Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Langkah Tegas Hentikan Drama di Tempat Kerja, No More Toxic!

ilustrasi kantor (pexels.com/ Fox)
ilustrasi kantor (pexels.com/ Fox)

Setiap orang pasti menginginkan suasana kerja yang nyaman dan kondusif. Tapi, bekerja dengan berbagai macam karakter orang, nyatanya bisa mengundang drama di kantor. Meski terkadang hanya bermula dari hal kecil, tetap saja bisa berujung menjadi konflik besar kalau dibiarkan berlarut-larut.

Jangan sepelekan drama-drama yang terjadi di tempat kerja. Alih-alih ikut terjebak dalam suasana kerja yang toxic sampai mengganggu produktivitas, cobalah untuk mengambil peran dalam penyelesaian konflik tersebut. Enam langkah di bawah ini bisa menjadi cara yang lugas dan efektif dalam menghentikan drama di tempat kerja. Selamat mencoba!

1. Ambil tanggung jawab untuk menyelesaikannya

ilustrasi kantor (pexels.com/ Christina Morillo)
ilustrasi kantor (pexels.com/ Christina Morillo)

Jangan tunggu orang lain untuk bergerak. Setiap orang punya kewajiban untuk memberikan kontribusi positif terhadap tim, gak terkecuali kamu. Ketika orang lain mulai saling melempar alasan. Tampilah sebagai inisiator yang mendukung terciptanya Solusi atas permasalahan yang terjadi.

Jangan terjebak dalam drama berkepanjangan. Selain membuat suasana kerja menjadi gak nyaman, lingkungan kerja yang toxic hanya akan menguras emosi. Kamu bisa mencoba mengajak pihak terkait bicara dengan tujuan yang jelas, yaitu menyelesaikan masalah. Fokuslah pada langkah yang bisa diambil agar situasi lebih baik.

2. Bahas permasalahannya, jangan melebar

ilustrasi pekerja (pexels.com/ Yan Krukau)
ilustrasi pekerja (pexels.com/ Yan Krukau)

Saat diskusi, batasi pembicaraan pada inti masalah saja. Hindari membuka isu lama atau menambahkan topik yang gak relevan. Fokus pada permasalahan membuat solusi lebih cepat ditemukan dan mencegah munculnya konflik baru.

Jika perlu, catatlah poin-poin penting yang akan dibahas. Misalnya, tujuan apa yang ingin dicapai, fakta apa saja yang berkaitan dengan kejadian yang tengah berlangsung, atau solusi yang mungkin bisa ditawarkan. Jika pembicaraan tidak berjalan baik, tetaplah tenang dan kembalikan topik pembahasan pada inti permasalahan dan solusinya.

3. Jangan beri respons reaktif

ilustrasi pekerja (pexels.com/ Ahmed)
ilustrasi pekerja (pexels.com/ Ahmed)

Terkadang, kondisi yang gak ideal bisa memicu reaksi spontan yang justru memperparah drama. Jangan mudah terpancing dengan kondisi ini. Kenali baik-baik bagaimana cara emosi bekerja. Jika kamu mudah terpicu oleh trigger, cobalah mundur sejenak dari drama yang ada. Tarik napas, beri jarak, dan tunda responsmu sampai kamu merasa lebih tenang.

Sikap tenang gak cuma bermanfaat buatmu, tapi juga berpengaruh bagi orang lain. Dalam kondisi tenang, kamu bisa berpikir dengan logis. Sehingga, langkah-langkah yang kamu ambil pun akan jauh lebih masuk akal. Jika drama ini membutuhkan peranmu untuk menyelesaikannya, kamu bisa berdiskusi dengan kepala dingin dan energi yang positif.

4. Pahami dari berbagai sudut pandang

iustrasi kelompok pekerja (pexels.com/ Theo Decker)
iustrasi kelompok pekerja (pexels.com/ Theo Decker)

Drama juga seringkali muncul karena miskomunikasi atau asumsi. Sebelum menyimpulkan, coba dengarkan semua pihak dan tanyakan apa motivasi atau kendala mereka hingga terlibat dalam drama tersebut. Melihat masalah dari sisi lain akan membantumu lebih mudah dalam mencari akar permasalahannya.

Gunakan kalimat terbuka seperti, “Kalau dari POV kamu bagaimana?” atau “Coba jelaskan posisimu agar aku lebih paham tentang situasi yang terjadi.” Empati sederhana yang kamu tunjukkan gak hanya cukup untuk menurunkan ketegangan, tapi juga membuat orang lain merasa nyaman. Dan yang terpenting, sikap tersebut akan membangun trust orang lain kepadamu.

5. Buat solusi yang relevan

ilustrasi pekerja profesional (pexels.com/ Ivan Samkov)
ilustrasi pekerja profesional (pexels.com/ Ivan Samkov)

Setelah masalah semakin jelas, arahkan energi ke solusi nyata. Hindari solusi berupa sanksi atau hukuman yang cuma jadi pemicu balas dendam. Pilih langkah yang fair, bisa dilaksanakan, dan fokus untuk memperbaiki proses atau komunikasi yang bermasalah.

Menyusun solusi yang relevan juga bisa menjadi contoh jika terjadi drama serupa di waktu mendatang. Gak ada yang lebih baik selain belajar dari pengalaman. Oleh karena itu, membuat keputusan bersama demi menjadikan tim lebih baik, akan jauh lebih bernilai ketimbang sanksi semata.

6. Ciptakan lingkungan kerja yang sehat

ilustrasi pekerja (pexels.com/ RDNE Stock Project)
ilustrasi pekerja (pexels.com/ RDNE Stock Project)

Jika masalah sudah teratasi, fokuslah pada upaya untuk membangun budaya kerja yang sehat. Ajak timmu untuk bekerja secara terbuka, transparan, dan menghargai batasan. Kalian bisa membuat aturan komunikasi yang jelas, melakukan kegiatan menyenangkan bersama untuk menciptakan bounding yang kuat, juga menjunjung sikap respek pada sesama anggota tim.

Drama di kantor emang gak sepenuhnya bisa dihilangkan, tapi bisa dikurangi dengan langkah-langkah praktis di atas. Mulailah dari sikap pribadi yang tepat, sampai penerapan dalam tim agar semua orang merasa punya peran. Coba terapkan satu persatu, dan lihat bagaimana suasana kerja jadi lebih tenang dan produktif. Fokus pada kolaborasi dan feedback yang positif, perlahan akan mengikis drama-drama yang gak penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us