TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sasar UMKM, BSN Gelar Pameran Ber-SNI di Kota Solo

Targetkan ada penambahan produk ber-SNI dari Solo.

Pameran Indonesia Quality Expo (IQE) ke 10, di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengelar pameran Indonesia Quality Expo (IQE) ke 10, di Solo Square Mall mulai 6-9 Oktober 2022 di Kota Solo.

Pameran tersebut digelar sebagai ajang mengenalkan kepada masyarakat beragam produk ber-SNI.

Baca Juga: Solo Keroncong Festival Wujud Pengembangan Kearifan Lokal di Solo

1. Kenalkan 16 instansi berstempel SNI.

Pameran Indonesia Quality Expo (IQE) ke 10, di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Deputi Bidang Penerapan Standard an Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah mengatakan pameran ini dimeriahkan oleh 16 instansi baik dari pemerintah maupun swasta yang mengisi 48 booth.

Adapun tujuan dari pameran sendiri untuk meningkatkan kesadara para pelaku usaha khususnya UMKM di Kota Solo yterhadap produk unggulan berstempel Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Karena produk ber-SNI ini sudah terjamin kualitasnya, concern terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), dan lain sebagainya. Masyarakat perlu tahu itu. Saat ini, kami juga ada pembinaan untuk usaha mikro kecil (UMK), termasuk UMK berbasis risiko rendah. Namanya SNI Bina UMK,” ujarnya, Kamis (6/10/2022).

2. Targetkan ada penambahan produk ber-SNI.

Produk ber-SNI binaan dari Badan Standarisasi Nasional. (IDN Times/Larasati Rey)

Zakiyah mengatakan saat ini hampir 100 ribu UMK fi seluruh Indonesia yang sudah bergabung dalam SNI Bina UMK. Di Kota Solo sendiri sudah ada 85 UMK yang terdaftar, dimana 18 UMK diantaranya sudah mendapat fasilitas stempel SNI.

"Kita targetkan ada penambahan sampai 86 UMK lagi di Kota Solo sampai 2023 mendatang," katanya.

Menurutnya, sejauh ini kendala UMK mendapatkan stempel SNI adalah soal pemahaman terhadap konsep SNI, modal untuk konsistensi, dan promosi terhadap produk SNI bagi UMK.

“Tapi mendapatkan stempel SNI ada prosesnya. Mulai dari sosialisasi, bimbingan, penerapan standar, uji produk di laboraturium terakreditasi, baru kemudian diajukan ke lembaga sertifikasi. Durasi prosesnya tergantung UMK, kalau konsisten bisa cepat. Paling cepat sebulan. Kalau dimulai dari pembinaan, sekitar 3-6 bulan,” jelasnya.

Baca Juga: 82 Warung di Solo Jual Kuliner Daging Anjing, Gibran Bikin Larangan

Berita Terkini Lainnya