14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Warga

Peringati kelahiran hingga kematian

14 upacara adat Jawa Tengah yang hingga kini masih dikerjakan. Meski zaman telah modern, namun upaya melestarikan tradisi masih terus dilakukan, diantaranya yakni penyelenggaraan upacara adat.     

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali kebudayaan. Ada beragam tradisi dan upacara adat di setiap daerah. Tentu saja setiap tradisi dan upacara adat memiliki makna serta tujuannya masing-masing.

Apabila Anda sedang mencari informasi tentang upacara adat Jawa Tengah maka Anda ada di tempat yang tepat. Berikut ini adalah 5 upacara adat jawa tengah yang perlu Anda ketahui.

Baca Juga: Padusan di Masa Pandemik, Nasib Tradisi Masyarakat Jawa Jelang Ramadan

1. Mendak Kematian

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Wargainstagram.com/nanoesumarjonodjojomisastro

Upacara adat dari Jawa Tengah yang pertama adalah Mendak Kematian. Upacara adat ini dilakukan untuk memperingati kematian seseorang pasca 1 tahun meninggal. Menurut sejarah yang beredar, upacara adat Mendak Kematian berhubungan erat dengan agama Hindu Buddha pada masa kerajaan dahulu.

Ada sebuah upacara adat dari Jawa Tengah yang mirip dengan Mendak Kematian ini yakni Mitoni. Perbedaannya adalah mitoni merupakan upacara adat yang ditujukan untuk memperingati tujuh hari pasca kematian seseorang.

2. Ruwatan

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaRuwat Rambut Gembel

Ruwatan merupakan salah satu upacara adat yang cukup populer di Indonesia. Upacara adat dari Jawa Tengah ini merupakan sebuah sarana yang dilakukan untuk membebaskan atau menyucikan diri manusia dari dosa serta kesalahan yang pernah diperbuatnya.

Sebagai contoh, ruwatan kerap dilakukan di wilayah sekitar Dieng Wonosobo. Anak-anak di wilayah tersebut yang memiliki rambut gimbal akan dianggap sebagai keturunan Buto Ijo yang jahat. Anak-anak ini harus segera diruwat agar bisa terhindar dari berbagai malapetaka yang mungkin terjadi.

3. Padusan

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Wargaboyolali.go.id

Upacara adat berikutnya yang akan dibahas adalah padusan. Padusan merupakan sebuah tradisi yang dilakukan ketika bulan Ramadhan tiba. Nama Padusan berasal dari kata Adus yang artinya mandi, sehingga Padusan ditujukan untuk membersihkan diri baik secara jiwa maupun raga agar siap dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan yang suci.

Upacara adat ini merupakan salah satu budaya peninggalan dari Walisongo kala masih menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada saat itu, Walisongo menyatukan budaya Jawa bergaya dominasi Hindu dengan budaya Islam sehingga terlahirlah upacara padusan.

Upacara ini dilakukan bersama-sama dalam satu sungai sehingga padusan selalu memiliki suasana yang gembira dan ramai.

4. Kenduren

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Wargabudayajawa.id

Istilah kenduren tentu sudah tidak asing bagi beberapa orang yang tinggal di tanah Jawa. Kenduren atau yang lebih sering dikenal dengan nama Selametan ini merupakan sebuah kegiatan dimana diadakan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau kepala suku.

Pada zaman dahulu, di upacara Kenduren selalu disajikan sesaji sebagai persembahan. Setelah dilebur bersama dengan budaya Islam, kenduren berubah dari menyiapkan sesaji menjadi acara makan bersama setelah acara doa selesai dilakukan.

5. Nyadran

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Wargainstagram.com

Warga Jawa Tengah memiliki banyak sekali upacara adat yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan. Nyadran merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan ketika bulan suci Ramadhan dengan tujuan menyambut kedatangannya.

Nyadran sebelumnya adalah tradisi dari agama Hindu Buddha sebelum akhirnya dilebur oleh para Walisongo. Para sunan mengganti kalimat pujaan kepada roh dengan bacaan Al Qur’an.

Kala itu, tidak banyak masyarakat Jawa yang mau menerima perubahan tersebut. Tetapi lambat laun, bacaan Al Quran ini bisa diterima dan dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Sama seperti Kenduren, beberapa kegiatan Nyadran juga dilengkapi dengan acara makan bersama dalam satu tempat berbentuk memanjang.

 

6. Syawalan (lebaran ketupat)

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Wargaketupat (instagram.com/diary.tour)

Syawalan atau masyarakat Jawa sering menyebut dengan lebaran ketupat merupakan salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini dilakukan tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri.

Jika daerah lainnya menyajikan ketupat pada saat hari raya Idul Fitri, masyarakat Jawa lazimnya baru menyajikan ketupat saat momen syawalan atau lebaran ketupat

7. Larung Sesaji

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaIstimewa

Larung Sesaji merupakan upacara adat Jawa yang masih dilakukan. Larung Sesaji adalah tradisi wujud syukur atas nikmat Tuhan berupa rezeki, keselamatan serta hasil alam yang melimpah, hasil bumi maupun laut.

Bagi masyarakat Jawa Timur khususnya di Kediri Larung Sesaji, yaitu menghanyutkan sepotong kepala lembu dan bebek ke Sungai Brantas, kemudian diikuti dengan Labuh Bumi.

Sementara bagi masyarakat Jawa di Solo biasanya yakni menempatkan kepala kerbau di puncak Gunung Merapi. Berbagai daerah di Jawa juga masih menggelar upacara adat ini meski berbeda-beda lokasi

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

8. Peringatan Weton

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaNasi bancakan (instagram.com/solo.foodie)

Tradisi weton atau kelahiran hingga saat ini masih dilakukan oleh mayoritas masyarakat Jawa. Tradisi wetonan yakni dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur menyambut lahirnya seorang bayi.

Tradisi ini dilakukan harapannya supaya nantinya bayi tersebut terhindar dari bahaya dan bisa mendapatkan rezeki serta keberuntungan yang lebih.

Tradisi weton selain bagi bayi yang baru lahir biasanya dilakukan juga dengan menggelar bancakan atau membagi-bagikan makanan dan puasa weton sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT.

9. Tingkeban

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaProsesi tingkeban Nella Kharisma (instagram.com/nellakharisma)

Tingkeban atau mitoni merupakan tradisi masyarakat Jawa yang telah dilaksanakan secara turun-menurun. Mitoni berasal dari bahasa Jawa pitu yang artinya tujuh, upacara adat ini dilangsungkan saat seorang ibu tengah mengandung bayi tujuh bulun

Mitoni merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menghilangkan kecemasan seorang ibu pada saat mengandung bayi.

10. Saparan

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaTradisi saparan (Instagram.com/infoandong)

Saparan merupakan tradisi Masyarakat Jawa yang masih dilakukan hingga kini. Tiap daerah berbeda-beda melakukan ritual Saparan tersebut, namun inti dari upacara adat tersebut yakni bersyukur dan meminta keselamatan dan perlindungan Allah SWT dari malapetaka.

Daerah yang masih melakukan ritual Saparan di Jawa diantara tradisi Yaqowiyu di Klaten, Saparan Bekakak di Jogja ada juga ritual sapar di Magelang.

11. Brobosan

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaTradisi brobosan Prosesi pemakaman KGPAA Mangkunegoro IX di Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Brobosan merupakan yang masih lazim kita temukan pada masyrakat Jawa khususnya Jawa Tengah. Brobosan merupakan tradisi di mana ketika ada saudara atau kerabat yang meninggal, keluarga terdekat harus menerobos melewati bawah peti jenazah yang tengah digotong.

Pada tradisi Brobosan anak dan cucu dari orang yang sudah meninggal melakukan tradisi ini yakni menerobos ke bawah kolong melewati jenazah. Hal ini harus dilakukan sebanyak tiga kali.

Tujuannya untuk menghormati kepergian jenazah dan mengikhlaskan kepergiannya.

12. Tedak Siten

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaPotret prosesi Tedak Siten anak Kartika Sary (Rahultukangphoto via instagram.com/kartikasary)

Upacara tradisional ini masih banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Tedak Siten merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang tua saat anaknya sudah menginjak usia tujuh bulan. Upacara ini juga dikenal dengan nama upacara turun tanah karena bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tanah yang dia pijak.

Upacara dilakukan di pagi hari sesuai dengan tanggal dan hari kelahiran anak.

13. Merti Desa/Merti Dusun

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaWarga Krebet, Sendangdari, Pajangan, Bantul gelar budaya Merti Dusun setelah vakum dua tahun akibat pandemi.(IDN Times/Daruwaskita)

Merti Desa merupakan salah satu tradisi Jawa yang masih dikerjakan hingga saat ini.

Merti Desa merupakan wujud syukur masyarakat desa terhadap Tuhan yang telah memberikan karuniaNya sepanjang tahun, baik berupa panen yang melimpah maupun nikmat yang lain.

Merti Desa diawali dengan warga melakukan bersih-bersih lingkungan tempat tinggal mereka, kemudian membuat kenduri dan berdoa mengucap syukur kepada Allah SWT. Di beberapa daerah pada momen Merti Desa masyarakat akan melakukan kirab dengan memilih tempat awal dimulainya kirab dan berakhir di sebuah tempat dan dilanjutkan dengan doa.

Banyak desa di Jawa yang masih melakukan tradisi merti desa ini, biasanya sesudah panen raya. Meski begitu upacara merti desa dilakukan bisa berbeda setiap tahun, maka itu pelaksanaan merti desa tidak mempunyai tanggal dan bulan yang pasti.

Selain setelah panen raya biasanya setiap desa melaksanakan tradisi ini berdasarkan penanggalan Bulan Jawa Sapar, Dulkaidah dan pada hari dan pasaran misalnya Senin Wage, Sabtu Kliwon, atau Minggu Kliwon.

14. Jamasan Pusaka

14 Upacara Adat Jawa Tengah, Tradisi Unik yang Masih Dilakukan WargaIDN Times/Larasati Rey

Upacara Jamasan Pusaka merupakan salah satu tradisi rutin yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Sura atau Muharram untuk membersihkan benda-benda pusaka.
.
Tradisi tersebut hadir di banyak tempat di Pulau Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, juga Yogyakarta.

Selain membersihkan secara fisik, prosesi itu juga sebenarnya bertujuan untuk membersihkan diri secara kebatinan.

Bagaimana manusia itu harus introspeksi setidaknya setahun sekali mengingat apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun dan apa yang akan dilakukan pada tahun mendatang

Diantara 14 upacara adat diatas, manakah yang pernah Anda lihat? Anda bisa datang ke Jawa Tengah dan menyaksikan sendiri bagaimana proses dilangsungkannya upacara adat tersebut ketika waktunya tepat.

Baca Juga: Foto-foto Tradisi Padusan Menyambut Ramadan di Boyolali, Super Heboh 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya