Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Cara Mendidik Anak Introvert vs Ekstrovert, Pahami!

Ilustrasi dua orang anak (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi dua orang anak (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Pendekatan komunikasi: dengar vs ajak bicaraAnak introvert lebih suka diam, sementara anak ekstrovert aktif berbicara dan berinteraksi.
  • Kebutuhan sosial: sendirian vs berkumpulAnak introvert senang waktu sendiri, sedangkan anak ekstrovert butuh teman dan acara sosial.
  • Pemecahan masalah: fokus diri vs kolaborasiAnak introvert cenderung mencari solusi sendiri, sementara anak ekstrovert lebih terbuka untuk berdiskusi dan kolaborasi.

Mengasuh anak itu gak pernah ada buku petunjuknya. Terlebih lagi kalau anak yang kita didik punya karakter yang berbeda. Ada perbedaan signifikan dalam mendidik anak yang introvert dan ekstrovert. Mungkin kamu pernah bingung, kok rasanya cara mendekati anak introvert dan ekstrovert itu beda banget, ya?

Nah, artikel ini bakal menjelaskan secara praktis apa yang perlu kamu perhatikan saat mendidik mereka, biar perkembangan anak jadi lebih maksimal sesuai dengan karakter mereka. Yuk, simak!

1. Pendekatan komunikasi: dengar vs ajak bicara

Ilustrasi seorang anak perempuan dan seorang ibu (Pexels.com/Barbara Olsen)
Ilustrasi seorang anak perempuan dan seorang ibu (Pexels.com/Barbara Olsen)

Anak introvert biasanya lebih senang diam, gak suka terlalu banyak bicara, dan lebih menikmati kesendirian. Maka, saat mendidik anak introvert, kamu harus lebih banyak menjadi pendengar. Memberi mereka ruang untuk berbicara tanpa terburu-buru akan sangat membantu.

Sementara itu, anak ekstrovert lebih suka berbicara dan berinteraksi. Mereka perlu banyak stimulasi sosial dan lebih terbuka dalam komunikasi. Kamu bisa mendekati anak ekstrovert dengan mengajak mereka berbicara lebih sering, memberikan tantangan sosial, dan memuji kreativitasnya.

2. Kebutuhan sosial: sendirian vs berkumpul

Ilustrasi anak-anak sedang bermain (Pexels.com/Antonius Ferret)
Ilustrasi anak-anak sedang bermain (Pexels.com/Antonius Ferret)

Anak introvert cenderung lebih suka waktu sendiri untuk menenangkan pikiran dan berkarya. Jika kamu punya anak introvert, penting untuk memberi waktu mereka untuk melakukan aktivitas soliter yang mereka sukai, seperti membaca atau menggambar.

Anak ekstrovert, di sisi lain, merasa lebih hidup saat berada di tengah keramaian. Mereka butuh teman-teman dan acara sosial untuk berkembang. Jadi, anak ekstrovert akan lebih senang jika kamu mengajak mereka bermain dengan teman-temannya, atau mendaftarkan mereka ke kegiatan sosial.

3. Pemecahan masalah: fokus diri vs kolaborasi

Ilustrasi seorang wanita dan seorang anak perempuan (Pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi seorang wanita dan seorang anak perempuan (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat menghadapi masalah, anak introvert lebih cenderung untuk merenung, berpikir, dan mencari solusi sendiri. Mereka butuh waktu untuk menyusun langkah-langkah pemecahan masalah dengan cara yang lebih pribadi.

Sebaliknya, anak ekstrovert akan lebih terbuka untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Mereka merasa lebih kuat dalam kolaborasi dan sering mencari bantuan dari orang lain. Dalam mendidik anak ekstrovert, cobalah untuk memberi kesempatan bagi mereka untuk berkolaborasi dan belajar dari interaksi sosial.

4. Tanggapan terhadap stres: menarik diri vs ekspresikan emosi

Ilustrasi seorang ibu dan seorang anak laki-laki (Pexels.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi seorang ibu dan seorang anak laki-laki (Pexels.com/Ivan Samkov)

Anak introvert cenderung menarik diri saat mereka merasa stres atau overwhelmed. Mereka butuh ruang untuk menenangkan diri dan mengelola perasaan mereka. Sebagai orang tua, kamu harus bisa menghormati ruang pribadi mereka, dan memberi dukungan dengan cara yang tidak mengganggu.

Anak ekstrovert, sebaliknya, lebih cenderung mengekspresikan stres mereka dengan berbicara atau mencari dukungan dari orang sekitar. Untuk anak ekstrovert, memberikan perhatian lebih pada cara mereka mengekspresikan perasaan bisa membantu mereka merasa didukung.

5. Memberikan motivasi: kepercayaan diri vs energi eksternal

Ilustrasi seorang ibu dan dua orang anak perempuan (Pexels.com/Anastasia Shuraeva)
Ilustrasi seorang ibu dan dua orang anak perempuan (Pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Anak introvert biasanya lebih mudah merasa percaya diri dengan pencapaian pribadi mereka, meski gak banyak orang yang tahu. Mereka lebih suka diakui dalam lingkup kecil yang personal.

Berbeda dengan anak ekstrovert, yang mendapatkan motivasi dari perhatian orang lain dan keramaian. Anak ekstrovert akan merasa lebih dihargai jika mendapat pengakuan dari orang banyak. Maka, sebagai orang tua, kamu perlu menyesuaikan cara memberi penguatan agar sesuai dengan cara mereka merasa dihargai.

Mendidik anak, apalagi dengan kepribadian yang berbeda, memang gak mudah. Namun, kalau kamu bisa menyesuaikan pendekatan dengan sifat dasar mereka, proses ini bisa jadi pengalaman yang berharga. Jadi, pahami anakmu, dan jangan takut untuk beradaptasi dengan cara yang lebih personal. Anak yang merasa dimengerti dan dihargai akan berkembang lebih baik, terlepas dari apakah mereka introvert atau ekstrovert. Ingat, yang penting bukanlah seberapa keras kamu mendidik, tapi seberapa tulus kamu memahami mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us