Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

500 Kapal Nelayan dari Tegal, Rembang, Pati Siap Bergerak ke Natuna

Ilustrasi kapal-kapal nelayan. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Semarang, IDN Times - Sebanyak 500 kapal besar nelayan Pantura Jawa Tengah menyatakan kesiapannya untuk membantu TNI dalam misi pengamanan perairan di Natuna. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga kedaulatan laut Indonesia.

1. ANNI mendukung TNI berikan ancaman kepada Tiongkok

KRI Teuku Umar-385 melakukan peran muka belakang usai mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI), Riyono kepada IDN Times, Senin (6/1). Riyono menyatakan ANNI mendukung langkah pemerintah dalam melayangkan protes keras kepada Tiongkok.

Lebih dari itu pihaknya mendukung langkah TNI yang melakukan patroli sekaligus memberikan ancaman kepada nelayan maupun kapal Tiongkok, yang memasuki wilayah Natuna.

2. Para nelayan akan jadi mata-mata negara

IDN Times/ Muchammad Haikal

Sebagai aksi nyata, lanjut Riyono, terdapat hampir 500 kapal nelayan berukuran besar, diatas 100 gross ton (GT) yang disiap masuk ke Natuna. Mereka sebagian besar berasal dari wilayah Pantura Jawa Tengah, seperti Tegal, Rembang, dan Pati.

Para nelayan akan melakukan penangkapan ikan sekaligus bertugas menjadi mata-mata negara, dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI.

3. Jumlahnya akan bertambah seiring berjalannya waktu

Pergerakan kapal nelayan asing melalui layar yang tersambung kamera intai dari Pesawat Boeing 737 Intai Strategis AI-7301 Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud Sultan Hasanudin Makassar di Laut Natuna. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dari jumlah tersebut, diperkirakan masih akan bertambah. Sebab, imbuh Riyono, ANNI turut mengajak para nelayan yang tidak hanya terbatas menggunakan kapal cantrang semata, untuk bisa berpartisipasi.

"Itu tak terbatas hanya pada kapal cantrang. Kami juga mengajak teman-teman nelayan di luar cantrang. Ada dari teman-teman pursein, longline, rawai, cumi," tegas Riyono secara khusus kepada IDN Times.

4. Menunggu persetujuan pemerintah

Pergerakan kapal nelayan asing melalui layar yang tersambung kamera intai dari Pesawat Boeing 737 Intai Strategis AI-7301 Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud Sultan Hasanudin Makassar di Laut Natuna. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Kapal-kapal tersebut disiap siagakan, menunggu persetujuan dari pemerintah. Selain itu izin operasi kapal pada Wilayah Penangkapan Perikanan (WPP) 712 dan 713 di Natuna hanya berjumlah 800 kapal.

"Tadi (red: Senin (6/1)) dari Rakor dengan Kemenko Polhukam, Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) ditambah ada sekitar 300 sampai 400-an kapal nantinya di WPP 712 dan 713. Nah, kami menyiapkan kapal-kapalnya," imbuh Riyono.

5. Akan menggelar aksi unjuk rasa di Kedubes Tiongkok

KRI Tjiptadi-381 yang beroperasi di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I menghalau kapal Coast Guard China saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. ANTARA FOTO/HO/Dispen Koarmada I

Dalam waktu sepekan mendatang, ANNI turut melayangkan aksi protes ke Kedutaan Besar Tiongkok yang ada di Jakarta. Bahkan pada Senin (13/1) juga akan menggelas aksi unjuk rasa, agar nelayan dan kapal Tiongkok bisa angkat kaki dari Natuna.

"Kita bersama perwakilan nelayan akan protes ke kantor Kedubes Tiongkok. Kalau tidak diindahkan, kita minta Pemerintah Indonesia bisa mengusir Dubes Tiongkok," tegas Riyono.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Dhana Kencana
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us