5 Tips Mencegah Stroke Usia Muda, Apakah Kamu Siap Memulainya?

- Stroke dapat menyerang usia muda dengan pravelensi 7-15 kasus per 100.000 orang per tahun.
- Pencegahan stroke pada usia muda melalui pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah.
- Konsumsi gizi seimbang, menjauhi alkohol dan rokok, serta rutin berolahraga dapat mengurangi risiko stroke.
Dahulu, penyakit stroke identik dengan penyakitnya orang lansia. Kini, stroke dapat menyerang kalangan usia muda. Studi dalam Jurnal CDK memaparkan pravelensi stroke usia kurang dari 45 tahun diperkirakan 7 hingga 15 kasus per 100.000 orang selama satu tahun.
Apakah stroke bisa sembuh? Penyakit tidak menular ini dapat disembuhkan dengan beragam pengobatan dan terapi. Ciri-ciri stroke antara lain salah satu bagian wajah ada yang terkulai (terutama saat senyum), lengan terjatuh saat diangkat, ucapan tidak jelas, serta kesulitan menjaga keseimbangan.
Tentunya, kita ingin menikmati masa muda dengan sehat. Tips-tips pencegahan stroke pada usia muda bisa mulai dijalankan.
1. Cek kesehatan tubuhmu

Sering kali cek kesehatan disepelekan karena alasan tidak ada riwayat sakit atau takut menemukan penyakit tak terduga. Pemeriksaan tekanan darah adalah cek kesehatan yang paling mudah untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah tinggi). Selain itu, kamu perlu mengetahui kadar kolesterol dan gula darah.
Hipertensi, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes melitus adalah penyakit yang tergolong faktor risiko penyakit stroke. Sering kali, kemunculan penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala. Kita dapat memeriksakan kesehatan rutin enam bulan sekali.
2. Terapkan pola makan sehat

Apakah kamu termasuk tim makan asal kenyang? Tubuh kita memerlukan kebutuhan gizi yang adekuat. Di era gempuran seblak, minuman boba, dan jajanan tampak lezat lainnya, sebaiknya kita butuh menyaring sesuatu yang dimakan.
Mari kita terapkan porsi makan 'isi piringku' untuk sekali makan. Komponen isi piringku terdiri atas karbohidrat, protein, sayur dan buah-buahan dengan jumlah seimbang. Pergunakan gula, garam, serta lemak dengan takaran secukupnya. Tak lupa, konsumsi air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh.
3. Hindari penggunaan alkohol dan rokok

Pemakaian alkohol dan merokok dalam kurun waktu yang lama akan berdampak buruk bagi kesehatan. Buku berjudul Stroke : Bukan Akhir Segalanya (Cegah dan Atasi Sejak Dini) menyebutkan kita dapat mengurangi risiko stroke dengan meminimalisir konsumsi alkohol. Selain itu, kecanduan minum alkohol berdampak pada gangguan hati.
Rokok ataupun rokok elektrik perlahan merusak sistem pernapasan. Dilansir dari laman Medical News Today, rokok meningkatkan risiko stroke dengan beragam cara yaitu meningkatkan kolesterol jahat (LDL), meningkat tekanan darah, menurunkan kadar oksigen darah, serta mengentalkan darah. Tidak ada salahnya melakukan pola hidup sehat dengan menjauhi rokok dan alkohol.
4. Olahraga teratur

Siapa yang masih malas olahraga? Lebih memilih duduk bersantai dan scrolling hp di tangan. Berdalih tidak ada waktu ataupun tidak sempat berolahraga, padahal kita memahami olahraga berdampak positif pada tubuh.
Manfaat olahraga bisa meningkatkan kemampuan otot, menstabilkan tekanan darah, memperkuat jantung dan tulang. American College of Sport Medicine (ACSM) menyarankan olahraga aerobik intensitas sedang dengan durasi 150 menit per minggunya, dibarengi latihan kekuatan dua kali. Yuk, kita mulai olahraga rutin.
5. Menjaga berat badan

Berat badan yang kurang atau berlebih dapat mendatangkan risiko penyakit. Dilansir dari situs Web MD, obesitas termasuk salah satu faktor risiko penyakit stroke. Berat badan seimbang dapat dicapai dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti menghindari stres, lakukan aktivitas fisik, perbanyak istirahat, kurangi makanan tinggi gula dan garam.
Cara yang sering dipakai untuk memonitor berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT). Rumusnya berat badan (kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (meter).
Angka stroke di kalangan muda-mudi tidak sedikit, alangkah lebih baik kita mencegah dengan menjalani tips sehat. Kita dapat berinvestasi kesehatan sejak usia muda. Sedikit demi sedikit memupuk kebiasaan positif, membuahkan hasil di usia tua.