TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vaksin DPT Kosong, Puskemas Semarang Ganti dengan Pentabio, Amankah?

Vaksin Pentabio dianggap lebih komplit, lho

Ilustrasi imunisasi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Semarang, IDN Times - Sejumlah puskemas di Kota Semarang memilih mengganti penggunaan vaksin DPT dengan obat lain bernama vaksin Pentabio. Pemakaian vaksin Pentabio dianggap menjadi salah satu cara untuk menyikapi kekosongan stok vaksin DPT yang digunakan pada bayi berusia 2 bulan.

Baca Juga: Panduan Lengkap 15 Jenis Imunisasi Untuk Anak dan Jadwalnya

1. Puskesmas Pandanaran memilih pakai vaksin Pentabio

ilustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Puskemas Pandanaran Semarang, Nur Dian Rakhmawati mengaku telah menjalankan instruksi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang memerintahkan menggunakan vaksin Pentabio untuk program imunisasi bagi bayi yang baru lahir.

"Memang sebelumnya DPT itu kan gak ada kiriman lagi, di sisi lain permintaan masyarakat untuk mengimunisasi bayinya itu meningkat. Maka cara yang kita tempuh dengan menggunakan vaksin Pentabio. Ya kita ganti dengan jenis vaksin yang lebih komplit aja," kata Dian kepada IDN Times via telepon, Jumat (1/10/2021).

2. Puskemas jamin vaksin Pentabio aman dipakai oleh bayi

Ilustrasi bayi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww

Vaksin Pentabio merupakan vaksin kombinasi yang berisi obat Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenza tipe b. Dian mengklaim penggunaan vaksin Pentabio telah disosialisasikan kepada para ibu. Dirinya pun menjamin bahwa Pentabio aman digunakan bagi bayi yang baru dilahirkan.

"Ini aman kok. Kan kandungan vaksinnya lebih lengkap ketimbang DPT. Kalau DPT fungsinya untuk pencegahan difteri, pertusi dan tetanus. Yang Pentabio ini ada Hepatitisnya, rekombian, influenza. Menurut saya gak masalah mengganti DPT dengan Pentabio. Fungsinya juga sama," ungkapnya.

3. Dokter anak khawatirkan kekosongan stok vaksin ganggu kesehatan bayi

Ilustrasi vaksin. flickr/Sehat Negeriku

Terpisah, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah Choirul Anam mengkhawatirkan kekosongan stok vaksin DPT bisa berisiko memunculkan wabah baru yang dialami oleh bayi. Jika kekosongan dibiarkan berlarut-larut tanpa kejelasan, ia mengatakan nantinya bisa memicu lonjakan penyakit lainnya.

"Karena yang akan dirugikan anak-anak yang paling kita takutkan terjadi lonjakan kasus yang sebenarnya bisa dihindari dengan vaksin seperti difteri, campaign, tetanus, campak dan hepatitis B," bebernya.

Baca Juga: Serapan Baru 46 Persen, Kabupaten Semarang Kejar Pakai Vaksin Keliling

Berita Terkini Lainnya