Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

CEK FAKTA: Viral Tambang Ilegal di Kawasan Hutan Gunung Slamet

Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal. (IDN Times/Dhana Kencana)
Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal. (IDN Times/Dhana Kencana)
Intinya sih...
  • Foto viral di Instagram menunjukkan area gundul di Gunung Slamet yang dikaitkan dengan aktivitas tambang ilegal, memicu kekhawatiran terhadap kerusakan hutan dan bencana alam.
  • Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Slamet Selatan membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa gambar tersebut adalah jalur infrastruktur proyek panas bumi tahun 2018 yang kini telah menghijau kembali.
  • Pihak Dinas ESDM akan memberikan teguran kepada pengelola tambang untuk memperbaiki teknik penambangan agar lebih aman bagi para pekerja, sementara proyek panas bumi memiliki karakteristik berbeda dengan aktivitas pertambangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Beredar konten yang memperlihatkan titik gundul di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang diduga akibat aktivitas tambang ilegal. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah membantah klaim tersebut. Mereka menyebutkan jika gurat coklat pada konten yang viral di media sosial itu adalah bekas pembukaan akses jalan proyek panas bumi pada 2018 yang kini telah kembali menghijau.

1. Viral di Instagram

Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal. (IDN Times/Dhana Kencana)
Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal. (IDN Times/Dhana Kencana)

Foto yang memperlihatkan area gundul berupa gurat coklat menyerupai jalan di tengah hamparan hijau pegunungan diunggah akun Instagram @purwokertoonline pada Rabu (10/12/2025). Dalam unggahan tersebut, konten tersebut dikaitkan dengan kekhawatiran aktivitas tambang di kawasan hutan Gunung Slamet.

"Di tengah banjir dan longsor besar yang terjadi di Sumatera—yang bahkan membawa gelondongan kayu—muncul kabar dugaan aktivitas tambang di kawasan hutan Gunung Slamet. Beberapa akun, menunjukkan titik kerusakan di wilayah sekitar Gunung Slamet. Kekhawatirannya sama: kerusakan hutan bisa memicu bencana serupa di kemudian hari," tulis akun @purwokertoonline dalam unggahan tersebut.

Tangkapan layar foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet dari konten yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal dibuat oleh akun @purwokertoonline. (IDN Times/Dhana Kencana)
Tangkapan layar foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet dari konten yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal dibuat oleh akun @purwokertoonline. (IDN Times/Dhana Kencana)

Konten tersebut diketahui diunggah ulang oleh beberapa akun di media sosial Instagram. Seperti @batang_info, @magelang_raya, dan @kabarpemalang.

Postingan itu muncul di tengah keprihatinan publik terhadap bencana longsor besar yang melanda Sumatera, sehingga memicu kekhawatiran serupa bisa terjadi di Jawa Tengah jika ada aktivitas yang merusak hutan.

Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Bing Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)
Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Bing Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)

IDN Times mencoba menelusuri melalui platform Google Earth, Google Maps, dan Bing Maps. Hasilnya berbeda. Untuk platform Google Earth dan Google Maps, menampilkan kondisi permukaan yang sama dengan konten yang viral tersebut. Namun, pada platform Bing Maps, kondisinya berbeda dan sudah tampak sejumlah aktivitas untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB).

2. Jalur infrastruktur proyek panas bumi tahun 2018

Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Google Earth dan Google Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)
Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Google Earth dan Google Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)

Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Slamet Selatan, Mahendra Dwi Atmoko membantah keras klaim gurat kecoklatan pada konten tersebut merupakan aktivitas tambang ilegal.

"Itu sebenarnya gambar tahun 2018. Waktu itu pembukaan akses jalan proyek panas bumi. Sekarang sudah hijau lagi, sudah jadi rumput lah bahasanya. Kalau dibilang tambang salah besar itu," tegas Mahendra.

Ia menjelaskan, foto yang beredar adalah dokumentasi lama dari proyek pembangunan infrastruktur akses jalan menuju lokasi proyek panas bumi yang dilakukan pada 2018. Saat ini, area tersebut telah kembali ditumbuhi vegetasi dan menghijau.

Mahendra mengungkapkan, isu tambang di Gunung Slamet muncul karena adanya aktivitas tambang galian C di Desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, yang sedang ramai diperbincangkan.

"Yang viral itu yang Gandatapa. Kadang-kadang gambar panas bumi yang coklat-coklat itu disandingkan dengan tambang di Desa Gandatapa. Padahal itu dua hal berbeda," ujar Mahendra.

Ia menekankan, masyarakat keliru mencampuradukkan dua isu yang berbeda. Foto bekas akses jalan proyek panas bumi di lereng Gunung Slamet dijadikan satu narasi dengan aktivitas tambang di Gandatapa, padahal keduanya merupakan lokasi dan kejadian yang terpisah.

Meskipun membantah foto viral tersebut sebagai tambang ilegal, Mahendra mengakui adanya permasalahan pada aktivitas tambang galian C di Desa Gandatapa. Tambang tersebut memiliki izin resmi. Meski demikian, teknik penambangannya dinilai tidak memenuhi standar keselamatan kerja.

"Kita temukan teknik penambangannya tidak baik. Bukan mengancam masyarakat, tapi pekerjanya. Nanti akan kita beri teguran agar ditata lagi. Mengancam keselamatan pekerja karena lerengnya terlalu tinggi dan terjal. Jadi nanti kalau lereng di atasnya runtuh, pekerja di bawahnya bisa terkena dampaknya," ungkap Mahendra.

3. Proyek panas bumi dengan pertambangan berbeda

Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Bing Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)
Foto satelit kondisi di sekitar kawasan Gunung Slamet yang viral di media sosial diduga akibat tambang ilegal melalui platform Bing Maps. (IDN Times/Dhana Kencana)

Pihak Dinas ESDM akan memberikan teguran kepada pengelola tambang untuk memperbaiki teknik penambangan agar lebih aman bagi para pekerja. Masalah utama adalah tinggi dan kemiringan lereng yang berlebihan sehingga rawan longsor dan membahayakan pekerja yang berada di bawah area galian.

Mahendra memastikan, aktivitas tambang di Banyumas berskala kecil dan tidak berpotensi menyebabkan bencana besar seperti yang terjadi di Sumatera. Luas area tambang juga terbatas dibandingkan dengan kerusakan hutan masif yang memicu bencana banjir dan longsor di Sumatera.

"Luas izin tambang paling 5 hektare (ha), bukaan aktif baru sekitar 2 ha. Untuk sampai menyebabkan longsor seperti di Sumatera itu masih jauh," kata Mahendra.

Dengan luas bukaan aktif hanya sekitar 2 hektare dari total izin 5 hektare, skala tambang galian C di Gandatapa jauh lebih kecil dibandingkan kerusakan hutan yang memicu bencana longsor masif di Sumatera yang mencapai ratusan hingga ribuan hektare.

Mahendra menambahkan, proyek panas bumi yang menjadi sumber dari konten yang viral tersebut memiliki karakteristik berbeda dengan aktivitas pertambangan. Pembukaan akses jalan untuk proyek panas bumi bersifat sementara dan area yang terdampak akan mengalami revegetasi alami atau direklamasi setelah proyek selesai.

Sementara itu, aktivitas tambang galian C melibatkan penggalian material dari dalam tanah secara terus-menerus dalam periode tertentu sesuai izin. Kedua aktivitas itu, lanjut Mahendra, memiliki dampak lingkungan yang berbeda dan tidak dapat disamakan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

CEK FAKTA: Viral Tambang Ilegal di Kawasan Hutan Gunung Slamet

10 Des 2025, 16:04 WIBNews