TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Klaster Sekolah di Solo: Anak-anak Gak Disiplin Protokol Kesehatan

Orang dewasa dan orangtua harus jadi contoh mereka

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr Reisa Broto Asmoro. IDNTimes/Larasati Rey

Surakarta, IDN Times - Banyaknya klaster sekolah menyita perhatian Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku, dr Reisa Broto Asmoro. Ia menilai munculnya klaster tersebut akibat dari anak-anak sekolah yang kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan virus corona.

Baca Juga: Klaster Sekolah Meluas! 15 Siswa SMP di Solo Terpapar COVID-19

1. Kurang dalam penerapan protokol kesehatan

Guru SMKN 9 Semarang, mengedukasi anak untuk selalu mengenakan masker, menggunakan hand sanitizer, dan menjaga kebersihan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan COVID-19, saat daftar ulang penerimaan peserta didik baru (PPDB), Senin (21/6/2021). Hal tersebut dilakukan melatih siswa peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan orang lain, sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19, baik di rumah maupun lingkungan sekolah. (IDN Times/Dhana Kencana)

Saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Pagelaran Keraton Surakarta, dr Reisa mengatakan jika penerapan protokol kesehatan di sekolah kurang mendapat perhatian, terlebih banyak anak-anak yang tidak memakai masker.

"Saya lihat sendiri banyak di lingkungan anak-anak tidak pakai masker. Prokes harus dibiasakan," ujarnya Sabtu (22/10/2021).

2. Minta agar 3T dimaksimalkan

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr Reisa Broto Asmoro.IDNTimes/Larasati Rey

Untuk mencegah meluasnya klaater di sekolah, Reisa pemerintah daerah harus segera mengantisipsi sekolah dengan penerapan 3T (Testing, Tracking, Treatment) yang saat ini masih kurang maksimal.

Reisa menyebut jika kekebalan komunal pelajar khususnya anak dibawah 12 tahun belum terbentuk. Apalagi belum ada penelitian klinis untuk vaksinasi anak usia tersebut.

"Menunggu penelitian yang memandai sesui standar. Doakan semoga (Vaksin anak dibawah 12 tahun) segera bisa tersedia," jelasnya.

Peran orang dewasa dan orangtua di sekitar anak-anak menjadi ujung tombak pembentukan kekebalan komunal. Reisa mengaku orang dewasa juga harus sudah vaksinas lengkap sebagai upaya melindungi diri sendiri dan anak-anak.

"Orang-orang di sekitarnya (anak-anak) harus sudah divaksinasi. Itu menjadi perlindungan bagi anak, karena anak dibawah 12 tahun belum bisa vaksin," ungkap Reisa.

Baca Juga: Vaksinasi di Keraton Solo, KTP non Surakarta Bisa Daftar

Berita Terkini Lainnya