Ganjar Semprit Pemda Karanganyar Soal Pembukaan Lahan di Lereng Lawu

Karanganyar, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkejut dengan kondisi Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Pasalnya di daerah yang juga lereng Gunung Lawu itu terjadi kerusakan lahan yang sangat memprihatinkan.
1. Ganjar memerintahkan untuk dilakukan reboisasi

Saat berkunjung ke Bukit Mongkrang, Rabu (12/1), Ganjar langsung memerintahkan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto untuk menggalakkan penanaman pohon (reboisasi).
Rober diminta menggandeng perangkat daerah yang terendah mulai dari camat, lurah hingga ketua RT/RW di sekitar Tawangmangu, untuk reboisasi di kawasan lereng Lawu itu
"Mulai hari ini sampai Maret (2020), gerakan menanam harus ditingkatkan di kawasan-kawasan ini. Gandeng seluruh masyarakat dan komunitas," katanya.
2. Pemda Karanganya diperingatkan soal pembukaan lahan untuk kawasan wisata

Ganjar turut mengingatkan kepada Pemda Karanganyar agar berhati-hati dalam pengelolaan lereng Gunung Lawu, terutama pembukaan lahan untuk kawasan wisata.
Menurutnya, pengembangan di kawasan lereng Lawu tidak boleh terlalu padat dan terlalu masif, dan pemerintah diminta untuk senantiasa mengontrol bangunan-bangunan yang ada.
"Ingat, Puncak Bogor itu harus menjadi pelajaran buat kita. Tawangmangu tidak boleh terjadi. Maka pengelolaan tata ruang, amdal, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi sangat penting, termasuk edukasi. Saya ingatkan, biasanya tata ruang itu bisa dinegosiasikan dengan tata uang. Hati-hati betul soal ini," tegasnya.
3.Penduduk lokal diajak untuk peduli lingkungan

Selain gerakan menanam, lanjut Ganjar, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat harus terus ditingkatkan. Ia bahkan mengusulkan untuk memanfaatkan kearifan lokal dan peraturan menanam pohon bagi setiap warga yang hendak mengelar hajatan.
"Saya usul supaya setiap anak yang lahir di Lawu, orangtuanya wajib tanam pohon. Kalau ada masyarakat minta surat keterangan kepada RT/RW, syaratnya tanam pohon. Ada yang mau menikah, naik jabatan, syaratnya harus tanam pohon. Kalau mau menikah dua kali, tanamnya dua hektar," usulnya.
4.Pohon-pohon yang ditanam harus punya mitos

Sementara itu, Ketua Relawan Gunung Lawu, Giyatno juga mengusulkan penanaman pohon harus memiliki mitos. Hal itu dinilai efektif mengingat banyak masyarakat di lereng Lawu yang masih percaya pada mitos.
"Sebab yang memanfaatkan lahan itu masyarakat. Selama ini mereka menebang pohon untuk memanfaatkan lahan. Jadi, sosialisasi dan edukasi harus ditingkatkan. Kalau bisa, pohon yang ditanam juga yang bermitos misalnya beringin, pereh, bulu. Sehingga, masyarakat takut untuk menebang," tandas Giyatno.