TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diterjang Upwelling, Puluhan Ton Nila Mati di Wadaslintang

Petambak diminta pakai jaring apung

Warga panen ikan di Waduk Wadaslintang. IDN Times/Fariz Fardianto

Wonosobo, IDN Times- Fenomena air laut menjadi sangat dingin (upwelling) yang muncul saat kemarau panjang terus memakan korban. Kali ini puluhan ton ikan nila ditemukan mati massal di perairan Waduk Wadaslintang, Wonosobo. 

Baca Juga: Ribuan Ikan Waduk Kedungombo Mendadak Mati. Apa Penyebabnya?

1. Kematian ribuan nila secara beruntun selama empat hari

IDN Times/Istimewa

Kematian ribuan ekor nila dilaporkan oleh para petambak yang tinggal di area Desa Sumberejo, Kecamatan Wadaslintang. Kematian massal ribuan nila terjadi beruntun sejak Minggu 21 Juli kemarin.

"Setelah tiga empat hari sejak kejadian, kondisi kematian sudah mulai menurun," kata Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, Raden Gatot Perdana dalam keterangan yang didapat IDN Times, Sabtu (27/7).

Baca Juga: Promosi Makan Ikan, Kepala BKIPM: yang Tidak Makan Ikan Ditenggelamkan

2. Ada dugaan ikan nila keracunan senyawa beracun di air Waduk Wadaslintang

IDN Times/Istimewa

Dari hasil tinjauan ke lokasi kejadian, Gatot mendapati banyak nila yang mati rata-rata memiliki berat 1-2 kilogram, dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan. Lokasinya berada di tengah waduk. Ada dua karamba milik dua petambak atas nama Ian dan Nurdin dengan kondisi nila yang mati menambang.

"Ada dugaan kematian ratusan ton ikan di keramba waduk tersebut disebabkan pengaruh upwelling yang kerap terjadi setiap sepuluh tahunan. Fenomena ini memunculkan suhu permukaan air rendah sehingga massa air di bagian bawah danau lebih hangat menghasilkan massa air di bawahnya naik ke atas yang membawa senyawa beracun termasuk NH3 dan H2S. Ini membuat ikan sulit bernafas karena minim pasokan oksigen di dalam air," terangnya. 

Baca Juga: BKIPM Bidik Peluang Ekspor Bahan Baku Makanan Halal ke Timur Tengah

3. Para petambak ikan nila diminta beralih memakai jaring apung

IDN Times/Istimewa

Gatot menyarankan kepada para petambak ikan untuk segera beralih menggunakan jaring apung untuk mengantisipasi munculnya fenomena upwelling. 

Para petani, katanya sudah diminta lebih cermat dan rutin menguji kualitas air di lingkungan budidaya ikan. "Sebaiknya diatur juga kepadatan tebar dan segera memanen dan menarik jaring apabila mulai terjadi perubahan cuaca yang ekstrem," terangnya. 

Baca Juga: Musim Kemarau, Puluhan Kebakaran Lahan Terjadi di Semarang

Berita Terkini Lainnya