Belanja di Pasar Tradisional, SPPG Solo Dorong Ekonomi Lokal

- Puspo menjelaskan, SPPG utamakan pasokan lokal untuk program Makan Bergizi Gratis.
- Wali Kota Solo meminta SPPG belanja di pasar tradisional untuk hidupkan ekonomi lokal.
- Hingga November 2025, 26 dari 42 SPPG telah beroperasi di empat kecamatan di Solo.
Surakarta, IDN Times – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, menyambut baik instruksi Wali Kota Solo Respati Ardi yang mewajibkan seluruh dapur SPPG berbelanja kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Owner Yayasan Bangun Gizi Nusantara (BGN) yang menaungi SPPG Penumping, Puspo Wardoyo, mengatakan aturan tersebut sejalan dengan komitmen SPPG yang memang mengutamakan pemasok lokal.
“Bagus. Otomatis kita sudah belanja kebutuhan pokok di pasar tradisional,” ujar Puspo di Solo, Rabu (3/12/2025) malam.
1. Utamakan pasokan dari Solo

Puspo menjelaskan, kebutuhan dapur untuk program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) sebisa mungkin dipenuhi dari wilayah sekitar. Baru ketika stok tidak mencukupi, mereka mengambil barang dari luar daerah.
“Supplier itu mengutamakan wilayah sekitar. Kita pakai wilayah lain kalau kota tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan. Skema BGN ini kan menghidupkan area sekitar,” jelasnya.
Ia mencontohkan, kebutuhan buah untuk MBG dipasok dari supplier lokal Solo. Sementara kebutuhan plastik dibeli dari toko-toko sekitar dapur.
“Buah-buahan kita ambil dari supplier Solo. Tidak mengambil dari luar Solo,” tegasnya.
2. Arahan Wali Kota: Hidupkan Pasar Tradisional

Sebelumnya, Wali Kota Solo Respati Ardi meminta seluruh SPPG belanja bahan pangan langsung di pasar tradisional agar perputaran uang MBG dirasakan pedagang kecil.
“Saya nanti akan belanja bersama SPPG ke pasar-pasar tradisional. Tujuannya menghidupkan kembali potensi pasar tradisional,” ujar Respati.
Respati menyebut, pada 2026 diperkirakan ada Rp 380 miliar uang MBG berputar di Solo. Jumlah ini diyakini akan mendorong ekonomi UMKM dan pedagang pasar.
“Sayur, buah, ayam, ikan, semuanya ada di pasar tradisional. Kita dorong pedagang untuk hidupkan pasar lewat program MBG,” tambahnya.
3. Sebanyak 26 dari 42 SPPG Sudah Beroperasi

Hingga 13 November 2025, sebanyak 26 dari 42 SPPG telah beroperasi di empat kecamatan: Laweyan, Banjarsari, Serengan, dan Jebres.
SPPG menjadi dapur utama penyedia menu harian untuk ribuan pelajar penerima program Makan Bergizi Gratis.


















