5 Hewan Predator yang Ada di Pulau Jawa, Sering Masuk Area Pemukiman!

- Pulau Jawa memiliki populasi hewan predator yang melimpah, seperti burung elang, macan tutul jawa, biawak air, dan ajag.
- Populasi hewan predator di Pulau Jawa mulai terancam akibat aktivitas manusia, kerusakan habitat, dan perburuan liar.
- Hewan predator memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pembasmi hama alami dan pengontrol populasi hewan lainnya.
Walau sudah padat akan populasi manusia nyatanya Pulau Jawa masih menyimpan hutan, sungai, pegunungan, atau danau yang cukup asri. Nah, daerah-daerah tersebut umumnya masih jarang dijamah manusia sehingga membuat populasi hewan predator cukup melimpah. Tercatat beberapa hewan predator seperti macan tutul jawa, burung elang, ular, biawak air, sampai ajag masih bisa ditemukan di Pulau Jawa. Terkadang mereka juga hadir di pemukiman manusia yang mana hal tersebut kerap menyebabkan konflik.
Sayangnya eksistensi hewan-hewan predator tersebut mulai terancam. Aktivitas manusia, kerusakan habitat, kehadiran spesies invasif, dan perburuan liar jadi beberapa faktor yang mendalangi hal tersebut. Tentunya hal itu tidak bisa dibiarkan karena mampu memusnahkan hewan predator yang ada di Pulau Jawa. Saat ini masyarakat juga seakan-akan tidak peduli dan tidak mengenal hewan predator yang ada di sekitar mereka. Untuk itu kali ini kita akan membahas beberapa hewan predator di Pulau Jawa supaya pengetahuanmu bertambah dan supaya kamu lebih peduli dengan hewan-hewan tersebut.
1. Burung predator

Burung predator yang menguasai langit Pulau Jawa terdiri dari beberapa spesies, seperti Nisaetus bartelsi, Spilornis cheela, Otus angelinae, dan Falco subbuteo, jelas iNaturalist. Mereka juga punya kebiasaan, ukuran, ciri fisik, dan perawakan yang berbeda. Pertama, N. bartelsi (elang jawa) jadi yang paling besar dan paling sulit ditemukan. Kemudian O. angelinae (celepuk jawa) hanya aktif di malam hari. F. subbuteo (alap-alap walet) juga unik karena punya kecepatan yang luas biasa. Tak mau kalah, S. cheela (elang ular bido) punya makanan yang ekstrem, yaitu ular.
Sayangnya populasi burung-burung predator yang ada di Pulau Jawa mulai menurun. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kerusakan habitat, alih fungsi lahan, dan perburuan liar. Padahal burung predator punya peran penting bagi manusia, seperti berperan menjadi pembasmi hama alami dan pengontrol populasi ular. Saat ini juga banyak spesies burung predator yang masuk daftar hewan dilindungi. Nah, jika di daerahmu masih banyak burung predator maka kamu patut bersyukur karena artinya daerahmu masih asri.
2. Macan tutul jawa

Panthera pardus melas atau macan tutul jawa merupakan spesies kucing besar terakhir di Pulau Jawa. Penyebarannya juga sangat sempit karena saat ini ia hanya bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Meru Betiri, dan Taman Nasional Baluran, jelas Animalia. Penyebarannya terpusat di gunung, dataran tinggi, dan hutan yang terisolir. Padahal dahulu hewan ini bisa ditemukan di berbagai habitat, mulai dari kebun, hutan sekunder, pinggir sungai, sampai dataran rendah.
Macan tutul jawa sendiri merupakan salah satu predator paling ganas di Pulau Jawa. Hal tersebut dibuktikan dari nafsu makannya yang besar dan strategi berburunya yang sangat efektif. Jika membahas makanan, kucing ini termasuk predator oportunis yang bisa memakan apapun, mulai dari reptil, burung, rusa, babi hutan, sampai primata. Ia juga memiliki dua senjata utama untuk berburu, yaitu gigitan yang kuat dan cakar yang tajam. Nah, perpaduan dua hal tersebut akhirnya membuat hewan ini jadi predator puncak di Pulau Jawa.
3. Biawak air

Selain burung dan mamalia, reptil seperti biawak air atau Varanus salvator juga bisa ditemukan di Pulau Jawa. Tak hanya itu, bahkan hewan ini jadi salah satu hewan predator yang paling umum dijumpai. Tak melulu di hutan atau sungai, terkadang hewan ini juga bisa ditemukan di area pemukiman, terang Ecologyasia. Nah, karena hal tersebut tak jarang biawak air berkonflik atau menyerang manusia. Namun jika kamu menemukan reptil ini di tumah kamu tak boleh membunuhnya karena sejatinya biawak air adalah pembasmi hama dan pengontrol populasi ular, tikus, serangga, dan burung kecil.
Tapi tetap saja, kamu harus berhati-hati dengan hewan satu ini. Jika ada biawak kecil yang masuk ke rumah kamu bisa mengusirnya dengan sapu atau kayu. Tapi jika yang masuk adalah biawak berukuran besar maka kamu bisa meminta bantuan pihak profesional seperti pemadam kebakaran. Jangan sekali-sekali menangkap biawak jika tidak memiliki pengalaman. Jika hal tersebut dilakukan kamu bisa digigit, dicakar, atau dicambuk yang nantinya akan merugikan diri sendiri.
4. Ajag

Laman GBIF menjelaskan kalau Cuon alpinus atau ajag dapat ditemukan di beberapa daerah, seperti Pulau Jawa, Sumatra, Thailand, Malaysia, India, sampai Cina. Ajag sendiri merupakan mamalia yang berasal dari famili Canidae, alhasil ia berkerabat dengan anjing. Perawakannya juga mirip anjing dengan badan cokelat, kepala memanjang, dan tubuh yang kurus. Saking miripnya, hewan ini sampai-sampai disebut sebagai anjing hutan. Ajag juga hidup berkelompok yang mana satu kelompok bisa terdiri dari 5 sampai 40 individu.
Sayangnya saat ini populasi ajag sudah sangat menyempit dan ia hanya bisa ditemukan di beberapa gunung dan dataran tinggi di Pulau Jawa. Hewan ini juga dikategorikan sebagai spesies dilindungi. Karenanya kamu tak boleh menangkap, membunuh, atau memburu ajag, bahkan jika ajag masuk ke wilayah pemukiman sekalipun. Justru jika ada ajag yang masuk ke pemukiman kamu harus melaporkannya ke pihak berwajib seperti BKSDA. Pelaporan tersebut sangat penting karena nantinya BKSDA akan memberikan edukasi, memantau populasi ajag, dan memastikan ajag tidak berkonflik dengan manusia.
5. Ular

Diantara hewan predator lain, mungkin reptil tanpa kaki ini jadi yang paling mudah ditemukan. Bayangkan saja, mau itu di hutan, sawah, sungai, waduk, danau, rawa, kebun, pinggir jalan, sampai area pemukiman kamu pasti bisa menjumpai hewan ini. Spesies ular di Pulau Jawa juga berlimpah, seperti Naja sputatrix (kobra jawa) yang bisa menyemburkan bisa, Python bivittatus (sanca bodo) yang berukuran raksasa, sampai Ahaetulla prasina (ular pucuk) yang tidak berbahaya. Alhasil kamu harus selalu waspada, perhatikan daerah sekitar, dan jangan masuk wilayah yang dipenuhi ular.
Beberapa ular memang berbahaya dan mampu membunuh manusia, namun sebenarnya ular juga punya peran bagi alam dan manusia. Sebagai contoh, Ptyas korros (ular koros) sangat suka memakan tikus dan mamalia kecil, karenanya ia bisa jadi pembasmi hama alami di kebun. A. prasina (ular pucuk) juga kerap memakan burung di pohon, karenanya ia berjasa untuk menjaga padi tetap aman dari burung pemakan bulir padi. Tak hanya itu, jika populasi ular menurun maka populasi tikus, burung, bajing, dan kodok akan membludak.
Hewan predator yang ada di Pulau Jawa bukanlah hewan yang harus kita takutkan. Justru sebaliknya, kita harus menjaga kelestariannya dan menjaga eksistensinya. Hal tersebut sangat penting karena dengan menjaga hewan-hewan predator keseimbangan ekosistem akan terjaga dan kehidupan manusia akan ikut membaik. Karenanya, kamu tidak boleh sembarangan memburu, membunuh, atau mengusir hewan-hewan predator. Lagipula, sejatinya mereka hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan manusia.