Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TPA Jatibarang Semarang jadi Percontohan Pembangunan PSEL

Prosesi upacara HUT RI Ke-76 berlangsung khidmat di TPA Jatibarang. (Dok UPTD Jatibarang Semarang)
Prosesi upacara HUT RI Ke-76 berlangsung khidmat di TPA Jatibarang. (Dok UPTD Jatibarang Semarang)
Intinya sih...
  • TPA Jatibarang di Kota Semarang siap menjadi percontohan pembangunan instalasi PSEL.
  • Upaya ini untuk mendukung strategi nasional dalam penanganan sampah dan transisi menuju energi ramah lingkungan di wilayah Kedungsepur.
  • Pembangunan instalasi PSEL bertujuan untuk mempercepat pengolahan sampah menjadi energi listrik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang di Kota Semarang siap menjadi percontohan percepatan pembangunan instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Upaya ini untuk mendukung strategi nasional dalam penanganan sampah dan transisi menuju energi ramah lingkungan di wilayah Kedungsepur. 

1. Solusi pengelolaan sampah modern

PLTSA Putri Cempo, Mojosongo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
PLTSA Putri Cempo, Mojosongo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Komitmen tersebut ditegaskan langsung oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng saat menerima kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup di Ruang Lokakrida Gedung Balai Kota Semarang, Kamis (9/10/2025).

"Pemerintah Kota Semarang menyatakan siap mendukung program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Proyek ini merupakan solusi pengelolaan sampah modern sekaligus menjadikan sampah sebagai energi listrik bagi masyarakat," ungkapnya.

Untuk diketahui, Pemkot Semarang telah menyiapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang untuk mendukung program nasional tersebut. Sebab, peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi, Kota Semarang saat ini menghadapi persoalan serius dalam pengelolaan sampah perkotaan.

“Timbunan sampah di TPA Jatibarang telah mencapai lebih dari 1.000 ton per hari. Hal itu membuat kami perlu menambah armada pengangkutan sampah, mengedukasi masyarakat melalui program Semarang Bersih maupun Semarang Wegah Nyampah sebagai budaya baru. Kami juga menggandeng CSR dari berbagai pihak, hingga menganggarkan Rp50 miliar untuk menambah area pembuangan sampah baru seluas 11 hektar,’’ jelas Agustina.

2. Perkuat pengelolaan sampah berkelanjutan

PLTSa Putri Cempo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
PLTSa Putri Cempo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Dengan adanya PSEL ini, lanjut dia, maka akan memperkuat pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kota Semarang maupun kawasan Kedungsepur.

Adapun, Pemkot Semarang telah menyiapkan sejumlah rencana pembenahan TPA Jatibarang sebagai prioritas 2026 untuk mendukung proyek PSEL tersebut, seperti peningkatan IPAL, penguatan sanitary landfill, pembangunan instalasi gas metana, sampai mitigasi bencana kebakaran.

"Oleh karena itu, dengan kedatangan dari tim pemerintah pusat, pembangunan proyek PSEL ini dapat segera dilaksanakan," harap wali kota.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (B3 KLH/BPLH ), Firdaus Alim Damopoli mengatakan, telah melakukan verifikasi lapangan ke lokasi pembangunan PSEL di TPA Jatibarang sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Menko Bidang Pangan (Menkopangan) yang digelar pada 2 Oktober 2025 lalu. Proses verifikasi dilakukan oleh B3 KLH/BPLH bersama Kementerian Keuangan, Danantara, dan PLN.

3. Targetkan pembangunan PSEL mulai tahun depan

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Putri Cempo Surakarta, Jawa Tengah. (dok. PLN UID Jateng dan DIY)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Putri Cempo Surakarta, Jawa Tengah. (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

"Kami sudah melihat kesiapan lahannya. Dari sisi luasan memenuhi dan sesuai RTRW Kota Semarang, strategis untuk menampung dan mengelola sampah hingga ke sekitar Kota Semarang. Lalu, timbunan sampah juga mencukupi hingga 1.000 ton per hari, sumber air yang diperlukan untuk operasional PSEL juga tergolong dekat sekitar 660 meter dari titik lokasi. Ini sudah memperlihatkan kesiapan dari Kota Semarang untuk menjadi model pengelolaan kawasan yang terintegrasi berbasis energi," terangnya.

Hasil verifikasi lapangan akan menjadi dasar dalam pembahasan rapat terbatas tingkat nasional dan menargetkan tahun depan program ini bisa berjalan di Kota Semarang. Sehingga, bisa menjadi percontohan bagi kota-kota lain dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah yang modern, efisien, dan ramah lingkungan menuju zero emission 2050.

"Kami siap mendukung penuh upaya ini, baik secara pendampingan teknis, penyusunan dokumen lingkungan, maupun fasilitasi koordinasi lintas sektor. Mari kita jadikan pasal PSEL Kota Semarang sebagai bukti bahwa Indonesia mampu bertransformasi menuju ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial," tutup Firdaus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Aset Tanah Milik PT Sritex di Banjarsari, Solo Disita Kejagung

10 Okt 2025, 15:59 WIBNews