Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pompa air, dpu kota semarang, banjir, banjir semarang
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan seluruh pompa air untuk menyedot genangan air di sejumlah kawasan yang terendam banjir. (dok. DPU Kota Semarang)

Intinya sih...

  • DPU Kota Semarang mengerahkan pompa air untuk menyedot genangan banjir di kawasan terendam.

  • Upaya ini bertujuan mempercepat proses penyurutan air, terutama di akses vital nasional.

  • Pompa air dari Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BBWS) juga turut dikerahkan dalam upaya tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan seluruh pompa air untuk menyedot genangan air di sejumlah kawasan yang terendam banjir. Upaya ini untuk mempercepat proses penyurutan air, terutama di kawasan yang menjadi akses vital nasional.

1. Penanganan banjir belum bisa optimal

Sejumlah rumah di Kampung Tanggungrejo, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang terendam banjir, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/bt)

Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Semarang dua hari ini menyebabkan sejumlah kawasan dilanda banjir. Beberapa kelurahan memiliki ketinggian air mencapai 50 centimeter, seperti Muktiharjo Kidul, Tlogosari Kulon, dan Terboyo Kulon,

“Untuk menangani banjir dan menyedot genangan air agar segera surut, maka semua pompa kami kerahkan, termasuk empat unit mobil pompa dan enam unit pompa berkapasitas 250 liter per detik,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Selain pompa milik DPU, bantuan juga datang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang mengoperasikan empat pompa portable berkapasitas 1.000 liter per detik, dua unit pompa berkapasitas 250 liter per detik, serta tambahan dari pihak BPOM dan instansi lain.

Namun, menurut Suwarto, upaya penanganan belum bisa optimal karena beberapa pompa masih dalam tahap konstruksi maupun perbaikan.

“Pompa di wilayah Waru sedang dalam konstruksi oleh Kementerian PUPR, dan dari BBWS hanya satu unit yang berfungsi. Jadi memang belum bisa maksimal,” jelasnya.

2. Kendala teknis perlambat penanganan banjir

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan seluruh pompa air untuk menyedot genangan air di sejumlah kawasan yang terendam banjir. (dok. DPU Kota Semarang)

Suwarto menyebut, kendala teknis seperti proyek Tol Semarang–Demak juga memengaruhi aliran air ke laut, sehingga memperlambat penanganan banjir.

“Konstruksi tol itu membuat air laut seperti terbendung, sehingga aliran tidak bisa langsung ke laut. Ini akan dibahas dalam rapat bersama Ibu Wali Kota dan para stakeholder terkait, termasuk BUMN dan BBWS,” katanya.

Ia menambahkan, pompa-pompa lama milik BBWS juga mengalami kerusakan karena suku cadangnya sudah tidak tersedia.

“Sudah dilakukan penggantian tiga dari empat unit pompa. Sekarang tinggal menunggu instalasi listrik dari PLN. Panelnya sudah siap, tinggal pasokan listrik dan trafo,” katanya.

3. Tambah pompa portable

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng meninjau langsung lokasi banjir sekaligus dapur umum di Kampung Bugen, Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Rabu (22/10/2025) malam. (dok. Pemkot Semarang)

Jika seluruh pompa berfungsi normal, kapasitas rumah pompa bisa mencapai 12.000 liter per detik. Namun, saat ini yang beroperasi hanya sebagian kecil.

“Dari enam unit pompa besar yang ada, hanya dua yang menyala. Di Sringin juga baru dua yang berfungsi,” ungkapnya.

Meski begitu, Suwarto menambahkan, DPU tetap berupaya maksimal dengan menambah pompa portable di beberapa titik rawan.

“Total ada sepuluh pompa portable yang aktif, termasuk mobil pompa dengan dua unit di setiap kendaraan. Ini membantu mempercepat penyurutan genangan,” imbuhnya.

4. Sejumlah area masih rawan banjir

Sejumlah rumah di Tlogosari, Kota Semarang terendam banjir, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/bt)

Terkait area yang masih rawan banjir, Suwarto menyebut beberapa titik masih perlu diwaspadai, seperti Rogosari, Mudiarjo Kidul, Mudiarjo Lor, Bangetayu Kulon dan Wetan, Genuk, hingga Trimulyo.

“Karena pompa Kadang Kebo yang dikelola Pemkot masih berfungsi normal dan mampu mengalirkan air langsung ke Banjir Kanal Timur,” ujarnya.

DPU berharap, setelah seluruh pompa baru terpasang dan sistem kelistrikan aktif, penanganan banjir di Semarang akan lebih cepat dan efisien.

“Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini instalasi listrik bisa selesai, sehingga seluruh pompa bisa beroperasi maksimal,” tandasnya.

Editorial Team