Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Cara Bangkit dan Pulih setelah Kena Layoff, Gak Sendirian Kok!

ilustrasi seseorang merenung (pexels.com/Ayumi Photo)

Kehilangan pekerjaan bisa bikin mental ambyar dan hidup terasa kosong. Gak cuma soal kehilangan penghasilan, tapi juga rasa aman, arah hidup, bahkan percaya diri. Tapi percaya deh, kamu gak sendiri dan fase ini bukan akhir dari segalanya.

Yang kamu butuhkan sekarang adalah ruang untuk pulih bukan tekanan untuk langsung kuat. Lewat enam cara sederhana ini, semoga kamu bisa bangkit pelan-pelan dan menemukan kembali pijakanmu.

1. Terima bahwa ini bukan salahmu

ilustrasi seseorang dengan senyuman penuh kekuatan (freepik.com/freepik)

Langkah pertama untuk pulih adalah menerima kenyataan bahwa kamu kena layoff, dan itu bukan karena kamu gagal. Banyak faktor di luar kendali yang bisa menyebabkan PHK, termasuk kondisi ekonomi atau restrukturisasi perusahaan. Menerima ini bikin kamu gak terus-menerus menyalahkan diri sendiri.

Emosi seperti marah, sedih, atau kecewa pasti datang silih berganti, dan itu wajar. Tapi begitu kamu menerima bahwa ini bukan akhir dunia, kamu akan lebih mudah menata langkah baru. Mulailah dengan memaafkan diri sendiri dulu.

2. Izinkan diri untuk beristirahat

ilustrasi seseorang beristirahat (pexels.com/Lisa Fotios)

Setelah kerja keras bertahun-tahun, tubuh dan pikiranmu layak dapat waktu rehat. Jangan buru-buru merasa harus langsung produktif lagi. Memberi jeda adalah bentuk self-compassion yang penting saat kamu lagi goyah.

Gunakan waktu ini untuk tidur cukup, makan teratur, dan mengisi ulang energi. Jangan merasa bersalah kalau kamu belum bisa "bergerak cepat". Pemulihan emosional juga butuh waktu, dan kamu berhak untuk istirahat.

3. Bangun rutinitas kecil setiap hari

ilustrasi seseorang bangun lebih awal (pexels.com/PNW Production)

Ketika ritme kerja tiba-tiba berhenti, hidup bisa terasa kosong dan gak terarah. Maka dari itu, rutinitas kecil bisa bantu kamu merasa stabil lagi. Misalnya bangun pagi, olahraga ringan, atau nulis jurnal setiap hari.

Hal-hal sederhana ini bisa membentuk struktur baru dalam hidupmu. Rutinitas bukan cuma soal produktivitas, tapi juga memberi rasa aman dan kontrol atas hari-harimu. Kamu berhak merancang harimu sesuai kapasitasmu.

4. Cerita ke orang yang bisa dipercaya

ilustrasi seseorang curhat (pexels.com/Christina Morillo)

Menutup diri mungkin terasa lebih nyaman, tapi terlalu lama memendam bisa memperberat beban. Coba cerita ke sahabat, keluarga, atau orang yang kamu percaya. Kadang kamu cuma butuh didengar, bukan dicariin solusi.

Berbagi cerita bisa bikin kamu merasa lebih ringan dan gak sendirian. Kamu akan sadar bahwa banyak orang pernah mengalami hal serupa dan berhasil bangkit. Dukungan sosial itu obat ampuh yang sering diremehkan.

5. Jaga jarak dari perbandingan

ilustrasi seseorang scrolling sosmed (pexels.com/cottonbro studio)

Scrolling media sosial saat hati belum pulih bisa jadi bumerang. Lihat orang lain sibuk kerja, naik jabatan, atau pamer pencapaian, bisa bikin kamu makin overthinking. Ingat, kamu sedang di fase istirahat, bukan kalah.

Fokuslah pada dirimu sendiri, bukan hidup orang lain yang tampak ideal. Setiap orang punya waktu dan jalan masing-masing. Yang penting, kamu tetap jalan meski pelan.

6. Pelan-pelan mulai pikirkan langkah selanjutnya

ilustrasi seseorang berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Setelah cukup istirahat dan emosimu mulai stabil, kamu bisa mulai susun rencana ke depan. Gak harus langsung lamar kerja, bisa mulai dari upgrade skill, ikut webinar, atau bangun portofolio. Intinya, satu langkah kecil pun sudah cukup.

Beri target realistis dan fleksibel sesuai dengan kondisimu sekarang. Kamu gak perlu buru-buru untuk “ngebut”, cukup konsisten dan jujur dengan prosesmu. Dari sini, kamu akan pelan-pelan kembali kuat.

Pulih dari layoff gak instan, dan kamu gak harus buru-buru terlihat “baik-baik saja”. Merasa limbung itu manusiawi, tapi kamu juga punya kekuatan untuk bangkit meski satu langkah kecil setiap harinya. Ingat, hidupmu gak berakhir di titik ini. Justru bisa jadi ini awal dari bab yang lebih jujur dan bermakna. Pelan-pelan aja, kamu sedang menuju versi terbaik dari dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us