Ada Sanksi IOC, Sekjen KONI: Atlet Indonesia Masih Bisa Berlaga Dunia

- Atlet Indonesia tetap bisa berlaga di SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
- Keputusan sanksi IOC masih bisa berubah setelah dialog langsung dengan perwakilan olahraga Indonesia di markas IOC di Swiss.
- Rakornas KONI se-Indonesia menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi pembinaan olahraga dari tingkat daerah hingga nasional.
Surakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lukman Djajadikusuma mengungkapkan adanya sanksi yang dijatuhkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) kepada Indonesia tidak akan berdampak pada peluang atlet Tanah Air untuk mengikuti berbagai ajang olahraga internasional.
Menurutnya, saat ini sejumlah perwakilan olahraga Indonesia tengah diminta hadir ke markas IOC di Swiss untuk membahas persoalan tersebut secara langsung.
1. Atlet Indonesia bisa bertanding di luar negeri.

Keputusan sanksi IOC tersebut, menurut Lukman dikeluarkan setelah penolakan visa terhadap kontingen Israel untuk Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta. Kendati demikian hal tersebut tidak berimbas pada hak atlet Indonesia untuk berpartisipasi dalam kompetisi global seperti SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade.
"Kalau atlet kita selalu bisa bertanding, baik di SEA Games, Asian Games, maupun Olympic atau single event. Yang dilarang itu kalau Indonesia jadi tuan rumah event internasional. Tapi partisipasi atlet kita tetap diperbolehkan,” ujarnya usai pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum KONI Kota se-Indonesia di Solo, Jumat (24/10/2025).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan saat ini sejumlah perwakilan olahraga Indonesia tengah diminta hadir ke markas IOC di Swiss untuk membahas persoalan tersebut secara langsung.
“Kami yakin keputusan itu bisa diubah, karena kondisinya memang tidak sama seperti kasus diskriminasi. Dunia internasional juga punya pandangan yang serupa dengan kita. Jadi saya rasa akan ada solusi baik,” ujarnya.
Lukman berharap dialog yang dilakukan akan menghasilkan solusi terbaik tanpa merugikan posisi Indonesia di kancah olahraga dunia.
2. Keputusan IOC masih bisa berubah.

Lukman optimistis bahwa keputusan IOC tersebut masih bisa berubah, dan dibicarakan kembali. Kendati demkian ia meyakini banyak pihak di dunia internasional memahami posisi dan sikap Indonesia dalam isu tersebut. "Saya yakin dunia internasional juga memahami kondisi Indonesia. Memang dalam aturan IOC tidak boleh ada diskriminasi terhadap siapa pun, tapi situasinya sekarang berbeda. Banyak negara juga yang mendukung sikap Indonesia,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, IOC memutuskan menghentikan seluruh bentuk dialog dengan Komite Olimpiade Nasional (KOI/NOC Indonesia) terkait rencana penyelenggaraan Olimpiade atau ajang olahraga internasional lainnya yang berada di bawah naungan Olimpiade. Langkah tersebut diambil IOC setelah Indonesia membatalkan visa bagi kontingen senam Israel yang akan mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta pada 19-25 Oktober 2025.
3. Mengelar Rakernas KONI se-Indonesia.

Dikesempatan yang sama, Lukman juga memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum KONI Kota se-Indonesia di Kota Solo. Ia menilai forum tersebut menjadi wadah strategis dalam memperkuat sinergi pembinaan olahraga dari tingkat daerah hingga nasional.
“Forum ini sangat penting karena aktivitas olahraga itu berawal dari KONI kota dan kabupaten. Dari sanalah lahir atlet-atlet yang nanti dibawa ke tingkat nasional,” ujar Sekjen KONI dalam sambutannya.
Menurutnya, Rakornas ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana untuk menyamakan visi dan misi antar-KONI kota yang jumlahnya lebih dari 90. Selain itu, forum ini diharapkan dapat merumuskan langkah konkret untuk mendukung kebijakan pembinaan olahraga nasional.
“Dalam undang-undang olahraga disebutkan bahwa setiap daerah diharapkan memiliki satu cabang olahraga unggulan. Jadi, ke depan pembinaan harus disesuaikan dengan potensi masing-masing wilayah,” tegasnya.
Iamenegaskan, pihaknya siap menindaklanjuti hasil forum dan menjadikannya masukan strategis bagi KONI provinsi maupun KONI pusat, serta mendukung kebijakan pemerintah dalam mempercepat peningkatan prestasi olahraga nasional.
“KONI adalah mitra pemerintah. Pemerintah menetapkan kebijakan, dan kami memastikan kebijakan itu terlaksana di lapangan untuk mewujudkan prestasi Indonesia di tingkat Asia maupun dunia,” pungkasnya.


















