TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Titik Api di Jurang, Tim Pemadaman Karhutla Gunung Sumbing Kesulitan

Kapolda pantau pemadaman 

Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Temanggung, IDN Times - Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel memantau penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung.

Rycko bertemu sejumlah relawan yang terlibat dalam penanganan karhutla di Posko Banaran, Kecamatan Tembarak, Temanggung, Senin (23/9).

Baca Juga: Hutan Lindung Gunung Sumbing Terbakar, 134 Pendaki Dievakuasi

1. Kapolda mendengar kendala pemadaman Karhutla dari para relawan

ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Kedatangan Rycko ingin mengetahui kondisi para relawan yang berjuang memadamkan api tersebut.

"Saya ingin mendengar langsung masalah kesulitan, baik kesulitan yang berkaitan dengan masalah teknis, koordinasi, sekaligus peralatan-peralatan yang diperlukan maupun kesulitan lain saat melakukan tugas di atas lereng Sumbing ini," katanya dikutip IDN Times dari kantor berita Antara, Selasa (24/9).

Lebih lanjut ia mengaku pihaknya sudah mengidentifikasi kesulitan para relawan dan sudah membagi tugas untuk memenuhi kebutuhan mereka . Kapolda juga meminta supaya pemadaman dibantu dari Kapolres, Dandim, bupati, Kepala BPBD dan stake holder terkait lainnya supaya bisa menyelesaikan pemadaman dalam waktu yang singkat.

2. Titik api berada di dalam jurang, tim kesulitan sampai ke lokasi

ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Pada pertemuan dengan para relawan tersebut Rycko mengatakan kebutuhan yang diperlukan di antaranya sepatu lars, kemudian alat-alat untuk membuat sekatan bakar, serta alat pemotong untuk membuka jalur.

"Itu beberapa kesulitan yang segera akan kita penuhi supaya kawan-kawan yang bertugas didukung dengan peralatan yang cukup sehingga bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi," ujarnya.

Kesulitan lain yang dialami relawan adalah susahnya mencapai titik api lantaran medan berada di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan posisi api di dalam jurang.

"Medannya berjurang-jurang sehingga kesulitan mencapai titik api, komunikasi juga tidak lancar, dan memerlukan tambahan peralatan," terang Rycko.

Baca Juga: Kebakaran di Gunung Sumbing, Petugas Padamkan Api dengan Karung Goni

Berita Terkini Lainnya