2 Pelari Meninggal Dunia, Begini Sikap Panitia Siksorogo Karanganyar

- Panitia trail run Siksorogo Lawu Ultra (SLU) 2025 akan mengevaluasi jalur lari dan tenaga medis setelah dua pelari meninggal dunia.
- Evaluasi meliputi rute baru, penempatan tenaga medis, dan tim rescue di titik-titik rawan.
- Tim medis akan ditambah dan disebar di titik-titik yang lebih banyak untuk penanganan lebih cepat, karena peserta lari Siksorogo tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Karangantar, IDN Times - Panitia trail run Siksorogo Lawu Ultra (SLU) 2025 akan mengevaluasi buntut adanya dua pelari yang meninggal dunia. Evaluasi meliputi jalur lari hingga tenaga medis yang disiagakan.
1. Evaluasi rute baru yang dilalui para pelari

Dewan Pembina Siksorogo, Tony Hatmoko mengatakanm panitia akan mengevaluasi menyeluruh, terutama karena jalur di lintasan 15 kilometer merupakan rute baru yang belum pernah digunakan pada event sebelumnya. Ia mengatakan jika rute tersebut lebih panjang dan lebih tinggi.
“Ini menjadi bahan evaluasi besar kami. Kami akan meninjau ulang penempatan tenaga medis dan rescue di titik-titik rawan,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Dalam pelaksanaan event tersebut, panitia telah menyiapkan sekitar 250 personel tenaga medis dan tim rescue yang ditempatkan di sejumlah titik, termasuk di puncak bukit hingga area bawah.
2. Tim medis akan ditambah

Sementara itu, Direktur Acara Siksorogo, Rachmat Septiyanto mengatakan, selain jalur, evaluasi juga akan menyasar pada tim medis. Di mana tim evakuasi akan ditambah dan disebar di titik-titik yang lebih banyak untuk penanganan lebih cepat.
“Untuk tenaga medisnya mungkin akan kita tambah,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengakui jika peserta lari Siksorogo tahun ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana peserta yang ikut mencapai 5.700 orangnya dari dalam dan luar negeri.
3. Dua orang meninggal dunia saat mengikuti event Siksorogo

Seperti diketahui, pelari di event Siksorogo Lawu Ultra 2026, Pujo Buntoro (55) dan Sigit Joko Poernomo (45) meninggal dunia saat race. Keduanya merupakan aparatur sipil negara (ASN).
Pujo merupakan ASN di Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, sedangkan Sigit merupakan ASN Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI.
Sebelum mengikuti perlombaan, sama seperti peserta lain, mereka juga melampirkan surat sehat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti trail run tersebut. Namun ditengah race, keduanya dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung.

















