Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Rasakan Manfaat Embung Tirta Mulya Klaten di Musim Kemarau

Embung Tirta Mulya. (Dok/Aqualestari.co.id)

Klaten, IDN Times - Keberadaan Embung Tirta Mulya di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah membawa dampak yang sangat penting bagi penduduk desa.

Terlebih di musim kemarau saat ini, kendati banyak daerah yang mengalami kekeringan, berkat embung tersebut warga tak takut lagi kekurangan air.

1. Warga banyak yang antri ambil air.

Embung Tirta Mulya. (Dok/Istimewa)

Satu satu warga Desa Tegalmulyo, Eko mengaku manfaat adanya embung tersebut sangat membantu masyarakatnya dari kekurangan air sehingga bisa tetap bertanam sayur-mayur dan menjadi sumber air minum untuk ternak-ternak mereka.

“Kami sangat terbantu dengan adanya embung ini karena bisa kami gunakan untuk menyiram tanaman dan kasih minum ternak. Apalagi air di desa kami sangat sulit dan terjadi musim kemarau yang sangat panjang,” katanya Rabu (11/10/2023).

Eko mengatakan jika setiap hari beberapa warga mengantri di Embung Tirta Mulya, untuk mengisi jerigen-jerigen mereka dan membawanya dengan sepeda motor. Para warga ini bahkan harus beberapa kali pulang pergi untuk mengambil air di embung tersebut.

Embung Tirta Mulya mampu menampung air hujan sampai 12.000 meter kubik sehingga tidak saja mencukupi kebutuhan air baku dan untuk irigasi. Lokasinya secara geografis juga memiliki panorama yang indah sehingga bisa juga menjadi destinasi wisata, melengkapi obyek wisata dataran tinggi di Lereng Merapi.

2. Warga harus beli air sebelum adanya embung.

Antrian warga mengambil air di Embung Tirta Mulya. (Dok/Istimewa)

Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, mengatakan setiap hari, terutama saat musim kemarau panjang ini, masyarakat Desa Tegalmulyo selalu memenuhi Embung Tirta Mulya untuk mengambil air dengan menggunakan sepeda motor.

“Air dari embung itu sangat membantu masyarakat di desa kami. Masyarakat biasanya menggunakan air dari embung untuk kebutuhan air ternak atau bahasa kami (Jawa) itu ngombor. Selain itu juga digunakan untuk menyirami tanaman sayur-mayur itu. Apalagi saat musim kemarau panjang saat ini, air dari embung itu sangat membantu masyarakat di Desa Tegalmulyo ini,” ujarnya.

Sebelum adanya embung, warga desa memenuhi kebutuhan air minum, dengan mambeli air yang rata-rata harganya sebesar Rp 300 ribu untuk 5.000 liter air bersih dalam sebulan. Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan air untuk memasak dan mandi untuk satu keluarga.

Seperti diketahui, setiap musim kemarau, desa-desa di kecamatan yang terletak di lereng Gunung Merapi selalu mengalami krisis air, termasuk Desa Tegalmulyo. Jarak desa ini dari puncak Gunung Merapi hanya sekitar 4 kilometer, menjadikannya desa tertinggi di Kabupaten Klaten.

Mayoritas lapisan tanah atasnya yang berupa pasir, menyebabkan air hujan jatuh langsung masuk ke lapisan tanah di bawahnya. Akibatnya, tidak ada cadangan air yang disimpan untuk musim kemarau, sehingga warga mengalami kesulitan mendapatkan air.

3. Embung bisa menampung 12 ribu meter kubik air.

Embung Tirta Mulya. (Dok/solo.co.id)

Lebih lanjut, Sutarno mengatakan embung tersebut diresmuikan pada tanggal 2017 oleh PT Tirta Investama Pabrik Klaten (AQUA Klaten) dengan menggandeng Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Embung Tirta Mulya ini bermanfaat untuk menampung air hujan agar bisa digunakan sebagai sumber air baku masyarakat, terutama saat musim kemarau.

“Embung ini menahan limpasan air dari lereng Merapi saat musim penghujan dan lapisan embungnya menahan air sebagai persediaan air selama masa kemarau seperti saat ini. Dengan kedalaman 5 meter mampu menampung sekitar 12.000 meter kubik air," jelas Sutarno.

Dia menuturkan selama ini air yang ada di Embung Tirta Mulya ini tidak pernah kering dan sangat membantu warga Desa Tegalmulyo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Larasati Rey
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us