Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Cara Membedakan Asam Lambung dan Maag, Jangan Sampai Keliru!

ilustrasi sakit perut (pexel.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sakit perut (pexel.com/Sora Shimazaki)
Intinya sih...
  • Lokasi nyeri bisa menjadi petunjuk awal yang jelas antara asam lambung dan maag.
  • Maag sering kambuh saat perut kosong, sementara asam lambung bisa muncul kapan saja.
  • Obat maag berbeda dengan obat asam lambung, respons tubuh terhadap obat bisa menjadi indikator penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nyeri di perut bagian atas, mual, atau dada terasa panas, gejalanya mirip, tapi penyebabnya bisa beda. Banyak orang masih bingung bedain antara asam lambung dan maag, padahal penanganannya gak selalu sama. Kalau kamu salah mengira, bisa-bisa gejalanya makin parah dan bikin aktivitas harian terganggu.

Kenali perbedaannya biar kamu bisa lebih peka sama sinyal tubuh dan tahu kapan harus ke dokter. Yuk, simak cara membedakannya secara sederhana tapi akurat.

1. Lokasi nyeri

Ilustrasi wanita sedang sakit perut. (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi wanita sedang sakit perut. (pexels.com/cottonbro studio)

Nyeri maag biasanya terasa di bagian atas perut, tepat di bawah tulang dada. Rasanya seperti perih atau ditusuk, dan sering muncul saat perut kosong. Sementara asam lambung bisa naik ke dada dan tenggorokan, bikin sensasi terbakar atau panas di dada (heartburn).

Kalau kamu merasa nyeri yang menjalar ke dada dan tenggorokan, kemungkinan besar itu asam lambung. Tapi kalau nyerinya lebih terpusat di perut dan terasa saat telat makan, itu bisa jadi maag. Lokasi nyeri bisa jadi petunjuk awal yang cukup jelas.

2. Waktu munculnya gejala

ilustrasi diet (pexel.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi diet (pexel.com/Andrea Piacquadio)

Maag sering kambuh saat kamu telat makan atau perut kosong terlalu lama. Gejalanya bisa mereda setelah makan, meski kadang muncul lagi kalau makannya terlalu pedas atau asam. Sementara asam lambung bisa muncul kapan saja, bahkan setelah makan.

Kalau kamu merasa gejala muncul saat perut kosong dan membaik setelah makan, itu cenderung maag. Tapi kalau justru muncul setelah makan besar atau berbaring, itu bisa jadi asam lambung. Perhatikan pola waktu munculnya gejala biar gak salah tebak.

3. Sensasi di tenggorokan

ilustrasi sakit tenggorokan (pexels.com/Picas Joe)
ilustrasi sakit tenggorokan (pexels.com/Picas Joe)

Asam lambung bisa naik ke tenggorokan dan mulut, bikin rasa pahit atau asam yang gak nyaman. Kadang disertai batuk kering, suara serak, atau rasa seperti ada cairan naik dari perut. Maag biasanya gak sampai bikin sensasi di tenggorokan.

Kalau kamu sering merasa tenggorokan panas atau pahit setelah makan, itu bisa jadi tanda refluks asam lambung. Maag lebih fokus ke nyeri perut dan mual, tanpa efek ke saluran atas. Sensasi di tenggorokan bisa jadi pembeda yang cukup jelas.

4. Pemicu utama

ilustrasi wanita sedang stres (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi wanita sedang stres (pexels.com/Kaboompics.com)

Maag sering dipicu oleh pola makan yang gak teratur, konsumsi makanan pedas, asam, atau kopi berlebihan. Sementara asam lambung bisa dipicu oleh stres, kebiasaan langsung tidur setelah makan, atau makan terlalu cepat. Faktor gaya hidup punya peran besar dalam refluks asam.

Kalau kamu punya kebiasaan makan buru-buru atau langsung rebahan setelah makan, itu bisa memicu asam lambung. Tapi kalau kamu sering telat makan atau makan pedas saat perut kosong, itu cenderung maag. Kenali kebiasaanmu biar tahu akar masalahnya.

5. Respons terhadap obat

ilustrasi minum obat (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi minum obat (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Obat maag biasanya berupa antasida yang menetralkan asam di lambung dan cepat meredakan nyeri. Sementara asam lambung butuh obat penekan produksi asam seperti PPI (proton pump inhibitor) atau H2 blocker. Kalau kamu minum antasida tapi gejalanya tetap muncul, bisa jadi itu bukan maag.

Respons tubuh terhadap obat bisa jadi indikator penting buat membedakan keduanya. Jangan asal minum obat tanpa tahu jenis gangguan yang kamu alami. Kalau gejala gak membaik, sebaiknya konsultasi ke dokter.

6. Dampak jangka panjang

Ilustrasi wanita sedang sakit perut. (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi wanita sedang sakit perut. (pexels.com/cottonbro studio)

Maag biasanya bersifat episodik dan bisa dikontrol dengan pola makan yang baik. Tapi asam lambung yang gak ditangani bisa jadi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yang berdampak ke kualitas tidur, suara, dan bahkan gigi. Gejalanya bisa muncul terus-menerus dan bikin aktivitas harian terganggu.

Kalau kamu mulai merasa gejala muncul hampir setiap hari dan bikin kamu gak nyaman beraktivitas, itu bisa jadi asam lambung kronis. Maag cenderung lebih mudah dikendalikan, meski tetap butuh perhatian. Jangan anggap remeh gejala yang terus berulang.

Asam lambung dan maag memang punya gejala yang mirip, tapi kalau kamu perhatikan detailnya, ada banyak perbedaan yang bisa dikenali. Jangan asal tebak atau minum obat sembarangan, karena penanganan yang tepat dimulai dari pemahaman yang akurat. Tubuh kamu selalu kasih sinyal, tinggal kamu mau dengar atau enggak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us