Langganan Kekeringan, 29 Desa di Jateng Dipasok 1,3 Juta Liter Air Bersih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Mendekati puncak musim kemarau, sudah ada sembilan kabupaten wilayah Jawa Tengah yang dilanda bencana kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan di lokasi sembilan kabupaten tersebut terdapat 21 kecamatan dan 29 desa yang terdampak kekeringan.
Baca Juga: Lhadalah! Gak Hujan 60 Hari, 2 Kabupaten di Jateng Siaga Kekeringan
1. BPBD salurkan 1,3 juta liter air bersih
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jawa Tengah, Muhamad Chomsul mengatakan, berdasarkan data per 12 Juli kemarin air bersih yang didistribusikan ke sembilan kabupaten sebanyak 1,3 juta liter.
"Walaupun sekarang kemaraunya kategori basah karena ada siklus La Nina tetapi ada dampak kekeringan terhadap sembilan wilayah kabupaten. Dengan rincian 21 kecamatan dan 29 desa. Dan air bersih yang sudah terdistribusi sampai tanggal 12 Juli kemarin ada 1,3 juta liter," ujar Chomsul kepada IDN Times, Selasa (6/7/2024).
2. Ada 19.047 warga yang terdampak kekeringan
Editor’s picks
Kesembilan kabupaten yang mengalami kekeringan antara lain Kabupaten Temanggung, Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Blora dan Kabupaten Semarang.
Chomsul menjelaskan pendistribusian air bersih melibatkan semua pihak. Termasuk bergotong royong bersama BPBD kabupaten, petugas PMI, aparat TNI Polri dan dukungan dari pemerintah daerah.
"Warga yang menerima bantuan air bersih ada 6.094 KK atau 19.047 jiwa. Dan area yang paling banyak menerima distribusi air bersih yaitu Klaten sebanyak 38.400 liter. Terus wilayah Pati sebanyak 164 ribu liter dan Purworejo 154 ribu liter," bebernya.
3. Pengiriman air bersih masih situasional
Sejauh ini, katanya penanggulangan bencana kekeringan masih bisa diatasi para petugas di lapangan. Sebab, apabila dibanding tahun kemarin, untuk tahun ini dampak siklus kemaraunya tidak begitu parah.
Oleh karenanya proses pengiriman air bersih masih bisa dikerjakan situasional sesusai keinginan tiap warga desa.
"Ini masih bisa dicover dengan baik. PMI kemarin sudah turun membantu pendistribusian air bersih. Kalau kita sandingkan tahun kemarin, yang sembilan kabupaten memang tergolong langganan kekeringan. Hanya saja karena beberapa daerah masih ada hujan, maka pengiriman air bersih dikerjakan situasional. Yang rutin tiap minggu baru wilayah Klaten. Kalau lainnya hanya request dari warga. Jadinya ini belum terlalu parah. Kami berusaha antisipasi pas puncak kemarau Agustus sampai November semoga akhir Oktober sudah turun hujan," tandasnya.
Baca Juga: Tutupan Awan Minim, Jateng Dilanda Suhu Udara Bediding