PMI Banyumas Kirim Plasma Hingga ke Korea Selatan, Total 266,191 Liter

- Plasma darah kini bisa diolah menjadi obat derivat plasma untuk kebutuhan medis
- PMI Banyumas dinilai terbaik dalam pengiriman plasma ke Korea Selatan
- PMI Banyumas sudah memenuhi sertifikasi CPOB, akreditasi Kementerian Kesehatan, dan sertifikat kelayakan dari SK Plasma
Banyumas, IDN Times - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyumas terus menunjukkan kiprahnya di tingkat nasional bahkan internasional. Terbaru, Unit Pengelola Darah (UPD) PMI Banyumas dipercaya sebagai salah satu dari 11 unit di Indonesia yang menyalurkan plasma darah untuk fraksionasi ke Korea Selatan.
Program ini menjadi bagian penting dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan seluruh komponen darah yang didonorkan masyarakat. Dalam catatan PMI Banyumas, pengiriman plasma untuk program fraksionasi sudah dilakukan tiga kali pada 2025, yakni bulan Maret, Juni, dan Agustus. Total volume yang berhasil dikirim mencapai 266,191 liter.
Plasma tersebut nantinya diproses menjadi bahan baku obat derivat plasma, yang bermanfaat untuk berbagai keperluan medis, mulai dari terapi pasien dengan gangguan kekebalan tubuh, hemofilia, hingga perawatan luka bakar.
"Ini bukti bahwa plasma donor dari masyarakat Banyumas benar-benar bisa memberikan manfaat luas, bahkan sampai ke tingkat global,"ujar Wakil Ketua II PMI Banyumas, dr. Tangguh Budi Prasetyo, kepada IDN Times, Rabu (20/8/2025).
1. Plasma kini punya peran vital bagi kesehatan

Menurut dr. Tangguh, selama ini plasma darah menjadi komponen yang jarang dimanfaatkan langsung di layanan transfusi. Berbeda dengan sel darah merah atau trombosit, plasma lebih sering menumpuk di bank darah.
"Dengan adanya program fraksionasi, plasma kini punya peran vital karena bisa diolah menjadi obat derivat plasma. Jadi, darah yang didonorkan masyarakat bisa sepenuhnya dimanfaatkan bagi kebutuhan medis,"jelasnya.
Ia menambahkan, program ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian Indonesia dalam produksi obat derivat plasma, yang selama ini masih banyak bergantung pada impor.
2. Banyumas dinilai terbaik dalam pengiriman

Selama dua hari terakhir, tim dari SK Plasma Core Indonesia berkunjung ke Banyumas untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengiriman tahap pertama dan kedua. Dari hasil pemantauan, PMI Banyumas mendapat apresiasi khusus.
Perwakilan SK Plasma, Ms. Haneem, menilai Banyumas sebagai unit dengan kinerja terbaik dibanding 10 UPD PMI lain yang juga terlibat dalam program ini. Namun, ia juga menekankan masih ada sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan, seperti kesesuaian dokumen, pelabelan, dan kelengkapan administrasi.
"PMI Banyumas sangat baik dalam pemenuhan persyaratan, terutama soal pencapaian suhu saat pengiriman plasma. Itu aspek yang sangat krusial agar plasma tetap bisa diproses,"katanya.
3. PMI Banyumas sudah kantongi sertifikasi lengkap

Diketahui, PMI Banyumas sendiri bisa ikut serta dalam program ini karena telah memenuhi berbagai persyaratan ketat.
Beberapa di antaranya adalah sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM, akreditasi dari Kementerian Kesehatan, serta sertifikat kelayakan dari SK Plasma.
"Semua persyaratan itu sudah kami penuhi. Jadi, kami merasa bangga bisa ikut mendukung program nasional ini sekaligus berkontribusi untuk kesehatan masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri,"pungkas dr. Tangguh.