Cerita Kak Arsy, Tanamkan Karakter Baik Pada Anak Lewat Dongeng 

Tekun di jalur dongeng untuk investasi di akhirat

Semarang, IDN Times - Ikhtiar menanamkan karakter baik sejak dini pada anak-anak tidak melulu menjadi tugas para guru di sekolah. Para pendongeng pun punya andil dalam mendidik generasi ke depan melalui berbagai media dan cara.

1. Guru PAUD yang juga pendongeng

Cerita Kak Arsy, Tanamkan Karakter Baik Pada Anak Lewat Dongeng Warsiyah atau Kak Arsy sedang menjalani profesinya sebagai pendongeng di Kota Semarang. (IDN Times/bt/Warsiyah)

Seperti cerita Warsiyah, pendongeng dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Perempuan yang akrab disapa Kak Arsy saat menjalan profesi sebagai pendongeng ini tidak pernah putus asa untuk melestarikan tradisi tutur itu. 

Guru sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Semarang ini sudah sejak tahun 2017 menjalankan profesi sebagai pendongeng. Ia menjalankan profesi itu karena setiap hari berkutat dengan anak-anak usia 4–6 tahun. 

‘’Saat mengajar dan mendidik anak usia dini saya harus memiliki jurus agar mereka bisa menerima materi yang saya sampaikan dengan baik sesuai harapan. Salah satu metode yang saya lakukan, yaitu dengan bercerita,’’ ungkapnya kepada IDN Times, Sabtu (19/3/2023). 

Agar saat bercerita tidak monoton, perempuan berusia 43 tahun ini mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau workshop tentang bercerita atau mendongeng. Ia mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI) pada tahun 2016. 

Baca Juga: Kisah Perempuan di Kelistrikan, Garda Depan Layanan Transmisi Semarang

2. Belajar dari pengalaman untuk tahu minat anak

Cerita Kak Arsy, Tanamkan Karakter Baik Pada Anak Lewat Dongeng Warsiyah atau Kak Arsy sedang menjalani profesinya sebagai pendongeng di Kota Semarang. (IDN Times/bt/Warsiyah)

Selain itu, Arsy juga terus belajar dan belajar dari pengalaman yang ia jumpai di lapangan pada saat bercerita untuk mengetahui apa yang diminati anak. Selain itu, ia juga belajar dan berlatih menjadi seorang ventriloquist atau seni bersuara tanpa menggerakkan bibir dengan menggunakan media boneka.

‘’Dengan bekal ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tersebut, saya bisa lebih meningkatkan kualitas dalam bercerita seperti mampu menggunakan karakter suara yang berbeda di antara masing-masing tokoh. Kemudian, setelah itu saya juga memberanikan diri untuk mengikuti sejumlah kompetisi mendongeng,’’ tuturnya yang sudah berhasil meraih prestasi dalam lomba mendongeng dari tingkat kota, provinsi hingga nasional. 

Berkat prestasi yang diraih tersebut, Arsy mendapat berkah karena dipercaya berbagai lembaga pendidikan (sekolah) mulai dari PAUD hingga SD dan TPQ untuk mendongeng. Sebuah jalan panjang bagi mantan penyiar radio ini melanggengkan tradisi mendongeng di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi. Namun, Arsy meyakini banyak sekali nilai-nilai positif yang bisa diunduh dari dongeng. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

‘’Tradisi mendongeng sekarang ini sudah mulai surut. Pada era modern seperti saat ini terjadi pergeseran kebiasaan masyarakat seiring perkembangan teknologi. Komunikasi orang tua kepada anak berbeda zaman dahulu dengan sekarang. Dulu dongeng bisa jadi media komunikasi untuk mendekatkan dan merekatkan hubungan antara orang tua dan anak. Sedangkan, kini tergantikan oleh gadget,’’ jelasnya. 

3. Sisipkan pesan moral dalam cerita

Cerita Kak Arsy, Tanamkan Karakter Baik Pada Anak Lewat Dongeng Warsiyah atau Kak Arsy sedang menjalani profesinya sebagai pendongeng di Kota Semarang. (IDN Times/bt/Warsiyah)

Kendati demikian, lulusan Magister PAUD Universitas PGRI Semarang ini tetap konsisten menjalani profesi sebagai pendongeng. Arsy yang biasa mendongeng di PAUD, TK, SD, TPQ, panti asuhan dan pondok pesantren ini menggunakan media berupa boneka bernama Cempluk. Boneka ini muncul di awal penampilan untuk ice breaking dan untuk selanjutnya pada saat menyampaikan materi, ia bercerita dengan mengandalkan karakter suara. 

Saat mendongeng Arsy selalu menyisipkan pesan moral pada setiap cerita. Upaya ini agar anak-anak bisa teredukasi dan termotivasi untuk melakukan perbuatan baik seperti yang ada di dalam cerita. Adapun, materi dongen yang biasa Arsy sampaikan saat bercerita atau mendongeng adalah kisah–kisah nabi, sahabat nabi dan cerita fabel.

‘’Jadi, intinya melalui bercerita atau mendongeng saya bisa memberi nasehat kepada anak-anak tanpa harus menggurui. Sehingga, mereka bisa melakukan hal-hal baik dari hati tanpa ada paksaan. Melalui dongeng ini harapannya bisa membentuk karakter anak sejak dini,’’ ujarnya yang sudah mendongeng di berbagai daerah di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini. 

4. Dongeng jadi media komunikasi dan parenting

Cerita Kak Arsy, Tanamkan Karakter Baik Pada Anak Lewat Dongeng Warsiyah atau Kak Arsy sedang menjalani profesinya sebagai pendongeng di Kota Semarang. (IDN Times/bt/Warsiyah)

Tidak berhenti pada pembentukan karakter anak sejak dini, Arsy juga terus melestarikan dongeng melalui kegiatan edukasi dan parenting kepada orang tua siswa di sekolah-sekolah. Ia mengajak orang tua untuk bercerita kepada anak minimal 10 menit setiap hari pada malam hari menjelang tidur. Sehingga, kegiatan literasi ini tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah antara orang tua dan anak. 

Sementara, selama menjalani profesi sebagai pendongeng, Arsy lebih banyak merasakan suka daripada duka. Pernah ada pengalaman yang tak terlupakan saat ia bercerita di depan anak-anak SD di Kota Semarang. Arsy menggunakan media boneka dan di dalam memainkan boneka ia mengaplikasikan ilmu ventriloquist. 

‘’Lalu, ada seorang anak yang sangat penasaran kenapa boneka itu terlihat bisa bicara sendiri padahal mulut saya tidak terlihat berbicara. Setelah selesai mendongeng anak tersebut meminta boneka dengan paksa. Saya mencoba melakukan pendekatan dengan anak itu dan mencoba menanyakan mengapa dia ingin memiliki boneka itu. Ternyata, anak itu bilang dia mau bawa pulang boneka saya untuk dijadikan adiknya. Usut punya usut anak itu belum memiliki adik alias anak tunggal,’’ jelasnya.

Hingga saat ini dan ke depan Arsy tetap akan menjalankan profesi sebagai pendongeng. Sebab, sekarang belum banyak yang menekuni profesi itu, sehingga masih cukup menjanjikan.

‘’Profesi ini bagian saya melakukan syiar atau dakwah untuk investasi akhirat. Saya pun tidak memasang tarif kecuali penyelenggara mengundang saya untuk keperluan komersial,’’ pungkas Arsy.

Baca Juga: Kisah Perempuan Pengendara Motor, Hapus Stereotip dan Lampaui Gender

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya