Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Tips Mendidik Anak yang Keras Kepala, Perlu Cara Khusus!

ilustrasi anak menangis (unsplash.com/Annie Spratt)
Intinya sih...
  • Mendidik anak yang keras kepala memerlukan pendekatan khusus agar sifat tersebut dapat diarahkan menjadi positif.
  • Orangtua perlu berbicara dengan tenang dan menunjukkan empati terhadap perasaan anak agar mereka mau mendengarkan.
  • Memberikan pilihan pada anak dapat membantu mereka merasa terlibat dan belajar mengambil keputusan, sehingga sikap keras kepala dapat diarahkan menjadi kemampuan mandiri yang positif.

Mendidik anak menjadi tugas berat yang harus dilakukan oleh setiap orangtua, termasuk dengan berbagai karakter yang mungkin dimiliki oleh setiap anaknya. Anak yang memiliki karakter keras kepala biasanya akan menunjukkan sikap yang tidak mudah menyerah, cenderung menolak arahan, dan juga sulit diatur oleh orangtua. Namun, sebetulnya sifat tersebut bisa menjadi tanda bahwa anak memiliki kemampuan yang kuat dan juga rasa percaya diri yang tinggi.

Orangtua harus bisa memahami bagaimana caranya mendidik anak yang memiliki karakter keras kepala, sehingga mereka akan tetap tumbuh menjadi pribadi yang baik tanpa harus kehilangan potensi positif yang ada pada dirinya. Lakukan beberapa tips penting ini dalam mendidik anak yang keras kepala agar nantinya bisa membantu mereka untuk mampu mengelola emosi dengan baik.

1. Menggunakan pendekatan yang tenang dan penuh empati

ilustrasi anak marah (pexels.com/Allan Mas)

Pada saat orangtua menghadapi anak yang sah kepala tentu sangat penting untuk tidak langsung membalas sikap keras yang ditunjukkan olehnya, entah itu melalui kemarahan atau pun emosi yang berapi-api. Anak yang merasa diserang atau pun dipaksa biasanya akan semakin mempertahankan pendapat atau pun sikapnya, sehingga membuat orangtua justru akan semakin sulit untuk mengatur mereka.

Tidak ada salahnya jika orangtua bisa mencoba untuk berbicara dengan nada yang lebih tenang, serta berusaha menunjukkan empati terhadap perasaan yang dimiliki anak. Melalui pendekatan yang tepat maka, anak akan merasa dipahami dan mau untuk lebih terbuka adalah mendengarkan pendapat dari orangtuanya.

2. Berikanlah pilihan pada anak, bukan paksaan

ilustrasi anak marah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orangtua mungkin sering memberikan perintah yang kaku terhadap anak, sehingga membuat mereka jadi merasa terkekang dengan aturan yang ada. Mungkin orangtua bisa berusaha untuk memberi anak pilihan yang nantinya bisa membuat mereka jadi merasa lebih terlibat dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga tidak akan sampai merasa diatur-atur.

Memberikan pilihan dapat membuat anak merasa memiliki kontrol atas situasi dan juga membantunya agar bisa belajar koperatif. Hal tersebut bisa mengajarkan anak bagaimana caranya mengambil keputusan yang tepat, sehingga sikap keras kepala tersebut bisa diarahkan menjadi kemampuan mandiri yang tentunya positif.

3. Fokus pada komunikasi dan mau mendengarkannya

ilustrasi anak dan ibu (pexels.com/PNW Production)

Anak yang keras kepala mungkin memiliki pendapat yang ingin didengarkan oleh kedua orangtuanya, sehingga jangan sampai diabaikan begitu saja. Sebelum memberikan arahan atau pun nasehat, maka orangtua bisa terlebih dahulu mendengarkan apa yang memang ingin disampaikan oleh anak, sehingga jangan langsung menasehati mereka berlebihan.

Coba ajukan pertanyaan yang mungkin dapat membantu orangtua dalam memahami sudut pandang mereka dengan baik, serta mau validasi perasaan yang dimilikinya. Jika orangtua melakukan pendekatan yang tepat, maka anak akan mau untuk diajak berdiskusi agar nantinya bisa menemukan solusi bersama yang dapat menguntungkan kedua pihak.

4. Berusaha untuk tetap tegas dan konsisten

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/Monstera Production)

Orangtua mungkin berusaha untuk tetap menggunakan pendekatan empati dan memberikan pilihan terhadap anak-anaknya. Namun, jangan sampai justru lupa untuk tetap bersikap tegas dan konsisten dalam menerapkan batasan yang ada. Anak yang keras kepala biasanya akan lebih rentan dalam melanggar aturan.

Pastikan bahwa orangtua menetapkan konsekuensi yang jelas jika anak sampai tidak mau mematuhi aturan yang ada, seperti mengurangi uang jajan, membatasi waktu bermain gadget, hingga melarang untuk menonton TV. Sikap tegas dan konsisten bukan berarti orangtua bermaksud untuk bersikap keras, namun untuk memastikan bahwa anak dapat memahami aturan yang ada.

Mendidik anak yang keras kepala membutuhkan kesabaran dan ketenangan yang ekstra, termasuk memahami karakter yang dimilikinya. Orangtua membutuhkan pendekatan khusus agar sifat keras kepala yang dimiliki oleh anak bisa diarahkan menjadi sesuatu yang positif. Jangan sampai bersikap keras terhadap anak yang juga keras kepala!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us