Geger Temuan Arca Dewa Trisula di Bandungan Semarang, Wajah Mengelupas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebuah arca yang ditemukan di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang menggemparkan warga sekitar. Pasalnya, arca tersebut berbentuk sosok dewa yang membawa senjata trisula.
1. Arca yang ditemukan tingginya 49 sentimeter
Seorang petugas Arkeolog dari Semarang, Tri Subekso mengaku arca tersebut awalnya ditemukan oleh Faizal, seorang warga Desa Sidomukti saat melakukan penggalian di pelataran rumahnya.
Saat dicek ke lokasi desa tersebut, Tri bilang arcanya berukuran setinggi 49 sentimeter. Lebar arca 28 sentimeter dengan ketebalan 9 sentimeter.
"Dari bentuknya, arca yang ditemukan di Bandungan dipastikan menjadi bagian dari bangunan candi," ujar Tri, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga: Arca Ganesha Diembat Maling, Arkeolog: Sumber Sejarah di Semarang Jadi Minim
2. Arca berbentuk sosok dewa pembawa trisula. Memakai kelat bahu dan gelang kaki
Tri menyebut bentuk arca secara keseluruhan masih utuh. Pada arca masih dapat dilihat jelas sosok dewa yang memegang kendi atau yang disebut kamandalu, kemudian perutnya yang agak buncit dan membawa sebuah senjata trisula.
Editor’s picks
Hanya saja, katanya pada bagian wajahnya tak terlalu jelas. Wajah pada arca tersebut mengelupas karena diperkirakan ribuan tahun lamanya terpendam di dalam tanah.
"Dari pahatannya, memakai kain sebatas mata kaki, kelat bahu dan gelang kaki, serta memiliki sandaran," bebernya.
3. Penemuan arca mempertegas kawasan Gunung Ungaran sebagai wilayah ajaran Siwaisme
Menurutnya arca yang ditemukan di Sidomukti Bandungan tersebut dulunya disebut arca Agastya. Arca itu ketika zaman peradaban kuno selalu ditaruh di relung selatan candi. Dalam ajaran Hindu, nama Resi Agastya banyak disinggung dalam kesusastraan kuno dan prasasti.
Ia pun menyinggung mengenai jejak peninggalan candi di Desa Sidomukti Bandungan, yang sudah sering disebut dalam laporan kepurbakalaan Belanda.
Dalam rentang waktu 1870, 1891, dan 1914 silam, ia menyatakan para peneliti Belanda temuan arca Ganesha dan berbagai bangunan pemandian kuno.
Dengan ditemukannya arca ini, semakin memperkuat kedudukan lereng Gunung Ungaran atau yang pada masa Jawa Kuno dinamakan Karungrungan.
Masyarakat di kaki Gunung Ungaran sejak lama pernah mendapat sentuhan ajaran Siwaisme ini dibuktikan dengan peninggalan candi, petirtaan, arca kedewaan dan reruntuhan bangunan suci," terangnya.
Saat ini Pemdes Sidomukti akan berusaha melestarikan dan merawat temuan arca sebagai identitas desanya. Selain itu, TACB juga akan mengembangkan kajian objek ini untuk bisa ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.
Baca Juga: Intip 11 Potret Kolam Renang Eksotis Umbul Sidomukti di Semarang!