TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keistimewaan Aspal Campuran Limbah Plastik yang Diuji Coba di Banyumas

Dicampur dengan Limbah Plastik

Bupati Banyumas menyorong aspal hotmix yang telah dicampur plastik saat uji coba di jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Jumat (27/12). Aspal ramah lingkungan ini lebih kuat dan menjadi solusi persoalan sampah di Banyumas. Humas Pemkab Banyumas

Banyumas, IDN Times - Kabupaten Banyumas menguji coba aspal hotmix ramah lingkungan di jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Jumat (27/12). Disebut ramah lingkungan karena aspal ini menggunakan limbah plastik sebagai campurannya. Uniknya, aspal campuran plastik ini diklaim lebih kuat dari aspal biasanya.

Baca Juga: Jalan di Kota Tegal Diperbaiki Pakai Aspal Campuran Sampah Plastik

1. Bagian solusi persoalan lingkungan

Bupati Banyumas menyorong aspal hotmix yang telah dicampur plastik saat uji coba di jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Jumat (27/12). Aspal ramah lingkungan ini lebih kuat dan menjadi solusi persoalan sampah di Banyumas. Humas Pemkab Banyumas

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas, Irawadi, mengatakan, proses pencampuran sampah plastik dengan aspal hotmix merupakan upaya mengatasi persoalan sampah yang sempat menghebohkan Banyumas.

“Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan tambahan pada campuran beraspal panas adalah sebagai salah satu solusi bagi permasalahan limbah plastik yang merupakan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan” kata Irawadi.

2. Aspal campuran plastik lebih kuat

Bupati Banyumas menyorong aspal hotmix yang telah dicampur plastik saat uji coba di jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Jumat (27/12). Aspal ramah lingkungan ini lebih kuat dan menjadi solusi persoalan sampah di Banyumas. Humas Pemkab Banyumas

Ia mengatakan, tidak semua sampah plastik bisa dijadikan campuran. Sampah plastik yang digunakan untuk campuran harus kering, bersih dan terbebas dari bahan organik dengan ukuran maksimal 9,5 mm.

Bahan limbah plastik yang digunakan dalam campuran beraspal panas juga dibatasi hanya untuk jenis kantong kresek (Low Density PolyEthylene) yang telah melalui proses pencucian dan pencacahan.

Menurutnya penggunaan limbah plastik sebagai campuran hanya sebesar sekitar 6 persen. Dengan kata lain, dari 1 ton aspal membutuhkan 2,51 kg limbah plastik. Secara teknis, kata dia, aspal plastik 40 persen lebih tahan terhadap deformasi dan retak.

Pada uji coba ini, limbah plastik yang digunakan masih berasal Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sampah yang ada di Purwokerto. Pada uji coba ini, dari dari 300 Kg yang tersedia, baru 75 kg yang memenuhi syarat sebagai bahan campuran. Ini menjadi pembelajaran semua KSM agar sampah plastik yang digunakan sesuai sepesifikasi.

“Pada tahun 2020 DPU akan melaksanakan pembangunan jalan sepanjang 103 Km x 4 meter dengan dana kurang lebih Rp 4 miliar dan diperkirakan menggunakan sampah plastik sebanyak 95 ton,” ujar Irawadi.

Proses pencampuran limbah plastik dengan Asphalt Mixing Plant (AMP) dilakukan melalui lubang kontrol pugmill. Untuk mempermudah proses pencampuran, limbah plastik dikemas ulang dalam kantong dengan takaran berat per-batch campuran aspal.

Baca Juga: Bodi Mobil Kena Aspal? Oleskan Saja Selai Kacang

Berita Terkini Lainnya