kemudian diajak saudaranya, Soemaryadi bergabung BKR dan masuk Polisi Tentara (Polisi Militer). Tepatnya saat meletus agresi militer Belanda II. Ia tergabung dalam pasukan yang mendapat tugas meledakkan dinamit di Jembatan Kali Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman.

"Saya resminya jadi tentara itu waktu agresi militer II. Pangkatnya Prajurit Dua. Dapat tugas operasi di daerah Gamping," kata Soemardi.

Sembilan bulan atau pas Desember 1949, ia dipercaya bertugas mengamankan pelantikan Ir Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) di Sitinggil, Keraton Yogyakarta. Pengamanan itu dilakukan untuk menghadapi segala gangguan atau misi penggagalan.

"Itu pertama kalinya saya bertemu Bung Karno," ujar Soemardi yang pensiun sebagai TNI tahun 1977.

Baca Juga: Penghayat Wringin Seto Blora Ramalkan Nasib Ganjar Pranowo: Bisa Mengayomi

Berita Terkini Lainnya