Dirumahkan, Buruh Lepas di Semarang Jualan Masker Keliling Kampung

Selembar masker dijual Rp3-Rp10 ribu

Semarang, IDN Times - Pandangan mata Siti Nurhayati menerawang jauh saat menatap kerumunan para buruh yang sedang merayakan May Day di bundaran Simpang Lima Semarang, pada hari ini Jumat (1/5).

Dengan ditemani seorang rekannya, Siti hanya bisa duduk termenung. Ia menganggap perayaan Mau Day tahun ini jadi hari yang terburuk baginya.Pabriknya yang beroperasi di bidang konveksi akhirnya limbung sejak pandemik virus Corona (COVID-19) merebak di Semarang.

1. Siti sudah dirumahkan selama sebulan terakhir

Dirumahkan, Buruh Lepas di Semarang Jualan Masker Keliling KampungIlustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia yang bekerja sebagai buruh lepas pun kena imbasnya. Ia pun sudah dirumahkan oleh pihak pabriknya. Ia tak dapat gaji, sisa upah dan THR.

"Sebulan terakhir saya malah sudah dirumahkan sama pabrik. Ya sekarang saya gak punya penghasilan apa-apa lagi. Padahal saya harus membiayai satu anak saya sama bapak di rumah," kata warga Jalan Rorojongrang Raya Manyaran ini.

Baca Juga: Curhat Buruh: May Day 2020 Paling Kelam Bagi Buruh

2. Siti ngaku jualan masker keliling buat bertahan hidup

Dirumahkan, Buruh Lepas di Semarang Jualan Masker Keliling KampungPara buruh saat bertemu Kapolda Jateng saat rayakan May Day. Dok Humas FSPMI Jateng

Untuk bertahan hidup, Siti akhirnya hanya bisa mengandalkan kemampuannya menjahit pakaian. Sebuah mesin jahit yang teronggok di rumahnya, ia pakai lagi.

Siti mengaku kini jalan satu-satunya dengan jualan masker keliling kampung untuk menopang perekonomian keluarganya setiap hari.

"Akhirnya daripada gak punya penghasilan lagi, ya saya bikin masker sendiri. Terus saya jual ke warung-warung. Setiap hari saya keliling jualan masker. Selembar harganya Rp3.000 sampai Rp10 ribu tergantung kualitasnya," aku anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jateng ini.

3. Sudah ada 5.000 buruh FSPMI yang dirumahkan. Pemerintah didesak hentikan Omnibus Law

Dirumahkan, Buruh Lepas di Semarang Jualan Masker Keliling KampungCermati.com

Sedangkan, Zaenudin, Koordinator FSPMI Jateng mengaku jika selama pandemik COVID-19, sudah ada 5.000 buruh yang terpaksa dirumahkan.Keberadaan mereka tersebar di Semarang, Karanganyar, Solo dan beberapa daerah lainnya.

"Ini gara-garanya lemahnya pemerintah mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari COVID-19. Soalnya banyak buruh yang tidak diperhatikan dengan serius. Harusnya pemerintah menyetop pembahasan Omnibus Law dan fokus menangani pengangguran yang telah merajalela," pungkasnya.

Baca Juga: Sulit Akses Kartu Pra Kerja, Buruh Jateng Minta Bantuan Langsung Tunai

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya