5 Pemain Mali Alumnus Piala Dunia U-17 yang Merumput di Eropa

01 Des 2023, 13:00 WIB

Amadou Haidara saat membela RB Leipzig di Bundesliga. (instagram.com/amadou_haidara04)

Mali tampil impresif sepanjang perhelatan Piala Dunia U-17 Indonesia 2023. Tim asal Afrika Barat itu sukses menembus semifinal setelah torehan apik, yakni mengalahkan Meksiko (5-0) dan Maroko (1-0) di babak gugur. Namun pada laga semifinal, Mali kalah dari Prancis 1-2, sehingga harus mengubur asanya menjuarai kompetisi ini.

Kiprah Mali sebenarnya cukup diperhitungkan dalam Piala Dunia U-17 karena mereka sudah lima kali ikut dalam kompetisi ini. Bahkan di Piala Dunia U-17 Chile 2015, Les Aigles junior sukses mencatatkan sejarah keluar sebagai runner-up. Sayangnya, tim senior Mali sama sekali belum pernah lolos ke putaran final Piala Dunia.

Dalam 7 tahun terakhir, tercatat ada lima pemain Mali yang merupakan alumnus Piala Dunia U-17 yang merumput di Eropa. Beberapa di antaranya bahkan turut membela tim-tim besar di Benua Biru.

1. Mamadou Traore merumput bersama Union St. Gilloise

Mamadou Traoré saat membela Union St. Gilloise. (twitter.com/UnionStGilloise)

Mamadou Traoré terdaftar sebagai pemain yang diboyong ke India untuk membela Timnas Mali di Piala Dunia U-17 2017. Sayangnya, ia hanya dijadikan penyerang pelapis pada kompetisi itu. Ia sudah diturunkan dalam 3 pertandingan, 2 laga penyisihan grup dan 1 laga semifinal.

Karier profesional Traore dimulai ketika ia membela klub lokal AS Mansa pada 2021. Setahun kemudian, ia direkrut klub Lithuania, Minija. Sayangnya, di tengah kontraknya diputus. Beruntung Union St. Gilloise bersedia merekrutnya dan sekarang ia dipimjamkan ke klub Spanyol, Castellon.

2. Sekou Koita menjadi pemain andalan RB Salzburg

Sekou Koita ketika memperkuat RB Salzburg. (instagram.com/koita20)

Sékou Koita menjadi salah satu pemain Mali di Piala Dunia U-17 Chile 2015. Ia bahkan menjadi striker utama di skuad Les Aigles junior dan mampu membukukan dua gol untuk timnya. Ia juga menjadi salah pemain yang berkontribusi mengantarkan Mali menjadi runner-up.

Karier sepak bola Koita bermula ketika ia dipromosikan ke tim senior AS Bakaridjan pada 2015. Ia pun sempat dipinjamkan ke USC Kita selama semusim. Pada 2018, ia memulai kariernya di Eropa bersama FC Liefering dan sempat dipinjamkan ke Wolfsberger AC. Penampilan apiknya pun mampu menarik perhatian RB Salzburg untuk mendatangkannya pada 2019.

3. Amadou Haidara jadi jenderal lapangan tengah RB Leipzig

Amadou Haidara ketika memperkuat RB Leipzig. (instagram.com/amadou_haidara04)

Amadou Haidara masuk dalam daftar pemain yang diboyong ke Chile untuk ikut dalam Piala Dunia U-17 2015. Ia didapuk sebagai gelandang tengah andalan Les Aglies junior pada saat itu. Ia pun berperan dalam mengantarkan Mali menembus final turnamen junior terbesar di dunia itu.

Haidara memulai kariernya bersama JMG Bamako pada 2015. Hanya berselang setahun, ia langsung direkrut oleh RB Salzburg untuk menambah amunisi di lini tengah. Karena masih muda, ia pun sempat dipinjamkan ke FC Liefering selama semusim. Pada 2019, ia pun dilirik oleh RB Leipzig berkat penampilan gemilangnya.

4. Cheick Doucoure diandalkan Crystal Palace untuk mengisi pos gelandang tengah

Cheick Doucouré saat membela Crystal Palace. (instagram.com/cheick.doucoure20)

Cheick Doucouré merupakan rekan se-tim Traore di Timnas Mali pada ajang Piala Dunia U-17 India 2017. Sayangnya, ia tidak masuk dalam daftar starting line-up Les Aglies di kompetisi tersebut. Ia hanya diturunkan sebagai starter ketika Mali menghadapi Spanyol di perempat final.

Perjalanan karier Doucoure bermula ketika membela JMG Bamako dan AS Real Bamako pada 2017-2018. Kemudian, ia memulai perjalanannya di Eropa bersama RC Lens. Berkat penampilan impresifnya ketika membela Lens, Doucoure akhirnya direkrut tim Liga Premier Inggris, Crystal Palace.

5. Mohamed Camara menjadi gelandang bertahan utama AS Monaco

Mohamed Camara saat memperkuat AS Monaco. (instagram.com/asmonaco)

Sama dengan Traore dan Doucoure, Mohamed Camara ikut berperan membela Mali di Piala Dunia U-17 India 2017. Ia sukses menjadi gelandang bertahan utama Les Aglies selama berlangsungnya kompetisi junior tersebut. Ia juga sudah menyumbangkan 1 assist untuk timnya.

Setelah Piala Dunia U-17, Camara langsung melanjutkan kariernya di tim senior AS Real Bamako. Tak berselang lama, ia pun direkrut oleh FC Liefering dan sempat dipinjamkan ke TSV Hartberg. Pada 2019, ia pun diboyong RB Salzburg untuk mengisi lini tengahnya. Pada 2022, AS Monaco mendatangkannya setelah melihat performanya selama ini.

Mali memang memiliki segudang talenta muda sepak bola dan sudah malang melintang berkompetisi di Piala Dunia U-17. Sayangnya, Les Aglies belum pernah mencicipi kompetisi akbar Piala Dunia sekalipun. Dengan munculnya pemain berbakat, bukan tidak mungkin Mali akan menembus Piala Dunia 2026.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.