TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dugder! Warga Semarang Sambut Ramadan dengan Suka Cita 

Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum pimpin kirab budaya

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin kirab budaya dugderan, Selasa (21/3/2023). (dok. Pemkot Semarang)

Semarang, IDN Times -  Masyarakat Kota Semarang bersuka cita siap menyambut bulan Ramadan esok lusa, Kamis (23/3/2023). Hal itu ditandai dengan pembacaan Suhuf Halaqoh oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang bertindak sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum pada Kirab Budaya Dugderan di Masjid Agung Semarang, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga: Daftar Jalan yang Tutup saat Prosesi Dugderan Semarang Sambut Ramadan

1. Rasa syukur bulan Ramadan dijalani tanpa pembatasan

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin kirab budaya dugderan, Selasa (21/3/2023). (dok. Pemkot Semarang)

Selain pembacaan Suhuf Halaqoh, bulan Ramadan di Kota Semarang juga ditandai dengan pemukulan bedug yang berbunyi “Dug..dug..dug…” dan meriam berbunyi “Der..der..der..”. Tradisi itu sudah digelar sejak tahun 1881 pada masa Adipati Hanengmenggolo. 

Waki Kota Semarang yang akrab disapai Ita ini mengungkapkan rasa syukur atas penyelenggaraan Dugderan tahun 2023 ini. 

“Alhamdulillah tahun ini Dugderan dilakukan secara penuh seperti saat sebelum pandemik COVID-19. Kirab Budaya dan Prosesi Dugderan bisa kembali diselenggarakan,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, sejumlah kegiatan ibadah di bulan suci Ramadan juga dapat dilaksanakan tanpa pembatasan. 

2. Warga berebut 10 ribu roti ganjelrel

Kirab dan prosesi Dugderan di Kota Semarang. (dok. Pemkot Semarang)

“Semua kegiatan bisa sepenuhnya dijalani. Ibadah sudah 100 persen. Alhamdulillah sudah bisa diadakan di masjid, mushola, langgar,” terangnya.

Meski demikian, pihaknya tetap berpesan kepada warga kota Semarang untuk dapat menyesuaikan dengan protokol kesehatan. 

“Kami mengimbau tetap mewujudkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, kalau di tempat ramai ya tetap pakai masker. Selain itu, kami memberitahukan kepada warga agar tidak melaksanakan buka ataupun sahur bersama di jalan raya. Sebab, sudah ada Peraturan Wali kota yang melarang itu,” jelas Ita.

Pada kesempatan tersebut warga berkumpul dan meramaikan prosesi Dugderan di alun-alun Masjid Agung Semarang. Mereka menyambut Kirab Budaya Dugderan dan berebutan 10 ribu roti khas Semarang, ganjelrel. 

Baca Juga: 7 Potret Gebyuran Bustaman, Tradisi Jelang Ramadan di Semarang 

Berita Terkini Lainnya