Masalah Sampah dan Pompa Air Jadi Pemicu Banjir Semarang di Awal Tahun 2024

Perlu dibuat penyaring sampah agar tidak ganggu aliran air

Semarang, IDN Times - Banjir kembali menerjang Kota Semarang khususnya di wilayah Semarang Barat saat hujan lebat, Senin (1/1/2024). Pemicu banjir itu masih sama dengan sebelumnya, yakni karena sampah yang menyumbat saluran air dan pompa air yang tidak berfungsi. 

1. Masih ditemukan banyak tumpukan sampah

Masalah Sampah dan Pompa Air Jadi Pemicu Banjir Semarang di Awal Tahun 2024Petugas membersihkan sungai dari sampah di di Sungai Krobokan Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hal itu diketahui ketika Pemkot Semarang meninjau dua rumah pompa pengendalian banjir di wilayah Semarang bagian Barat yakni Tawang Mas dan Madukoro, Selasa (2/1/2024). Dalam pantauan di Rumah Pompa Tawang Mas masih banyak ditemukan tumpukan sampah di saluran air.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui jika sampah dan masalah pompa air masih menjadi problematik pemicu banjir di Ibu Kota Jawa Tengah. Pihaknya langsung meminta kepada dinas terkait untuk segera membuat screen penyaring sampah agar limbah padat tidak mengganggu aliran air.

“Karena sampah mulai ada di Bojong Salaman terus Pusponjolo, Karangayu kemudian Semarang Indah. Sehingga, kalau masing-masing ada screen itu akan minimal bisa menyaring sampah-sampah (red: yang akan menuju) di Tawang Mas,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Kementerian PUPR Optimalkan Rumah Pompa untuk Atasi Banjir Semarang 

2. Penyaring akan tangkap sampah yang menuju hulu

Masalah Sampah dan Pompa Air Jadi Pemicu Banjir Semarang di Awal Tahun 2024Pekerja membersihkan Sungai Krobokan, Semarang Barat dalam rangka program BRI Peduli ''Jaga Sungai, Jaga Kehidupan'', Rabu (6/12/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Penyaring ini akan menangkap sampah-sampah yang terbawa air dan akan menuju ke hulu. Kemudian, masalah lain juga ditemukan di Tawang Mas, yakni terdapat kerusakan pada panel penggerak yang menjadi pemicu pompa tidak bisa digunakan untuk menyedot air banjir.

“Ada kerusakan satu panel yang berfungsi sebagai penggerak. Satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang, kemudian kedua tambahan kapasitas pompa, karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga,” jelas perempuan yang akrab disapa Ita.

Untuk diketahui, satu pompa air seharga sekitar Rp12 miliar. Pemkot Semarang mengajukan minimal bisa tambah satu pompa lagi pada tahun 2024.

Selanjutnya, saat meninjau di Rumah Pompa Madukoro, Pemkot Semarang masih membutuhkan bantuan dua unit pompa mobile. Pompa moblie ini digunakan untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.

“Kedua, permasalahannya sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Jadi, pompa ini dari sejak 2014 bantuan BBWS, karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat. Sehingga kita upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR karena memang dulu bangunannya dari Pemkot Semarang, sedangkan mesinnya BBWS atau PUPR. Saat ini sedang kita upayakan, tapi kalau tidak bisa kita beli satu dulu. Sebab, kapasitasnya dua pompa 2.000 liter,” jelasnya.

3. Pengendalian banjir terkendala masalah sedimentasi

Masalah Sampah dan Pompa Air Jadi Pemicu Banjir Semarang di Awal Tahun 2024Aktivitas pengerukan sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat yang menggunakan ekskavator milik tim BBWS Pemali-Juana. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara itu, Ita mengaku pengendalian banjir di Kota Semarang masih terkendala dengan permasalahan sedimentasi. Seperti di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.

“Air laut sedang pasang, jadi air lari ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimennya sudah kayak daratan. Sehingga, yang seharusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita koordinasikan dengan BBWS atau PUPR,” tandasnya.

Baca Juga: Proyek Tanggul Laut Semarang Pakai Tanah Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya