Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tasuri, merawat pohon kopi yang ada di hutan hujan tropis Petungkriyono, Pekalongan. (IDN Times/Dhana Kencana)

Pekalongan, IDN Times - Indonesia terkenal dengan kopi Luwak. Sama-sama dari Mamalia, di Pekalongan, Jawa Tengah muncul Kopi Owa.

Kopi Owa tidak sama dengan kopi Luwak karena kopi tersebut merupakan buah dari upaya pelestarian Owa Jawa, satwa primata endemik dari Pulau Jawa yang terdapat di hutan hujan tropis Petungkriyono, Pekalongan.

Kerawanan terhadap hutan tersebut cukup tinggi, mulai dari perburuan satwa, penebangan pohon, hingga perambahan. Padahal pohon-pohon tersebut menjadi habitat Owa Jawa. Faktor ekonomi menjadi motif para pemburu tidak pernah kapok melakukan aktivitas perusakan hutan dan perburuan satwa.

Komoditas kopi digunakan untuk menarik minat mereka mentas dari aksi terlarang tersebut sekaligus mengalihkan kegiatan ekstraktif menjadi ekonomi produktif, sehingga tidak lagi merusak hutan. Salah satu pemburu yang sadar adalah Tasuri, yang kini tidak melakukan perusakan hutan lagi. Ia mengolah kopi khas hutan tersebut sebagai langkah penyelamatan Owa Jawa dan hutan untuk tetap lestari.

Seperti ini potret upaya konservasi menggunakan kopi khas hutan hujan tropis Petungkriyono.

1. Dulu Tasuri (52) terkenal dengan pemburu kayu dan burung yang ulung di Hutan Petungkriyono. Ia menekuninya sejak pascareformasi

IDN Times/Dhana Kencana

2. Tasuri menebang pohon untuk diambil kayu serta menangkap burung yang bernilai ekonomi tinggi. Seperti pohon Babi (Crypteronia sp) dan burung Cicak hijau (Chloropsis sonnerati)

Editorial Team

Tonton lebih seru di