TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lika-liku Peternak Tegal Sukses Atasi Virus PMK: Kandang Ternak Diisolasi

Jateng surplus hewan ternak saat Idul Adha

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Tegal, IDN Times - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda Indonesia terutama Jawa Tengah membuat para peternak kalang kabut. Mereka pun berusaha sekuat tenaga menjaga ternak kesayangannya supaya tetap sehat dan tidak tertular virus tersebut. 

Salah satunya dilakukan Dian Widiyanto, seorang peternak yang tergabung dalam Kelompok Ternak Sapi dan Domba Berkah, Kabupaten Tegal. 

Dian mengakui dengan adanya penularan PMK membuatnya kepayahan. Pasalnya, ia selama ini memiliki 73 ekor sapi, 300 kambing yang dipelihara di desanya. 

"Saya bersyukurnya semua hewan ternak saya sampai sekarang masih tetap sehat. Ada 73 sapi, 300 kambing yang tidak pernah terkena PMK," kata Dian saat dikontak IDN Times, Kamis (7/7/2022). 

Baca Juga: 6 Daerah di Jateng Dapat Kiriman Vaksin PMK, Distribusinya Diam-diam

1. Hewan ternak milik Dian rutin diberi nutrisi dan mengisolasi kandang

Seorang pekerja memerah susu di peternakan milik Surinder Singh di Kota Medan. Omzet penjualan susu menurun sejak pandemik corona (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dian menuturkan keberhasilannya menjaga hewan ternaknya dari paparan virus PMK lantaran dirinya selama ini jeli memberi asupan vitamin.

Ia mengaku di tengah merebaknya PMK, dirinya rutin memberikan asupan nutrisi bagi puluhan sapi dan ratusan kambing yang dipelihara di dalam kandang. 

Dengan diberi nutrisi maka bisa meningkatkan kekebalan tubuh hewan ternak sehingga dapat mengurangi efek kematian saat tertular PMK. 

"Kuncinya cuma menjaga asupan nutrisi pakan supaya kekebalan tubuh ternak meningkat. Sehingga jika terjadi paparan virus dampaknya ringan. Selain itu, kandangnya memang saya isolasi ketat biar gak ada lalu lintas ternak dan orang-orang dari luar juga gak boleh masuk sembarangan," ungkapnya. 

2. Ada tambahan asupan premix vitamin dan pemberian ATP untuk pakan

Ilustrasi Peternakan Sapi. (IDN Times/Shemi)

Agar ternak punya daya tahan tubuh yang kuat, Dian kerap memberikan tambahan premix vitamin yang mengandung vitamin A, vitamin D3 dan Vitamin E serta serta ATP pada pakan ternak.

"Biar gak kena virus, biaya vitaminnya lumayan mahal. Tapi sedikit banyak kita terbantu kok dengan pemberian vaksinasi PMK dari pemerintah. Ternak saya juga dapat jatah vaksinasi PMK," akunya. 

3. Penjualan ternak drop 60 persen

Ilustrasi hewan ternak (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Lebih jauh lagi, walaupun ternaknya tidak pernah terpapar PMK, akan tetapi masalah lainnya datang. Yaitu terkait omzet penjualannya yang merosot drastis. 

Dian mengatakan penjualan ternaknya turun sampai 60 persen karena terkendala stok. "Penjualan ternak mengalami penurunan sekitar 60 persen. Soalnya stoknya terbatas. Ini karena kita tidak bisa menambah barang. Jadinya yang dijual ya jumlahnya sedikit," tuturnya. 

Untuk saat ini ia masih membutuhkan lebih banyak vaksin PMK. Di samping itu, ia berharap Pemkab Tegal secepatnya mengirimkan obat-obatan untuk berjaga-jaga bila ternaknya mengalami gejala infeksi PMK. 

4. Jateng kekurangan dokter hewan untuk vaksinasi PMK

Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada ternak sapi di Kulon Progo. (Dok. Kominfo Kulon Progo)

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jateng, Agus Wariyanto mengatakan proses vaksinasi PMK selama ini belum bisa menyasar ke semua sentra peternakan. Musababnya, pihaknya kekurangan dokter hewan dan petugas vaksinator di lapangan.

Ia mencontohkan Pemkab Karanganyar hanya mengerahkan 10 dokter hewan. Sedangkan Salatiga hanya ada enam dokter hewan yang rutin mengerjakan vaksinasi PMK. 

"Kendala kita hampir sebulan melakukan vaksinasi PMK rata-rata karena jumlah SDM-nya terbatas. Dokter hewan yang turun ke lokasi peternakan masih sedikit. Dan kita kerepotan menelusuri area peternakan yang benar-benar steril dari virus PMK. Seringnya kita musti blusukan ke pelosok desa yang sangat terpencil. Otomatis itu kan butuh waktu dan tenaga yang ekstra," akunya kepada IDN Times. 

5. Petugas medis sering blusukan cari peternakan di lereng Gunung Ungaran

Kondisi cakupan vegetasi pepohonan yang tumbuh di Gunung Ungaran. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Berdasarkan capaian vaksinasi PMK, Kabupaten Blora menjadi daerah yang paling banyak diberi vaksin PMK yaitu sebanyak 11 ribu dosis. 

Ia menyatakan proses vaksinasi PMK yang selama ini menguras energi berada di Kabupaten Semarang. Dengan kontur wilayah yang berbukit dan berada di lereng Gunung Ungaran, tak jarang ia mendapat laporan bahwa petugas vaksinasi PMK di Kabupaten Semarang harus menelusuri peternakan melewati jalanan terjal. 

"Di Ungaran itu seringnya petugas repot kalau mau ke peternakan. Kebanyakan jalannya sempit, tidak bisa dilewati mobil. Jadi harus pake motor menuju ke kandang sapinya," terangnya. 

Baca Juga: Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMK

Berita Terkini Lainnya