Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa STMIK Komputama Kembangkan Alat Penyemprot Hama Otomatis

idntimes.com
Mahasiswa STMIK Komputama Majenang yang kembangkan alat penyemprot hama otomatis berbasis IoT untuk tanaman durian, Selasa (5/8/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)
Intinya sih...
  • Berbasis sensor dan aplikasi smartphone
  • Diuji di kebun durian Cipetir Majenang
  • Kampus teknologi yang ingin berdampak
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cilacap, IDN Times - Inovasi teknologi dari dunia kampus kembali hadir dari Kabupaten Cilacap. Seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Komputama Majenang, berhasil menciptakan purwarupa alat penyemprot hama otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang difokuskan pada tanaman durian.

Siti Janatul Ma’wa, mahasiswi penerima Beasiswa Program Kuliah Tani Pondok menyebut inovasi ini menjadi wujud nyata teknologi tepat guna yang dapat langsung diaplikasikan oleh petani, terutama di kawasan Majenang yang dikenal sebagai sentra pertanian durian.

1. Berbasis sensor dan aplikasi smartphone

idntimes.com
Ma'wa sebut Selama ini penyemprotan hama masih dilakukan secara manual, satu per satu, Selasa(5/8/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Dalam keterangannya saat ujian skripsi di Kampus STMIK Komputama, Ma’wa menjelaskan bahwa alat ini bekerja dengan sensor gerak (motion sensor) yang mampu mendeteksi keberadaan organisme pengganggu tanaman (OPT). Saat sensor mendeteksi hama mendekat, sistem akan secara otomatis menyemprotkan cairan pestisida ke area yang terdeteksi.

"Selama ini penyemprotan hama masih dilakukan secara manual, satu per satu. Tapi dengan sistem ini, penyemprotan dilakukan otomatis saat hama terdeteksi, bisa juga dikontrol secara manual melalui aplikasi Blynk dari smartphone,"ungkap Ma’wa.

Dengan menggunakan aplikasi Blynk, petani bisa memonitor dan mengaktifkan sistem dari jarak jauh. Hal ini dinilai sangat efisien, menghemat waktu dan tenaga petani, serta meningkatkan efektivitas dalam penanggulangan hama.

2. Diuji di kebun durian Cipetir Majenang

idntimes.com
Tunas buah durian nantinya bisa dikembangkan dengan metode semprot hama berbasis aplikasi.(IDN Times/Tangkapan layar)

Penelitian ini dilakukan di Kebun Cipetir, Desa Bener, Kecamatan Majenang, lokasi budidaya durian yang selama ini kerap mengalami gangguan hama. Dengan pendekatan metodologi Waterfall yang mencakup tahapan analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan.

"Hasil pengujian menunjukkan alat mampu mendeteksi pohon durian muda dan menyemprotkan cairan pestisida secara otomatis, efisiensi waktu dan tenaga cukup terasa dibanding metode manual,"imbuhnya.

Ia berharap, alat ini nantinya bisa dikembangkan tidak hanya untuk durian kecil (tinggi di bawah dua meter), namun juga diterapkan pada berbagai jenis tanaman dan skala kebun yang lebih besar.

3. Kampus teknologi yang ingin berdampak

idntimes.com
Ketua STMIK Komputama Majenang Nana Kusnana (kiri) akui gembira dengan inovasi semprot hama berbasis teknologi, Selasa (5/8/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Ketua STMIK Komputama Majenang, Kusnana, M.Kom, menyambut baik inovasi yang dilakukan oleh mahasiswanya tersebut. Menurutnya, purwarupa alat ini adalah bukti konkret bahwa perguruan tinggi vokasional dan teknologi dapat melahirkan karya yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

"Meski masih prototipe, alat ini sudah terbukti bisa bekerja dengan bai, kedepan, kami ingin mengembangkan sistem ini agar bisa diterapkan di lahan pertanian yang lebih luas dan pada tanaman lainnya, ini sejalan dengan visi kampus kami teknologi yang berdampak,"kata Kusnana.

Ia juga menyampaikan bahwa pihak kampus terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut, baik dengan pemerintah daerah, swasta, maupun komunitas petani, guna mengembangkan dan memperbanyak pemanfaatan alat berbasis IoT tersebut di sektor pertanian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us