5 Momen yang Bikin Mood Penulis Drop Seketika, Kamu Pernah?

- Laptop ngelag, naskah belum disimpan, ambyar!
- Momen sulit penulis: laptop error saat menulis, mengganggu mood dan menghambat kreativitas. Seringkali membuat karya tertunda.
- Dinamika penulis: terganggu oleh suara tetangga, tulisan sudah ada yang menulis, ditolak editor. Proses untuk tumbuh dan belajar.
Jadi penulis itu ada saja momen-momen yang harus dilalui. Ada yang bertemakan suka, tapi tidak sedikit juga yang membawa duka. Bahkan sampai bikin mood yang tadinya semangat buat nulis, malah jadi drop seketika.
Nah, kali ini akan sedikit mengulik tentang kehidupan para penulis. Khususnya momen di mana harus menghadapi situasi sulit, sehingga menguji kegigihan untuk terus menulis. Apa saja itu? Yuk, intip bersama!
1. Naskah belum disave, eh laptop malah ngelag

Ayo angkat tangannya, siapa yang pernah alami ini? Rasanya agak nyelekit sih. Sudah capek-capek nulis panjang lebar, cari referensi sana sini, eh tiba-tiba laptop ngelunjak. Entah apa yang terjadi padanya, yang jelas ia berhenti bekerja. Paling parahnya langsung mati sendiri.
Sudah, kalau begitu jadi berabe. Tadinya menggebu-gebu, sekarang langsung lesu. Seolah semangat lenyap tanpa jejak, menulispun jadi mangkrak. Pada akhirnya karya di hari itu untuk sementara waktu pending sampai si laptop kembali tersenyum. Pernah rasakan sakitnya?
2. Suasana sekitar yang seolah memusuhi

Laptop sudah siap di depan muka, ide juga sudah dipikirkan sejak kemarin, eh malah yang ada tetangga putar musik dengan suara kencang. Tanpa rasa bersalah sekalipun. Tapi mau bagaimana lagi, kan tidak pernah mengumumkan bahwa kamu adalah seorang penulis. Meskipun hanya penulis lepas, sih.
Jadinya mood kamu yang tadinya sedang memuncak, terpaksa harus turun gunung. Tapi di situlah pelajaran yang dapat diambil, bahwa penulis juga manusia biasa yang terkadang terkena distraksi, membuatnya baperan. Sehingga akhirnya memilih rebahan.
3. Tulisan sudah kelar, eh lupa dicek kesamaannya

Tulisan kelar, tinggal submit, eh pas dicek di Google, sudah ada yang menulisnya. Baru dua hari yang lalu. Bagaimana tidak mau menggerutu. Tapi salah sendiri sih, terburu-buru mau nulis.
Begitulah dinamika para penulis. Ada juga tulisannya sudah mau selesai, tapi setelah dibaca lagi kok kayak seperti terdapat kejanggalan ya. Tepat sekali, arah pengembanganya tidak sesuai, plus poin-poinnya tidak berkesinambungan. Auto cemberut seharian. Karena harus mulai lagi dari awal.
4. Dengar celetukan "kenapa sih, kamu menulis terus"

Lagi asik menulis, ada yang nyeletuk "ngapain sih kamu menulis terus, emang ngasilin duit?" seketika langsung kaget dong. Padahalkan, menulis itu bukan hanya tentang uang. Itu denisi yang terlalu sempit.
Banyak penulis yang orientasinya untuk menyalurkan hobinya. Tidak jarang pula yang untuk bersenang-senang, karena ia dapat mengekpresikan perasaannya. Tidak luput juga yang iseng-iseng nulis buat nambah uang jajan. Intinya tidak ada yang boleh menghakimi seorang penulis.
5. Artikel dikembalikan

Sudah percaya diri, tapi kemudian ditampar realitas kalau ternyata karya yang dikirimkan harus dikembalikan. Alias ditolak sama editor. Padahal, untuk menulisnya butuh effort yang tidak main-main. Tapi, penulis memang diciptakan dengan stok kesabaran yang mumpuni.
Meskipun terguncang dengan notifikasi merah penolakan, rasa sakitnya hanya sebentar kok. Karena itu adalah proses untuk tumbuh jadi lebih baik lagi. Sehingga melahirkan karya-karya fantastis di masa depan nantinya.
Demikian penjelasan dari artikel ini, kira-kira momen mana yang tidak bisa kamu lupakan? Bagikan kisahmu di kolom komentar, ya!