Arsenal mengonfirmasi kedatangan Kai Havertz di website resminya pada 28 Juni waktu setempat. Mereka memboyong pemain asal Jerman itu dari klub rival sesama London, Chelsea. Nilai pembeliannya berada di angka 65 juta poundsterling atau sekitar Rp1,2 triliun.
Pemain berusia 24 tahun itu tampaknya akan mengenakan nomor punggung 29 di Arsenal. Nomor punggung tersebut sebelumnya pernah dipakai oleh lima mantan pemain Arsenal sebelum Havertz. Siapa sajakah mereka?
Matteo Guendouzi tercatat sebagai pemain terakhir yang mengenakan nomor punggung 29 di Arsenal. Ia menghabiskan 4 musim (2018–2022) di klub London Utara itu. Namun, 2 musim terakhir, ia dipinjamkan ke Hertha BSC (2020–2021) dan Olympique Marseille 2021–2022).
Selama menjadi pemain pinjaman, Guendouzi tampil cukup memukau terutama bagi klub asal Marseille, Prancis. Ia bermain dalam 56 pertandingan di semua ajang dengan berhasil mengemas 5 gol dan 14 assist. Akhirnya, pada musim 2022/2023, klub yang berjuluk Les Phoceens itu mempermanenkannya dengan mahar 9 juta poundsterling atau sekitar Rp170 miliar.
Sebelum mengenakan nomor punggung 34, Granit Xhaka ternyata sempat mengenakan nomor punggung 29. Itu dilakukannya saat baru pertama kali mendarat di Emirates Stadium pada 2016/2017 hingga 2017/2018. Arsenal mendatangkannya dari Borussia Monchengladbach dengan harga 35 juta poundsterling atau sekitar Rp673 miliar.
Selama berseragam Arsenal, Xhaka sudah mengemas 225 penampilan dengan 17 gol dan 24 assist di semua ajang. Sayangnya, pada 2023/2024, Ia harus meninggalkan tim Inggris itu dan merapat ke Jerman dengan bergabung bersama Bayer Leverkusen. Total Ia sudah mengabdi selama 7 tahun (2016–2023) bersama The Gunners.
Pemain tengah lainnya yang sempat mengenakan nomor punggung 29 di Arsenal adalah Kim Kallstrom. Ia mengenakan nomor punggung tersebut pada 2013/2014. Namun, pemain asal Swedia itu hanya bertahan setengah musim saja bersama The Gunners.
Arsenal meminjamnya dari Spartak Moskow pada tenggat jendela transfer musim dingin 2014. Namun, hingga kontraknya habis, ia hanya bermain sebanyak 4 pertandingan bersama klub Meriam London itu di semua ajang. Meski begitu, menurutnya momen ketika berseragam Arsenal menjadi pengalaman yang menyenangkan baginya meskipun dalam waktu singkat.
Selanjutnya, ada Marouane Chamakh. Ia merupakan sosok striker yang mempunyai insting mencetak gol yang tinggi. Saat berseragam klub Prancis, Bordeaux, pemain asal Maroko itu berhasil mencetak 74 gol dari 301 penampilan di semua ajang. Hingga pada akhirnya, Arsene Wenger yang merupakan pelatih asal Prancis itu tertarik dengan bakatnya.
Saat kedatangannya ke Arsenal, Chamakh langsung mengenakan nomor punggung 29. Ia didatangkan dari klub Prancis, Bordeaux dengan status bebas transfer. Namun, kariernya di tim Meriam London tak berjalan mulus. Penyerang asal Maroko itu sempat dipinjamkan sesama klub Inggris, West Ham United selama setengah musim. Kariernya terus menurun, hingga pada akhirnya dirinya dilego ke Crystal Palace dengan mahar 1 juta poundsterling atau sekitar Rp20 miliar.
Terakhir, ada Sebastian Larsson. Ia merupakan pemain Swedia lainnya yang memakai nomor punggung 29 sebelum Kim Kallstrom. Ia juga merupakan pemain binaan Akademi Arsenal. Arsenal mendapatkannya dari IFK Eskilstuna saat berusia 16 tahun.
Namun, karier Larsson di Arsenal tak berjalan mulus. Pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah itu susah mendapatkan tempat di tim Senior Arsenal. Ia harus bersaing dengan pemain lainnya seperti, Abou Diaby hingga Cesc Fabregas di posisi yang sama. Oleh karena itu, dirinya memutuskan untuk pindah ke Birmingham pada Januari 2007. Setelah sebelumnya berstatus sebagai pemain pinjaman selama setengah musim.
Kelima pemain di atas kebanyakan tidak bertahan lama berseragam Arsenal. Mereka juga tidak banyak berkontribusi bagi tim. Itulah mengapa nomor punggung 29 tidak menjadi spesial di skuad Meriam London.