Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ahmad Luthfi Setuju BRT Trans Jateng Dikelola BLUD: Gak Boleh Bisnis

Ilustrasi halte BRT Trans Semarang. (dok. Pemkot Semarang)
Ilustrasi halte BRT Trans Semarang. (dok. Pemkot Semarang)
Intinya sih...
  • Dishub ungkap 9,5 juta jiwa naik Trans Jateng
  • BRT Trans Jateng gak nambah armada. Tapi gandeng layanan pedesaan
  • BRT Trans Jateng ditarget jangkau semua desa tahun 2027
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyatakan, Bus Trans Jateng yang dikelola oleh pemerintahannya tidak untuk kepentingan bisnis, meskipun rencananya akan diterapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).

"Nafasnya transportasi umum itu tidak boleh bisnis, karena itu kan pelayanan. Coba nanti pertimbangkan lagi. Prinsipnya saya setuju (Trans Jateng dikelola secara BLUD," kata Luthfi saat menerima jajaran Dinas Perhubungan Jateng di kantornya Jumat (21/11/2025).

1. Dishub ungkap 9,5 juta jiwa naik Trans Jateng

kolase potret Terminal Bukateja, Purbalingga dan informasi Rute Trans Jateng Purwokerto-Purbalingga (commons.wikimedia.org/Tyo_Satriany | instagram.com/brttransjateng)
kolase potret Terminal Bukateja, Purbalingga dan informasi Rute Trans Jateng Purwokerto-Purbalingga (commons.wikimedia.org/Tyo_Satriany | instagram.com/brttransjateng)

Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Arif Djatmiko menyampaikan, terus meningkatkan pengelolaan Trans Jateng di wilayahnya. Sebab, perkembangan Trans Jateng sejak 2017 hingga 2025 menunjukkan tren positif.

“Tahun kemarin (2024) saja sudah ada 9,5 juta penumpang. Artinya masyarakat Jawa Tengah yang terlayani semakin banyak,” jelasnya.

2. BRT Trans Jateng gak nambah armada. Tapi gandeng layanan pedesaan

potret Trans Jateng di Terminal Kutoarjo (commons.wikimedia.org/SATELITBM)
potret Trans Jateng di Terminal Kutoarjo (commons.wikimedia.org/SATELITBM)

Rencananya, lanjut Arif, Bus Trans Jateng akan diintegrasikan dengan moda transportasi lain. Rencananya akan diintegrasikan dengan angkutan subregional, angkutan kota, dan angkutan pedesaan.

“Jadi, bukan menambah armada Trans Jateng, melainkan menggandeng layanan eksisting milik kabupaten/kota dan pedesaan agar terintegrasi dalam satu sistem,” jelasnya.

3. BRT Trans Jateng ditarget jangkau semua desa tahun 2027

IMG-20251121-WA0047.jpg
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi duduk berjejer dengan Kepala Dishub Jateng Arief Jatmiko. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Arif menargetkan, pada tahun 2027, integrasi layanan transportasi bisa menjangkau seluruh jenjang, mulai dari subregional hingga desa. Dengan pendekatan ini, jumlah masyarakat yang terlayani diproyeksikan meningkat secara signifikan.

“Subregionalnya jalan, kotanya terhubung, kabupatennya terintegrasi, dan desa-desanya ikut tersambung,” ujarnya.

Sejak diluncurkan tahun 2017, Trans Jateng kini mengoperasikan 7 koridor dengan 115 bus dan melayani 40 persen kabupaten/kota di Jawa Tengah. Koridor-koridor ini mencakup Semarang–Bawen, Purwokerto–Purbalingga, Semarang–Kendal, Solo–Sragen, Magelang–Purworejo, Semarang–Grobogan, hingga Sukorejo–Surakarta–Wonogiri.

Adapun Target 2030 akan menjadi 12 Koridor, menjangkau 62,86 persen wilayah Jateng.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Roro Indradi Pimpin KPPI Solo, Serukan Perempuan All Out di Politik

21 Nov 2025, 19:18 WIBNews