10 Rekomendasi Film Natal Tak Biasa yang Wajib Ditonton, Ada Die Hard

- Film Natal non-keluarga menawarkan pengalaman menonton yang berbeda
- Lethal Weapon dan Gremlins menampilkan nuansa Natal dengan adegan kekerasan dan kisah kelam
- The Girl with the Dragon Tattoo, Spencer, dan Eyes Wide Shut menghadirkan suasana Natal yang suram dan kompleks
Musim liburan telah tiba, dan menonton film Christmas atau Natal yang menarik merupakan salah satu cara terbaik untuk merasakan suasana meriah. Film-film Natal biasanya menampilkan kisah keluarga yang menghangatkan hati dengan pesan-pesan positif dan nada ceria yang dapat dinikmati oleh semua usia. Namun, meskipun film-film tersebut umumnya ringan dan menyenangkan, tidak semua orang menyukai tema yang terlalu "manis" dan penuh khayalan.
Terkadang, kita ingin menikmati film dengan tema yang berbeda sambil tetap merasakan suasana liburan. Untungnya, Hollywood memiliki tradisi panjang dalam merilis film-film bertema Natal dengan alur cerita yang tidak cocok untuk ditonton bersama keluarga. Jadi, setelah menidurkan si kecil, kamu dapat menonton film-film Natal non-keluarga berikut ini.
1. Lethal Weapon (1987)

Setahun sebelum Die Hard, Lethal Weapon telah lebih dulu menjadi film aksi bertema Natal yang dipenuhi dengan aksi kekerasan dan bahasa kasar yang tidak biasa ditemukan dalam film Natal pada umumnya. Lethal Weapon mengisahkan dua polisi dengan kepribadian yang berbeda yaitu Riggs (Mel Gibson) dan Murtaugh (Danny Glover) yang dipaksa bekerja sama untuk mengungkap kasus penyelundupan heroin yang dilakukan oleh Shadow Company. Kesuksesan film ini melahirkan dua sekuel berikutnya.
Hingga saat ini, Lethal Weapon masih dianggap sebagai salah satu film aksi buddy cop terbaik. Nuansa Natal dalam film ini justru menjadikannya semakin unik dan berkesan. Di adegan awal film, Riggs yang sedang menyamar terlibat dalam sebuah transaksi narkoba di pasar pohon Natal. Namun, transaksi tersebut berujung pada baku tembak yang menegaskan bahwa Lethal Weapon adalah film Natal yang berbeda dari yang lain.
2. Gremlins (1984)

"Jangan biarkan terkena cahaya (terutama sinar matahari), jangan biarkan terkena air, dan jangan beri makan setelah tengah malam". Tiga aturan ini wajib dipatuhi ketika kamu memiliki Mogwai. Gizmo, seekor Mogwai jinak yang diberikan kepada Billy (Zach Galligan) sebagai hadiah Natal, tanpa sengaja terkena air dan menghasilkan banyak Mogwai baru. Kekacauan pun terjadi dalam film yang sulit dikategorikan sebagai film horor maupun film Natal ini.
Pada masanya, Gremlins menuai kritik karena menampilkan banyak adegan kekerasan meskipun diklasifikasikan sebagai film PG. Hal ini bahkan mendorong dibuatnya peringkat PG-13. Namun, justru keunikan inilah yang membuat Gremlins menjadi film Natal yang unik. Salah satu adegan yang paling diingat dari film ini adalah monolog Kate (Phoebe Cates), pacar Billy yang menceritakan kematian ayahnya pada malam Natal. Ayah Kate meninggal saat mencoba turun dari cerobong asap dengan mengenakan kostum Sinterklas. Meskipun berisi pesan moral, kisah ini terdengar cukup kelam untuk sebuah film bertema Natal.
3. Black Christmas (1974)

Dirilis empat tahun sebelum Halloween dan pada tahun yang sama dengan The Texas Chainsaw Massacre, Black Christmas merupakan salah satu film slasher pertama yang pernah dibuat. Film ini berlatar di sebuah asrama mahasiswi di Toronto dan mengisahkan sekelompok mahasiswi yang dilecehkan, dikuntit, dan dibunuh oleh seorang pembunuh misterius selama libur Natal. Black Christmas menawarkan kisah kelam dan penuh teror dalam genre slasher yang masih berkembang pada saat itu, dengan akhir cerita yang tragis.
Kontras yang tajam antara suasana Natal yang damai dan indah dengan adegan-adegan pembunuhan yang brutal dalam Black Christmas menciptakan efek yang sangat kuat dan mengerikan. Meskipun pada awalnya film ini tidak mendapat sambutan yang meriah, namun seiring berjalannya waktu, Black Christmas berhasil mendapatkan reputasi sebagai film horor klasik yang legendaris. Seperti yang tertulis dalam tagline-nya, "Jika Black Christmas tidak membuat kamu merinding, berarti kulit kamu terlalu tebal."
4. Spencer (2021)

Berkumpul dengan keluarga saat Natal dan bertemu dengan kerabat yang selama ini dihindari tentu dapat menjadi momen yang canggung. Situasi ini akan semakin rumit jika kamu memiliki keluarga besar, terlebih lagi jika keluarga tersebut adalah Monarki Inggris. Inilah situasi yang digambarkan dalam film Spencer. Film drama psikologis ini dibintangi oleh Kristen Stewart sebagai Putri Diana dan berlatar pada pertemuan Natal keluarga kerajaan di tahun 1991. Diana merasa sangat tidak bahagia dalam pernikahannya dengan Pangeran Charles (Jack Farthing) dan memikirkan untuk bercerai.
Film ini menggambarkan Sandringham, kediaman keluarga kerajaan, sebagai sebuah tempat yang dingin, kaku, dan penuh dengan bayang-bayang masa lalu. Persiapan Natal di sana bukanlah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan cinta, melainkan sebuah operasi militer yang dijalankan oleh sepasukan pelayan dengan presisi yang sempurna. Hanya sedikit film yang mampu menangkap suasana dingin dan suram musim dingin di Inggris sebagaimana yang ditampilkan dalam Spencer.
5. Carol (2015)

Dalam sebuah film Natal tipikal, keluarga selalu digambarkan sebagai sesuatu yang positif dan mudah diterima. Merayakan kebersamaan dengan keluarga adalah inti dari perayaan Natal. Jika pun terdapat konflik, biasanya bersifat umum dan ringan. Namun ketika terdapat ketidakseimbangan yang mendasar dalam sebuah keluarga, momen Natal yang seharusnya penuh kehangatan justru menjadi lebih kompleks dan melankolis. Hal inilah yang diangkat dalam film Carol, sebuah adaptasi dari novel The Price of Salt karya Patricia Highsmith.
Carol adalah film drama romantis berlatar masa lalu yang mengisahkan hubungan cinta terlarang antara seorang calon fotografer bernama Therese (Rooney Mara) dan seorang sosialita asal New York bernama Carol (Cate Blanchett). Pertemuan pertama mereka terjadi saat Natal, ketika Therese membantu Carol memilih hadiah untuk putrinya. Carol meninggalkan sarung tangannya di toko, dan ketika Therese mengembalikannya, romansa mereka pun mulai bersemi. Saat itu, Carol sendiri sedang meragukan komitmennya terhadap pernikahannya.
6. The Girl With the Dragon Tattoo (2011)

The Girl with the Dragon Tattoo berlangsung selama satu tahun, dengan musim Natal menandai awal dan akhir cerita. Film ini mengisahkan Mikael Blomkvist (Daniel Craig) yang menarik diri dari publik untuk menyelidiki kasus hilangnya seorang wanita muda yang terjadi 40 tahun silam. Dalam penyelidikannya, ia menemukan banyak kasus pembunuhan lain yang belum terpecahkan. Blomkvist kemudian merekrut Lisbeth Salander (Rooney Mara), seorang peretas antisosial untuk membantunya memecahkan kasus tersebut.
Adegan Natal pertama dalam film ini menunjukkan Blomkvist yang berada di titik terendah dalam hidupnya. Ia kehilangan semua tabungannya karena sebuah tuntutan pencemaran nama baik dan menjadi kambing hitam media. Bahkan saat mencoba menikmati makan malam Natal, ia merasakan ketegangan dari orang-orang di sekitarnya yang merasa ia telah melampaui batas. Adegan Natal kedua muncul di penghujung film dan berfokus pada Salander, yang akhirnya merasa telah membangun hubungan sosial yang nyata.
Namun ketika ia datang membawakan hadiah Natal untuk Blomkvist dan melihat Blomkvist sedang berpesta seolah tidak mengenalnya, Salander menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari masyarakat. Film-film David Fincher memang seringkali bertema gelap, namun dalam The Girl with the Dragon Tattoo, Fincher memperluas pandangan dunia yang suram tersebut hingga ke momen Natal.
7. The Nice Guys (2016)

Shane Black memang selalu menyelipkan unsur Natal dalam film-filmnya. The Nice Guys adalah salah satu film komedi buddy cop karyanya yang mengisahkan seorang detektif payah bernama Holland March (Ryan Gosling) dan seorang pria bayaran bernama Jackson Healy (Russell Crowe). Berlatar di Los Angeles tahun 1970-an, The Nice Guys merupakan mahakarya dalam genrenya. Meskipun unsur Natal dalam film ini tidak sebanyak film-film Shane Black lainnya, namun tetap hadir di penghujung cerita.
Sepanjang film, March dan Healy digambarkan sebagai dua individu yang kesepian dan tidak memiliki keluarga. Mereka bekerja sama untuk menyelidiki kematian seorang bintang porno. Di adegan terakhir yang berlatar saat Natal, mereka berkumpul dengan Holly (Angourie Rice), putri March, dan merayakan Natal bersama sebagai sebuah keluarga yang unik. Momen inilah yang menjadikan The Nice Guys layak dikategorikan sebagai film bertema Natal.
8. Eyes Wide Shut (1999)

Eyes Wide Shut film terakhir karya sutradara legendaris Stanley Kubrick, mungkin adalah film dalam daftar ini yang paling baik dalam menangkap keindahan dan kemilau lampu Natal. Namun, film ini dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk Natal bagi semua karakter yang terlibat. Eyes Wide Shut mengisahkan Dr. Bill Harford (Tom Cruise) dan istrinya, Alice (Nicole Kidman) yang hubungannya diuji oleh sebuah peristiwa yang mungkin nyata atau hanya khayalan.
Setelah Alice mengungkapkan kepada Bill bahwa ia pernah memikirkan untuk berselingkuh setahun sebelumnya, Bill pun terguncang dan mengalami malam yang liar di jalanan New York City. Malam itu berakhir dengan Bill yang menghadiri sebuah pesta seks ritual bertopeng. Film ini diakhiri dengan adegan Bill dan Alice yang berbelanja Natal bersama putri mereka. Kalimat terakhir Alice dalam film ini sangat ikonik namun tidak pantas didengar oleh anak-anak.
9. Batman Returns (1992)

Film Batman kedua karya Tim Burton, Batman Returns, membawa penonton ke Kota Gotham yang diselimuti es dan salju dengan lampu Natal menerangi langit dan orang-orang menyanyikan lagu-lagu Natal di jalanan. Dalam film ini, Batman versi Michael Keaton harus berhadapan dengan Penguin (Danny DeVito) yang bersembunyi di gorong-gorong dan Catwoman (Michelle Pfeiffer) yang awalnya musuh kemudian menjadi sekutu. Meskipun tidak sepopuler film Batman pertama karya Tim Burton, Batman Returns tetap memiliki daya tariknya tersendiri.
Berbeda dengan Batman (1989), Tim Burton memiliki kebebasan kreatif yang lebih besar dalam menggarap Batman Returns. Hal ini membuat Batman Returns menjadi film yang lebih gelap dan unik dibandingkan pendahulunya. Penggambaran Penguin yang terkadang mengerikan dan seksualitas Catwoman yang ditonjolkan menciptakan kontras yang menarik dengan suasana Natal yang ceria. Kontras ini semakin mempertegas ancaman yang menghantui penduduk Kota Gotham.
10. Die Hard (1988)

Die Hard adalah film tentang sebuah keluarga yang berusaha untuk bersatu kembali di hari Natal. Film ini menawarkan sebuah kisah Natal klasik dengan sentuhan aksi melawan sekelompok teroris Eropa. Die Hard mengisahkan seorang polisi New York bernama John McClane (Bruce Willis) yang pergi ke Los Angeles untuk merayakan Natal bersama keluarganya. Ketika sedang menghadiri pesta Natal di kantor istrinya, sekelompok teroris bersenjata yang dipimpin oleh Hans Gruber (Alan Rickman) tiba-tiba menyerang dan menyandera semua orang.
McClane pun terpaksa bertarung sendirian melawan para teroris tersebut untuk menyelamatkan para sandera. Aksi heroik McClane yang dibumbui dengan humor sarkastis menjadikan Die Hard sebuah tontonan yang menghibur. Konsep Die Hard yang menampilkan seseorang terjebak di sebuah lokasi terisolasi pada saat yang tidak tepat telah menjadi formula yang banyak ditiru dalam film-film aksi Hollywood. Meskipun sering diadaptasi, Die Hard tetap menjadi film aksi Natal terbaik dan pilihan yang tepat untuk menemani liburan kamu.
Film-film tersebut menawarkan alternatif menarik bagi penonton yang ingin menikmati suasana Natal dengan cara yang berbeda. Mulai dari aksi menegangkan, komedi gelap, hingga drama psikologis, film-film ini menyajikan kisah yang unik dan menarik dengan balutan nuansa Natal yang khas. Meskipun tidak semua film cocok untuk ditonton bersama keluarga, namun film-film tersebut tetap menawarkan pengalaman menonton yang berkesan dan tak terlupakan.