Beras Oplosan di Semarang Hilang dari Peredaran Saat Disidak

- Pemerintah Kota Semarang melakukan sidak beras oplosan di toko dan ritel modern.
- Tidak ditemukan beras oplosan selama sidak, peredaran beras dipastikan aman dan sesuai standar.
- Dinas Perdagangan memastikan kegiatan tersebut sebagai langkah untuk menjaga kualitas beras yang beredar.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perdagangan melakukan sidak beras oplosan di sejumlah toko dan ritel modern, beberapa waktu lalu. Dalam kegiatan tersebut tidak menemukan beras oplosan dan dipastikan peredaran beras masih aman dan sesuai standar.
1. Tidak ditemukan beras oplosan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Aniceto Magno Da Silva yang turut dalam kegiatan sidak di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern itu menyampaikan, pihaknya tidak menemukan beras oplosan.
“Hasilnya, Alhamdulillah tidak ditemukan beras oplosan. Semuanya sesuai dengan instruksi yang sudah ada di peraturan Badan Pangan Nasional. Kadar airnya juga tidak menyimpang, timbangannya juga cukup. Alhamdulillah, Kota Semarang aman,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (24/7/2025).
Sidak tersebut digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan Kota Semarang bersama lintas instansi antara lain Polrestabes Semarang, Satpol PP, Bappeda, Inspektorat, Bagian Perekonomian, dan Dinas Ketahanan Pangan. Pengawasan dilakukan di titik-titik distribusi utama seperti Pasar Dargo (Sentra Beras), serta beberapa ritel seperti Superindo, Alfamidi, dan ADA Swalayan.
2. Harga beras medium non-SPHP masih tinggi

Pengecekan juga melibatkan petugas metrologi legal dengan alat uji kadar air dan timbangan untuk memastikan tidak ada pelanggaran dalam standar kualitas dan kuantitas beras yang beredar di pasar.
Meski demikian, Aniceto mengakui bahwa harga beras medium non-SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di Kota Semarang masih relatif tinggi, yakni di kisaran Rp13.500 hingga Rp14.000 per kilogram, di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp12.500.
“Kota Semarang ini kan bukan penghasil beras. Sehingga untuk beras medium, harganya memang agak tinggi dibanding daerah lain. Ini yang menjadi perhatian kita. Ke depan, kami akan terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk mencari solusi, termasuk potensi subsidi,” terangnya.
3. Masyarakat diimbau cermat saat membeli beras

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat diimbau agar cermat dan teliti saat membeli beras. “Kalau ingin beras berkualitas baik dan murah, masyarakat bisa membeli beras SPHP yang sudah dijamin standarnya oleh Bulog,” kata Aniceto.
Untuk menjaga keberlanjutan keamanan distribusi beras, Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan juga akan rutin melakukan monitoring dan pengawasan pasar setiap bulan sebagai bagian dari program pengendalian pangan di Kota Semarang.