Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Tenaga Medis Saat Lebaran, Rindu Pulang Tapi Tugas Mengundang

Ilustrasi petugas medis. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Semarang, IDN Times - Mudik adalah satu yang dinanti bagi para perantau yang jauh dari kampung halaman saat Hari Raya Idul Fitri. Mereka yang mencari rezeki di luar kota atau luar negeri selalu merindukan momen pulang untuk berkumpul keluarga saat Lebaran. 

1. Dokter menahan rindu mudik saat Lebaran

Ilustrasi Tenaga Medis di tengah Pandemik COVID-19 (Instagram.com/rscm.official)

Namun, momen itu jarang sekali dirasakan oleh Ade Dhani Nuraini dalam beberapa tahun terakhir. Profesi pekerjaan sebagai dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo Semarang, Jawa Tengah memanggilnya untuk tetap bertugas saat Hari Raya Idul Fitri.

Seperti Lebaran tahun 2022 ini, perempuan berusia 34 tahun itu kembali harus bertugas saat masyarakat merayakan Hari Idul Fitri. Ia harus mengurungkan diri pulang ke kampung halaman di Kota Bekasi untuk bertemu orang tua dan keluarga besarnya.

‘’Iya, tahun ini belum bisa mudik lagi pas Lebaran seperti dua tahun terakhir. Kalau Lebaran dua tahun lalu memang dilarang mudik karena kasus COVID-19 tinggi dan memang harus bertugas melayani pasien virus corona. Namun, tahun ini tetap nggak bisa mudik karena dapat piket jaga pas Lebaran,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (23/4/2022).

2. Sudah 6 tahun tidak kumpul komplit dengan keluarga besar

Ilustrasi Bersalaman Lebaran (IDN Times/Sukma Shakti)

Bahkan, tahun ini Ade harus jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) saat Lebaran hari pertama, Senin (2/5/2022) dan beberapa hari saat masa cuti bersama. Ia bersama 28 dokter lainnya di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu harus tetap menjalankan tugas profesi melayani pasien yang datang ke rumah sakit.

Ade menuturkan, selama menjadi dokter memang sangat jarang ia melakukan mudik. Ia masih ingat terakhir mudik dan berkumpul dengan keluarga besarnya itu enam tahun lalu.

‘’Enam tahun lalu itu adalah terakhir saya kumpul keluarga secara komplit bersama orang tua dan kakak adik. Setelah itu susah sekali ketemu mereka di Lebaran karena kami juga sama-sama merantau dari Kota Bekasi untuk bekerja. Ada yang di Bandung, Purwokerto, dan Semarang,’’ tutur anak ketiga dari empat bersaudara itu.

3. Merasa berkah menjadi kaum terpilih

ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Namun, setiap kali tidak mudik saat Lebaran banyak cerita dan pengalaman yang membuatnya tetap bersyukur sebagai tenaga medis saat melayani pasien rumah sakit. Menurut dia, dokter maupun profesi lainnya yang tidak bisa libur atau belum bisa mudik karena harus bekerja ini adalah orang-orang yang terpilih untuk mendapat berkah yang lebih besar dari Allah SWT.

‘’Seperti profesi dokter yang harus bekerja saat Hari Raya Idul Fitri. Pada momen Lebaran justru banyak pasien yang datang ke rumah sakit untuk membutuhkan pertolongan. Sebab, saat Hari Raya Idul Fitri banyak fasilitas kesehatan yang tutup. Inilah berkahnya karena kita bisa membantu orang yang susah di waktu yang sempit,’’ ujar ibu satu anak ini.

Ade juga masih ingat ketika ia tidak bisa mudik pada Lebaran tahun lalu saat kasus COVID-19 varian Delta menyerang. Pada saat ia bertugas di Hari Raya Idul Fitri, mau menjalankan salat ied saja sangat susah karena pasien virus corona datang tidak henti-henti.

‘’Mereka datang dengan membawa tes rapid antigen yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan membutuhkan pertolongan dan perawatan. Saat itu kita yang tugas sampai lupa cara duduk di kursi karena harus selalu siaga dan wara-wiri melayani pasien,’’ tuturnya.

4. Selalu rindu masakan Mama saat Lebaran

opor ayam putih (resepkoki.id)

Kerinduan pada orang tua dan keluarga kadang bisa ditebus ketika tugas sudah selesai. Setelah Lebaran ia biasa menyempatkan waktu pulang ke Bekasi menjenguk orang tua atau malah Papa dan Mama Ade yang datang ke Kota Semarang untuk menjenguknya.

‘’Sedih sih setiap lebaran nggak bisa kumpul keluarga. Apalagi, tidak bisa mencicipi masakan Mama seperti lontong opor dan kupat glabed buatan, itu yang selalu bikin kangen dan pengen mudik,’’ katanya.

Namun, meski tahun ini harus tetap bertugas di Hari Raya Idul Fitri, Ade merasa beruntung pada sebelum Lebaran masih bisa pulang ke Bekasi. Ia pun mempersiapkan mudik di masa kelonggaran saat pandemik ini untuk menjenguk orang tuanya.

‘’Jadi nanti tanggal 27 April aku pulang dulu ke Bekasi terus sebelum tanggal 2 Mei aku balik lagi ke Semarang karena tugas mengundang,’’ tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
ANGGUN PUSPITONINGRUM
EditorANGGUN PUSPITONINGRUM
Follow Us