TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data Gibran Kaesang Bocor, Jokowi: Itu Mungkin Karena Keteledoran

Hacker Bjorka jual data penduduk Indonesia.

Presiden Jokowi hadiri Kongres ISEI XXII di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya Sih...

  • Presiden Jokowi merespon kebocoran data NPWP keluarganya yang dijual oleh Hacker Bjorka di Breach Forums.
  • Jokowi memerintahkan Kementerian Informasi, Keuangan, dan BSSN untuk memitigasi kebocoran data NPWP miliknya dan 6 juta penduduk Indonesia.
  • Hacker Bjorka menjual 6 juta data NPWP dengan harga Rp. 150 juta, termasuk milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani & menteri lainnya.

Boyolali, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo merespons adanya kebocoran data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) keluarganya, yang dijual oleh Hacker Bjorka di Breach Forums. Dalam data tersebut terdapat juga data milik Presiden Joko Widodo dan kedua putranya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

1. Perintahkan Kominfo untuk mitigasi

Merespons hal tersebut, Jokowi telah memerintahkan Kementerian Informasi, Keuangan, dan BSSN untuk melakukan memitigasi kebocaran data NPWP miliknya dan sekitar 6 juta penduduk Indonesia yang dijual di Breach Forum oleh Hacker Bjorka.

“Saya sudah perintahkan Kominfo dan Kementerian Keuangan untuk memitigasi secepatnya. Termasuk BSSN untuk memitigasi secepatnya,” saat diwawancari usai meresmikan Tol Solo-Jogja di Banyudono, Boyolali, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga: Keluarga Dokter PPDS Undip Serahkan Data ke Tim Investigasi dan Polisi

2. Kebocoran data juga terjadi di negara lain

Jokowi mengatakan jika peristiwa kebocoran data merupakan hal yang biasa terjadi pada era dunia digital. Menurutnya, kasus tersebut tidak hanya terjadi di Indonesa melainkan juga terjadi di negara-negara lain.

“Peristiwa seperti ini kan juga terjadi di negara-negara lain,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jika kebocoran data tersebut sebagai bentuk keteledoran. Selain itu penggunaan lokasi penyimpanan data yang berbeda-beda juga bisa menjadi ruang melakukan peretasan.

“Kebocoran data itu mungkin karena keteledoran. Bisa terjadi karena penyimpanan data yang juga terlalu banyak di tempat yang berbeda dan bisa menjadi ruang untuk diretas,” jelas Jokowi.

Berita Terkini Lainnya