Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka untuk sementara ini meraih kemenangan di bursa Pilwakot Solo hasil quick count atau hitung cepat. Pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa menang 85 persen dari rivalnya Bagyo Wahyono-FX Supardjo.
Baca Juga: Menang Telak, Gibran-Teguh Bakal Sowan ke Rivalnya, Pasangan Bajo
Baca Juga: Gaya Busana Gibran Saat Nyoblos, Kemeja Motif Salur Biru Merah Muda
1. Warga Solo tidak kaget Gibran menang di Pilwakot
Teguh Yuwono, Pengamat Politik dari Fisip Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyatakan kemenangan yang diraih Gibran-Teguh bukanlah sesuatu yang mengagetkan. Sebab, Gibran yang diusung PDIP dengan massa yang dominan bisa menang dengan mudah di Kota Bengawan.
"Siapapun yang diusung PDIP di Solo pasti menang. Karena partainya punya masa yang sangat dominan maka kemenangan Gibran tidak jadi hal yang mengagetkan buat masyarakat," ungkapnya ketika dihubungi IDN Times, Rabu (9/12/2020).
2. Gibran diuntungkan pamor Jokowi selama jadi Wali Kota Solo dua periode
Gibran Rakabuming Raka (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha) Teguh bilang Gibran sebagai anak presiden juga diuntungkan dengan pamor Joko Widodo semasa menjadi Wali Kota Solo selama dua periode. Jokowi yang populer selama memimpin Solo dianggap mampu mempengaruhi sisi psikologi warga Solo untuk mencoblos gambar anaknya di bilik suara.
"Gibran yang jadi putra presiden sekaligus anak mantan Walikota Solo bisa mempengaruhi psikologi para pemilih. Jadi kemenangan Gibran jauh hari sudah diduga semua orang. Apalagi kan keberhasilan Jokowi di Solo tidak bisa dilupakan oleh wong Solo begitu saja," ungkapnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Pakar politik Undip: Dinasti politik gak melulu jelek. Di Amerika cukup bagus
instagram.com/Gibran_rakabuming Justru, menurutnya ini jadi tantangan sekaligus beban berat bagi Gibran saat memimpin Kota Solo. Teguh memperkirakan Gibran pasti dituntut oleh warga Solo agar bisa menuai kesuksesan seperti ayahnya.
"Dan proses kepemimpinan turunan dari ayahnya bagi saya itu bukan sebuah politik dinasti. Soalnya secara hukum dan politik siapapun berhak mencalonkan diri jadi pemimpin. Ya itu sah sah saja," ujarnya.
"Toh politik dinasti gak melulu jelek kok. Sistemnya bisa juga jadi hal yang bagus seperti keluarga Bush memimpin Amerika Serikat. Sudah gak relevan sekarang bicara politik dinasti," tambahnya.
Baca Juga: Hitung Cepat Pilkada Solo, Gibran Klaim Raih 85 Persen Suara