TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tragis! Para PRT Dipecat via WA Karena Majikan Takut Tertular COVID-19

Dipecat tanpa pesangon dan THR

Ketua Jala PRT Lita Anggraeni saat memberikan pendidikan bagi para PRT di Mijen. Dok SPRT Semarang

Semarang, IDN Times - Masa pandemik virus Corona (COVID-19) membuat para Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Semarang, harus menelan pil pahit. Betapa tidak, merebaknya COVID-19 yang berbarengan dengan perayaan Idulfitri 1441 Hijriyah menyebabkan PRT di Kota Semarang kehilangan pekerjaan. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Serikat PRT Merdeka (SPRT) Semarang, rentetan kasus pemecatan merebak sejak Maret kemarin. 

Baca Juga: Penjahit di Semarang Bikin Masker Khusus Untuk PRT Rentan COVID-19

1. Ada 15 PRT Semarang yang dipecat lewat WA

Ilustrasi WhatsApp. IDN Times/Irma Yudistirani

Nur Kasanah, Koordinator SPRT Semarang menyebut sudah ada 15 PRT yang dipecat oleh majikannya. "Itu kejadiannya sejak Maret kemarin sudah muncul. Tapi paling banyak ya April. Ada 15 PRT dipecat. Karena ada Corona, majikannya takut tertular dari PRT yang datang dari luar rumah," ujar Nur kepada IDN Times, Minggu (31/5).

Saat para PRT dimintai keterangan, para majikannya memecat mereka karena takut tertular COVID-19. Ia mengatakan 15 PRT kedapatan dipecat hanya melalui pesan WhatsApp. 

2. Para PRT hanya dapat janji palsu dari majikannya

Ilustrasi PRT. https://www.piqsels.com/

Tragisnya, kata Nur mereka sama sekali tak dapat THR ketika Lebaran tiba. Para majikan hanya menjanjikan akan mempekerjakan mereka lagi ketika COVID-19 sudah mereda. 

"Rekan-rekan PRT cuma diomongin gak usah kerja, nanti dipanggil masuk kerja lagi kalau pandemiknya sudah mereda. Itu pun cuma via WA. Otomatis mereka sejak Maret nganggur tanpa ada kejelasan sama sekali," bebernya. 

"Setelah dipecat, ada 15 PRT gak dapat pesangon, gak dapat THR. Ada juga yang disuruh masuk tapi dapatnya separuh gaji sekitar Rp600 ribu. Alasannya, majikannya saat ada virus Corona kerjanya juga di rumah," sambungnya. 

3. Beberapa PRT cuma dapat kaleng biskuit dan sirup sebagai pengganti THR

uangonline.com

Dari 250 PRT yang jadi anggotanya, mayoritas yang dipecat tinggal di Kedungjangan, Mijen. Ia bilang tindakan majikan yang seenaknya memecat RT sama saja dengan upaya untuk ngemplang pembayaran THR. Malahan ia menemukan beberapa PRT yang dapat THR berupa kaleng biskuit dan sebotol sirup. 

"Selama pandemik, para majikan ini berupaya ngemplang THR. Modusnya menghindari pemberian THR. Ada juga yang ngasih THR seadanya, hanya ngasih kaleng biskuit dan sirup. Itu kejadiannya banyak di Kedungjangan. Ketika virus Corona muncul, tindakan yang mereka lakukan malahw lebih frontal," jelasnya. 

Baca Juga: Kesetrum saat Ambil Jemuran, Kedua Tangan PRT Terpaksa Diamputasi

Berita Terkini Lainnya