TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lokasi Wamenparekraf Pingsan: Tempat Berhenti Kereta Jenazah Keraton

Acara bertentangan dengan filosofi Keraton Solo

Putri PB XII GKR Koes Moertiyah. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Insiden Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krearif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo yang mendadak pingsan saat acara jumpa pers Atraksi Prajurit Keraton di Kori Kamandungan, Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (6/11/2021), menjadi buat bibir banyak orang. Putri PB XII GKR Koes Moertiyah yang saat itu tak hadir dalam acara turut menjadi sasaran pertanyaan dari para Sentono Ndalem dan masyarakat.

Baca Juga: Gibran Siap Kawal Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS Saat Diklat Menwa

1. Gusti Moeng banjir pertanyaan

Dok. LDA Keraton Solo

Wanita yang akrab disapa Gusti Moeng tersebut mengaku insiden tersebut sontak membuatnya kaget karena banyak menanyakan peristiwa itu.

"Grup-grup media dan grub-grub WA (red: Whastapp) saya yang membahas dan menanyakan kepada saya, tapi kami sendiri Lembaga Dewan Adat menyikapinya ya itu kan peristiwa yang mungkin kelelahan atau memang kalau dianggap mereka itu tidak pas tempatnya," ujarnya Minggu (7/11/21).

2. Lokasi acara tak sesuai dengan filosofi keraton

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat acara launching Atraksi Prajuri Keraton. (Dok. Humas Pemkot Solo)

Gusti Moeng mengungkapkan filosofi lokasi penyelenggaraan atraksi prajurit di Kori Kamandungan dianggap tidak pas dalam filosofi Keraton. Ia mengungkapkan jika lokasi tersebut merupakan tempat pemberhentian kereta jenazah keraton.

Gusti Moeng juga menyayangkan penyelenggaraan acara tersebut karena seharusnya bisa diadakan di alun-alun atau di pagelaran kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.

"Saya sendiri pernah dipesan Sinuhun PB XII bahwa tidak semestinya mengadakan acara di Kamandungan. Kan ada alun-alun, ada pagelaran yang dimana itu tempatnya lebih pas dan lebih di dalam keraton itu sendiri, lebih beretika," jelasnya.

Ia menambahkan, "Kalau di Kamandungan itu bukan tempatnya, mungkin mereka tidak tahu filosofinya. Itu kan Baleroto dan Kamandungan filosofinya kalau orang sudah meninggal. Baleroto itu tempat menghentikan kereta jenazah sedangkan Kamandungan itu sendiri adalah penggambaran bahwa manusia sudah posisinya sudah ditandu atau dipikul."

Baca Juga: Jumpa Pers, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Pingsan, Gibran Panik

Berita Terkini Lainnya