Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via Online

Mereka bisa perdalam fikih dan tafsir Quran

Semarang, IDN Times - Suasana Ponpes Asshodiqiyah yang terletak di Kampung Sawah Besar, Genuk, Semarang siang itu tampak berbeda dari biasanya. 

Jika tahun-tahun sebelumnya bulan puasa diwarnai dengan ragam aktivitas para santri. Di bulan April 2020 atau tepat memasuki hari kedua ibadah puasa, kondisi pondok sangat sepi.

1. Kajian kitab kuning di Ponpes Asshodiqiyah digelar dengan jaga jarak

Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via OnlinePara santri ponpes Asshodiqiyah ngaji dengan jaga jarak. Istimewa

Di dalam gedung aula Ponpes Asshodiqiyah, hanya ada beberapa santri yang membaca kitab Alquran gundul atau kitab kuning dengan khusyuk. 

Tahun ini kajian kitab kuning di pondok tersebut digelar dengan berjaga jarak untuk menekan penularan COVID-19.

Seorang santri Ponpes Asshodiqiyah, Muhammad Koirul Imam mengaku ngaji kitab kuning merupakan kegiatan yang tak boleh ditinggalkan selama ibadah puasa.

Ia saban hari bisa melakukan kajian kitab kuning sampai lima kali. "Ini kan sudah jadi tradisi di sini. Makanya eman-eman kalau dilewatkan," katanya, Sabtu (25/4).

Baca Juga: 7 Kenangan Buku Kegiatan Ramadan Masa Kecil yang Tak Terlupakan

2. Seorang santri ngaku ngaji kitab kuning bisa perdalam ilmu fikih

Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via OnlineKiai Ponpes Asshodiqiyah menggelar kajian kitab kuning via online. Istimewa

Koirul mendapat banyak manfaat selama mengaji kitab kuning. Dengan ketelatenan setiap hari, ia kini jadi tambah fokus dalam beribadah. Selain itu, bisa meredam hawa nafsu selama bulan Ramadan.

Koirul bilang dengan membaca kitab kuning bisa membuat pengetahuannya mengenai ilmu fikih jadi bertambah kuat. "Paling gak ini kan jadi kegiatan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu menjalankan ibadah puasa," akunya.

3. Pengelola ponpes juga wajibkan santri ngaji kitab kuning via medsos

Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via Onlineinfopku.com

Menurut Ustaz Ponpes Asshodiqiyah Sitkon Prabowo, mayoritas santri yang ada di pondoknya sengaja dipulangkan lebih awal untuk menghindari penularan wabah virus Corona (COVID-19) yang kini semakin meluas di Semarang.

"Di sini tinggal 20 santri saja. Yang lain sudah pulang kampung. Tapi kita tetap wajibkan mereka ikut kajian kitab kuning. Ini kita lagi lakukan kajian secara virtual dari medsos," kata Ustaz Sitkon kepada IDN Times.

4. Ada banyak manfaat ngaji kitab kuning. Salah satunya mendalami tasawuf, muamalah dan tafsir Qur'an

Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via Onlineunsplash/Dancing Rain in the Autumn

Ia bilang meski pengajiannya disiarkan dari medsos, tapi ia yakin kekhusyukannya tetap terjaga. Ia mengatakan para santri tiap ngaji kitab kuning diajarkan pendalaman ilmu fikih, akidah, tasawuf, ibadah, muamalah, dan tafsir Alquran.

Selama kajian kitab kuning, ia menekankan bahwa tiap santri harus mampu menghafal Kitab Fathul Muin, tasawuf Kitab Nasuhaibad, dan kalimat bahasa Arab di Kitab Alfiyah dan Nahu.

"Setiap santri memang diminta ngaji kitab kuning biar mereka bisa memaknai kandungan isinya dengan benar Sebab baca kitab Quran bagi umat Islam natinya hidupnya akan dimuliakan di dunia dan akhirat," katanya.

Baca Juga: 5 Hal yang Membatalkan Puasa dan Membuat Puasa Tidak Sah, Wajib Tahu!

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya