Bank Selektif Kucurkan KPR, Penjualan Rumah Akhir Tahun di Jateng Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Penjualan rumah saat akhir tahun mulai bergairah. Kondisi itu menunjukkan bahwa daya beli konsumen di masa pandemik COVID-19 mulai membaik.
1. Penjualan rumah melalui pameran capai 53 unit jelang akhir tahun
Kenaikan penjualan rumah mengacu pada realisasi penjualan saat pameran Property Expo Semarang (PES) ke-6 di Mal Paragon Semarang beberapa waktu lalu. Pada kegiatan tersebut, sebanyak 53 unit rumah berhasil terjual. Adapun, panitia sukses membukukan transaksi senilai Rp67 miliar.
Ketua panitia pameran, Dibya K Hidayat mengatakan, sesuai tren tahun sebelumnya kebutuhan rumah menjelang akhir tahun selalu mengalami peningkatan. Kondisi tersebut terjadi pada tahun 2020, meskipun saat ini masih di masa pandemik COVID-19.
‘’Dari realisasi 53 unit rumah terjual itu menunjukkan ada peningkatan penjualan dibandingkan pada pameran sebelumnya pada bulan September 2020, yakni sebanyak 11 unit terjual. Sehingga, kami pun berharap penjualan perumahan pada pameran terakhir di bulan Desember ini akan lebih baik lagi,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi kepada IDN Times, Minggu (6/12/2020).
Baca Juga: Lebih Bankable, REI Jateng Sasar Perumahan untuk Pegawai Kejaksaan
2. Rumah menengah paling banyak diminati konsumen
Adapun 53 unit rumah yang terjual merupakan rumah menengah dengan harga berkisar mulai Rp300 juta hingga Rp700 juta.
‘’Konsumen ini membeli rumah untuk dipakai sendiri. Bahkan, hampir 90 persen masyarakat Jawa Tengah membeli rumah untuk digunakan sendiri, bukan untuk investasi,’’ ujarnya yang juga Wakil Ketua DPD REI Jawa Tengah Bidang Humas Promosi dan Publikasi itu.
Kendati demikian, masa pandemik COVID-19 cukup memengaruhi konsumen membeli rumah melalui KPR. Pasalnya, hingga saat ini perbankan masih sangat selektif dalam mengucurkan pembiayaan untuk KPR sehingga tidak sedikit konsumen membeli rumah secara tunai atau cicilan lunak selama satu tahun.
3. Pengembang desak perbankan untuk beri kelonggaran KPR ke konsumen
Terpisah, Sekretaris DPR REI Jawa Tengah, Andi Kurniawan menyatakan, masih banyak bank yang selektif menyetujui pengajuan KPR dari calon nasabah. Akhirnya, pengembang hanya bisa membantu melalui cicilan lunak, karena pada kondisi pandemik COVID-19 mereka harus tetap menjual rumah yang diproduksi.
‘’Kami sudah meminta perbankan untuk menilai kemampuan konsumen secara langsung, bukan hanya berdasarkan restrukturisasi. Sebab, dalam kondisi pandemik ini masih banyak konsumen yang memiliki kemampuan untuk membayar angsuran,” ungkap Andi.
Baca Juga: Pengembang Perumahan Desak Perbankan Longgarkan Pencairan KPR